Chapter 4: Sisi yang lain.

50 12 0
                                    

Chapter 4: Sisi yang lain.

"Setiap orang punya sisi lain dari dalam dirinya yang jarang di lihat orang lain."


______

Abimelech tersenyum saat menerima panggilan telpon dari Ava. Pria itu sangat antusias karena ia benar-benar tak menyagka jika sudah berada di langkah yang lebih maju. Tanpa ia membuat pergerakan, ia sudah berada di titik ini. Mungkin ini sebuah pertanda baik untuknya dan hubungannya dengan Aoife. Kali ini bukan dirinya yang memanfaatkan Ava, melainkan Ava sendiri yang membutuhkan bantuannya untuk menemuinya sekarang di mini galeri milik mendiang Aofha untuk membantu Aoife.

"Lihat senyuman itu," tunjuk Dendi pada Abimelech yang tersenyum sambil membereskan barang-barangnya ke dalam tas. "Senyum jatuh cinta," lanjut Dendi dengan nada profokasi sehingga menarik perhatian yang lain.

"Woh," teriak teman-teman baseball Abimelech yang lain dengan heboh. Mendengar Abimelech jatuh cinta adalah kali pertama bagi telinga mereka karena Abimelech belum pernah sekali pun membahas tentang asmara.

"Gue cabut dulu, ya," pamit Abimelech kepada teman-teman baseball nya sembari menenteng tas kemudian berjalan menuju pintu keluar stadion baseball.

Suara cuitan dari teman-temannya yang heboh serta penasaran terdengar sampai lorong pintu keluar. Itu membuat Abimelech tersenyum kemudian merabah bibirnya yang tersenyum. "Senyum jatuh cinta, memang ada senyum seperti itu," tanyanya sendiri pelan. Ia kadang merasa perasaan yang hadir ini sebuah cinta namun terkadang hanya sebuah kagum yang berlebih. Tapi, ia yakin jika ini cinta namun cinta yang seperti apa.

Hal yang lebih rumit dari mengerjakan soal geometri adalah memahami perasaan dan pemikiran sendiri. Terkadang sering salah memahami diri dan berakibat menyakitkan. Namun, hal seperti ini mampu membuatnya banyak belajar dan mengerti bahwa tak semuanya bisa ia pahami dengan mudah. Atau memang tak semua hal di dunia ini dapat di pahami, termasuk perasaan dan cinta.

Tapi, bukankah ia sudah mengakui bahwa dia memang benar-benar jatuh cinta pada Aoife dan kuncup itu telah mekar indah dan akan ia biarkan bunga yang mekar indah itu untuk di petik oleh Aoife. Karena Aoife lah yang membuat bunga itu hadir dalam hatinya. Ya, ia terkadang memang plin-plan seperti ini karena ini kali pertama baginya merasakan hal seperti ini.

Sekarang ia sudah berada di dalam mini galeri, tempat semua lukisan milik mendiang Aofha di simpan. Ia baru tau jika toko perlengkapan alat lukis yang sering ia kunjungi setiap saat ini ternyata milik orang tua Aoife dan di belakang toko ada sebuah mini galeri tempat Aofha melukis dan menyimpan semua lukisannya. Sungguh sangat rapi dalam menyimpan rahasia seperti ini. Bahkan para karyawan toko pun mampu tutup mulut.

Abimelech mengembuskan napas, ia ingin sekali menenangkan Aoife yang sedang menangis tapi ia tak ada keberanian untuk memeluk dan menghapus air mata perempuan itu. Hal yang ia ingin lakukan itu juga sudah dilakukan oleh Ava. Ya, sebagai seorang sahabat Ava memang harus melakukan itu. Ia tak mau melihat Aoife yang terus menangis karena lukisan kakaknya itu terkena tetesan air yang berasal dari air hujan karena genting bocor. Lukisan itu basah terkena air rembesan dari plafon dan itu membuat Aoife merasa sangat bersalah karena telah lalai dalam menjalankan amanat mendiang kakaknya.

Tujuan Ava memanggil Abimelech kesini adalah untuk membantu Aoife mengeringkan lukisan itu karena dua perempuan itu tidak tau apa yang harus mereka lakukan agar lukisan itu kering. Padahal, mereka bisa mencari tau di internet tapi tak menggapa, itu adalah keuntungan untuknya karena ia adalah pelukis yang Ava pikiran bisa membantu Aoife.

"Kita bisa mengeringkan lukisan ini dengan dehumidifier atau kipas angin. Takutnya nanti kalo di jemur di bawah sinar matahari langsung akan membuat catnya retak," ucap Abimelech untuk menenangkan Aoife dan langsung saja perempuan itu berhenti menangis sembari menatap Abimelech.

What's on December [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang