Chapter 15: Kenyamanan.

36 7 6
                                    

Chapter 15: Kenyamanan.

"Terima kasih juga karena telah membuat jantungku kaget dan rasanya sampai tersedak."


_______

Kecerian anak-anak memang obat yang paling manjur untuk meringankan rasa sakit atau rasa apa pun yang membuat diri tak nyaman dan kepikiran. Hanya dengan menatap wajah ceria anak kecil dapat meringankan itu semua dan itu adalah sebuah keajaiban yang sering terjadi. Anak-anak memang masih polos tanpa dosa jadi wajah mereka sangat bersinar dan sinar itulah yang meneduhkan perasaan orang dewasa. Terutama suara tawa anak kecil yang begitu renyah dan ceria tanpa beban sama sekali membuat bibir ikut tersenyum dan hati menghangat. Sentuhan anak kecil juga dapat menetralkan perasaan yang gundah karena anak kecil memiliki aura tersendiri yang tak di miliki oleh orang dewasa. Sebenarnya, setiap manusia memiliki aura khusus itu, hanya saja sudah luntur seiring usia yang menyusut.

Senyum di bibir Abimelech tak kendor sama sekali. Pria itu terlihat sangat bahagia dan menikmati apa yang ia lakukan sekarang. Berenang bersama Chilan yang mengemaskan dan Aoife yang tidak bisa berenang hanya memperhatikan mereka dari kursi yang berada di pinggir kolam renang. Karena Chilan masih kecil dan baru bisa berenang sedikit, Abimelech berenang di kolam renang khusus anak balita demi Chilan. Tapi dari senyumnya, Abimelech sangat menikmati itu.

Hitung-hitung healing dan berlatih menjadi ayah yang baik.

"Tante ayo ikut renang sama Chi dan om Abi," teriak Chilan pada Aoife yang memegang ponsel untuk memotret Chilan dan Abimelech.

Aoife menggeleng dan sedikit menjauh dari tepi kolam, takut terpeleset lalu terjebur nanti.

Abimelech membisikkan sesuatu ke telinga Chilan kemudian bocah itu kembali berteriak pada Aoife. "Gak dalam kolamnya, ayo renang bersama." Chilan adalah bocah tiga tahun yang suaranya sudah jelas saat berbicara karena sedari bayi selalu diajak interaksi oleh Satria dan keluarganya sehingga saat menginjak usia tiga tahun, Chilan sudah lancar berbicara.

"Tante kamu takut air jadi gak mau renang. Kita lanjut renang lagi yuuk." Abimelech memang pandai untuk mengambil hati anak kecil. Pertemuan Abimelech dan Chilan yang baru sekali kemarin saja sudah mampu merebut hati Chilan dan bocah itu bisa tertidur dengan nyaman dalam gendongan Abimelech. Terlebih hari ini, Abimelech benar-benar memenangkan hati Chilan karena Abimelech sudah menempati janji untuk renang bersama dan Abimelech juga mendampingi Chilan yang berenang.

Jika Abimelech berhasil mendapatkan hati Chilan, maka sepertinya Abimelech juga dapat mendapatkan hati orang tua Aoife. Apalagi kemarin saat melayat pak Satya, Abimelech mendapatkan penyambutan yang baik dari keluarga Aoife terutama orang tua Aoife. Terutama saat kemarin Abimelech meminjam mobilnya ke ayah Aoife, ia seperti mendapatkan nilai khusus dari orang tua Aoife dan paman-pamannya Aoife. Perlu lebih dekat dan sering mengobrol dengan kedua orang tua Aoife agar segalanya berjalan sesuai keinginan.

"Om Abi, Chi lapar, perutnya Chi udah bunyi." Chilan merengek lapar pada Abimelech dengan ekspresi lucu dan itu membuat Abimelech tersenyum gemas.

"Kita minta makan ke tante Aoife yuk," ajak Abimelech dengan meraih tubuh Chilan dan menggendong bocah itu sembari berjalan di dalam air. Air kolam yang tingginya hanya di bawah lutut Abimelech. Sungguh ingin membuat Abimelech tertawa karena berenang di kolam renang anak kecil yang airnya hangat.

"Bae, baby Chi kita lapar dan perutnya bunyi," ucap Abimelech pada Aoife yang duduk sambil bermain ponsel dan sebenarnya sedang memotret Abimelech saat keluar dari kolam renang dengan menggendong Chilan.

Aoife memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang lalu mengambil handuk yang di letakkan di atas meja kayu kecil dekat kursi tempat Aoife duduk tadi. "Uh, anak cantik lapar." Aoife mengeringkan tubuh Chilan dengan handuk kemudian memakaikan jubah mandi pada tubuh Chilan.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang