Chapter 5: Tongkat baseball.

46 11 0
                                    

Chapter 5: Tongkat baseball.

"Keajaiban sebuah senyuman yang dapat membuat semangat seseorang tumbuh."

______

Wajah Abimelech layu setelah mendengar kabar bahwa ia adalah pemain baseball yang buruk, maka dari itu, ia tak bisa menjadi atlit baseball dan berakhir menjadi pelukis abstrak yang payah. Ia mendengar kata-kata kejam itu dari teman sekolahnya dulu saat reuni SMP dan temanya itu membicarakannya di belakang. Karena sangat kesal, ia yang masih berdiri di balik dinding pun engan untuk mengikuti reuni dan pulang ke rumah. Suasana hatinya sangat buruk sampai sore ini dan engan untuk mengikuti pertandingan baseball persahabatan sore ini tapi ia sudah mengajak Aoife untuk datang melihat baseball sore ini, jadi ia memutuskan untuk tetap ikut bermain.

Dari kejauhan, ia melihat Aoife berjalan menuju ke arahnya yang menunggu Aoife di depan pintu masuk stadion baseball. Melihat Aoife seperti ini membuat hatinya yang terluka pun perlahan membaik terlebih saat jarak Aoife yang semakin dekat dan perempuan itu tersenyum kepadanya. Senyuman itu sangat indah dan begitu tulus. Wajah layunya berubah menjadi segar kembali dan ia pun ikut tersenyum, senyum yang ia tujukan kepada Aoife.

"Apa aku terlalu bersemangat sehingga datang lebih awal karena terlihat masih sepi," tanya Aoife pada Abimelech ketika jaraknya sekitar sepuluh langkah dari Abimelech.

Abimelech mengedipkan kedua matanya sambil tersenyum karena ia sedang berdebar mendengar suara Aoife yang begitu bersemangat itu. Ia tak akan mengecewakan Aoife dan ia akan bermain sangat baik di pertandingan ini. "Ayo, kita masuk," ajak Abimelech sembari mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Aoife agar mengandeng tangannya.

Aoife melihat uluran tangan Abimelech dengan ekspresi wajah yang tak bisa di tebak. Kemudian uluran tangan Abimelech disambut oleh Dandi dan Aoife melihat wajah terkejut Abimelech ketika tangannya disambut oleh orang lain bukan dirinya.

"Yook kita main," ajak Dandi pada Abimelech yang sudah mengenakan jersy baseball dengan nomor punggung tiga belas.

"Aoife, ayo." Abimelech tak menjawab ajakan temanya itu melainkan mengajak Aoife dan perempuan itu mengangguk sambil tersenyum.

"Apa kalian yang akan bermain baseball," tanya Aoife pada Abimelech dan Dandi.

"Oh, tentu. Kami sering bertanding dan kali ini pertandingan persahabatan. Dan ... batter (pemukul dalam permainan baseball) terbaik ada di tim kita," jelas Dandi pada Aoife dan kemungkinan perempuan itu mengira akan diadakan pertandingan baseball sungguhan sedangkan tidak ada tiket masuk untuk menonton pertandingan.

"Siapa batter hebat itu," tanya Aoife penasaran.

Dandi mengangkat tangan Abimelech yang ia gandeng ke atas. "Abi seorang batter hebat."

Abimelech hanya tersipu karena Aoife yang berjalan di samping Dandi itu tersenyum lebar menatap wajahnya. Seharusnya, Dendi tak mengatakan itu karena ia malu bila permainannya tak sesuai dengan ekspektasi Aoife.

Mereka bertiga berjalan memasuki stadion dengan Abimelech yang mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Dendi. Hal itu membuat Aoife menahan tawanya karena mereka berdua terlihat lucu terutama saat Abimelech beralasan tangannya kesemutan saat digandeng oleh Dendi.

Saat sampai di lapangan, suasana memang sepi dan hanya ada tiga penonton perempuan yang berdiri di dekat para pemain baseball yang berkumpul. Semua pemain baseball sudah mengenakan jersy dan mereka menyambut kedatangan Abimelech dan Dendi. "Woohhh," sambutan yang sangat meriah ala anak baseball terhadap temanya.

Semuanya menatap Aoife dan Abimelech menyadari bahwa kedatangan Aoife menyita perhatian. Bagaimana tak menyita perhatian, perempuan cantik berkaos kuning cerah secerah wajah cantiknya itu begitu terlihat mempesona. "Kenalin, penulis favoritku, Aoife Jasmine." Kenal Abimelech pada teman-temannya dan ia senang melihat Aoife tersenyum tersipu saat ia mengenalkan perempuan itu sebagai penulis favoritnya kepada teman-temannya.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang