What's on December [TAMAT]

Chapter 7: Payung.

Chapter 7: Payung.

"Rasa yang terlihat oleh orang lain namun belum bisa dirasakan oleh orang yang diharap."

______

"Kita tunggu Aoife sebentar, dia izin telat karena sedang nyeri haid. Padahal, saya sudah bilang agar dia tak usah datang hari ini tapi tetap ingin datang. Anak itu memang persis dengan Aofha. Sama-sama keras kepala bila sudah berkemauan." Pak Setya, selaku kurator seni mengatakan itu pada Abimelech yang baru saja datang ke ruangan kurator seni galeri X².

Hari ini Abimelech ada janji temu dengan kurator seni galeri X² untuk membahas tentang lukisan serta pameran seni untuk hut galeri nanti. Abimelech tak tau jika janji temu hari ini Aoife juga hadir karena pak Setya tak bilang sebelumnya. Pak Setya hanya bilang ingin bertemu dengannya secara personal untuk membahas pameran seni. Hanya itu tapi ternyata Aoife juga di undang dan hanya mereka berdua yang di undang kemari secara personal.

Abimelech merasa, seperti akan di jodohkan dengan perempuan yang ia sukai hari ini. Ia tersenyum mendengar apa yang pak Setya katakan barusan dan ia ingin tau, apa pak Setya mengenal Aoife dan Aofha. Dari apa yang pak Setya katakan tadi sepertinya beliau mengenal kakak-beradik itu cukup baik.

"Apa bapak mengenal Aofha dan Aoife? Maksud saya, kenal baik dengan mereka," tanya Abimelech dengan wajah yang ia buat sangat tenang padahal hatinya tidaklah tenang karena rasa penasaran.

Pak Setya tersenyum, seolah memang mengenal baik kakak-beradik itu dan mengingat semua hal yang pernah ia lakukan bersama kakak-beradik itu. "Sangat mengenal. Aofha menantu saya dan hubungan keluarga kami masih seperti dulu meski, Aofha telah tiada. Tapi, bagi kami, dia masih hidup terutama saat melihat lukisannya, kami merasa dia tetap berada di sisi kami." Riak muka pak Setya berubah, pria berusia lima puluh dua tahun itu terlihat begitu menyayangi dan merindukan Aofha selaku menantunya.

Sekarang Abimelech paham, kenapa Aoife begitu ingin datang meski sedang nyeri haid. Karena ini tentang kakaknya dan orang yang mengajaknya bertemu hari ini adalah mertua dari kakaknya. Perempuan itu memang memiliki sopan santun yang baik. Ia juga baru tau akan hal ini, padahal ia cukup dekat dengan pak Setya tapi baru tau jika Aofha adalah menantu pak Setya bahkan ia sebelumnya tak pernah bertanya seperti ini kepada pak Setya karena ia merasa sungkan. Tapi, tidak dengan hari ini, ia ingin tau banyak hal karena ia adalah penggemar Aoife jadi ia ingin tau tentang Aoife dan dunia Aoife yang sebenarnya.

"Menantuku itu seorang pelukis yang berbakat hanya saja kurang percaya diri untuk menunjukkan lukisannya. Aoife yang selalu mendukung menantuku penuh dan anak itu mampu menumbuhkan rasa percaya diri pada menantuku. Anak itu memang memiliki aura positif." Apa yang pak Setya ceritakan menggetarkan hati Abimelech terlebih, pak Setya terlihat sangat menyayangi Aofha dan Aoife serta mengagumi mereka. Ia juga ingin berkata pada pak Setya jika Aoife telah menumbuhkan semangat dalam dirinya kemarin saat di stadion baseball tapi ia tahan.

"Kalo boleh tahu, kenapa lukisan Aofha di tarik dari galeri seni dan setelah tiga tahun kepergiannya baru di pamerkan lagi. Maaf jika pertanyaan saya kurang sopan." Abimelech sangat penasaran karena ia juga mengamati lukisan Aofha sejak ia belum menjadi seorang pelukis. Menurutnya, lukisan Aofha itu menyimpan banyak cerita yang bisa ditafsirkan ke dalam berbagai cerita.

Senyum di bibir pak Setya membuatnya lega karena pertanyaannya tak menyingung. "Putra ku ingin mengenang sendiri karya dari istrinya dan tak ingin orang lain ikut menikmati karya lukis istrinya lagi. Ia juga menyerahkan tanggung jawab lukisan itu pada Aoife karena takut melukai lukisan itu dengan egonya yang belum bisa menerima kepergian istrinya. Terutama, menantuku meninggal saat melahirkan cucu ku. Itu begitu menyakitkan hati dan putra ku fokus membesarkan cucu ku sebagai orang tua tunggal." Kedua mata pak Setya mulai berkaca-kaca dan pria itu menahan air matanya agar tak jatuh.