Dear Vladimira,
Ini aku; Raja Niccolo dari Agorantis.
Aku sangat menyesal karena harus mengatakan hal ini kepadamu; bahwa hubungan kita tidak begitu menguntungkan bagiku.
Kau tidak salah membaca, dan aku tidak salah menulis. Meskipun kita saling mencintai, tetapi aku harus memikirkan hal lain yang jauh lebih penting untuk saat ini.
Aku tidak akan pernah puas hanya dengan kedudukanku sebagai raja Agorantis, dan aku membutuhkan dukungan mutlak untuk menjadi seorang kaisar.
Hanya satu orang yang bisa membantuku mencapai tujuanku, dan orang itu adalah Putri Viktoriya dari Mariante. Kalau kau cukup cerdas, seperti yang selama ini kuduga, maka kau pasti tahu alasan mengapa kami setuju untuk menikah.
Tujuh hari pasca mangkatnya Kaisar Dominikus, kami akan langsung menikah. Untuk saat ini, seperti yang kita berdua ketahui, hubungan kita harus berakhir.
Sampai jumpa, Lady Vladimira Ypsilantis.
Dengan hormat,
Raja Niccolo dari Agorantis.Rahang Vladdark semakin menegang ketika ia membaca ulang surat itu. Dan ketika ia berbalik ke arah gazebo untuk menatap kakak perempuannya, gadis itu hanya duduk termenung dengan tatapan mata yang kosong.
"Bajingan!" teriak Vladdark, membuat pelayan dan pengawal yang melintas di dekat gazebo itu terlonjak kaget. Beberapa burung merpati yang tadi bermain-main di taman pun turut beterbangan karenanya. "Berengsek! Terkutuklah dia!"
Vladdark meremas-remas surat dari Raja Niccolo, lantas melemparnya ke rerumputan.
Arnelle berlari mendekati gazebo tanpa gentar, lantas bertanya, "Apakah ada sesuatu yang terjadi?"
"Arnelle," ujar Vladimira sembari bangkit dan meraih tangan Arnelle, lantas menatap kedua mata abu-abu gadis pelayan tersebut, "pungutlah surat itu, lalu berikanlah pada ayah dan ibuku."
"Surat..." Arnelle bergumam seraya menolehkan kepalanya ke halaman berumput, dan mendapati remasan perkamen sudah tergeletak di dekat kaki Vladdark. "Ah, ya, surat itu, 'kan? Saya akan melakukannya untuk Anda." Arnelle mengangguk singkat, lantas melepaskan genggaman Vladimira untuk memungut surat yang dimaksudkan oleh Vladimira.
Segera setelah Arnelle melesat pergi, Vladimira kembali duduk di kursinya tadi. Perkamen-perkamen bergambar masih berserakan, dan pena bulu yang ditinggalkan sudah tidak meneteskan tinta lagi.
"Kalau kau cukup cerdas, katanya!" Vladdark meledak lagi, "Tentu saja kau cerdas!"
Vladimira memejamkan mata, kemudian mengesang hidungnya yang terasa berair. Sambil mendengarkan adik laki-lakinya mengomel-ngomel, Vladimira berusaha mengenyahkan rasa perih yang menusuk-nusuk dadanya.
***
Vlad Tepesh bisa menghabiskan waktunya untuk berlatih pedang maupun memanah. Halaman istana Visegard cukup luas untuk melakukan latihan berperang.
Sesekali, ketika ada binatang yang lewat, Vlad akan menjadikannya sebagai sasaran panah hingga sekarat. Beberapa pengawal istana Visegard merasa agak ngeri bila harus dekat-dekat dengan Vlad, sehingga mereka akan datang hanya ketika ada urusan penting saja.
Kendati dialah si penyiksa, tetapi Vlad merasa ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Ia merasakan sebuah rongga tercipta di dalam dadanya, menelan habis jantung dan paru-parunya, hingga ia merasa benar-benar kosong.
Kekosongan itu agaknya berdampak buruk pada Vlad. Ia justru menjadikan kelinci yang berhasil dipanahnya sebagai cara untuk mengabaikan kekosongan dalam dirinya. Ia membawa kelinci itu ke dekat sumur yang berada di belakang istana Visegard, kemudian membedah dan mencucinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Vladimira
Historical FictionDemi ambisinya untuk menjadi kaisar Imperium Romanum Novum, Raja Niccolo dari kerajaan Agorantis memutuskan pertunangannya dengan Lady Vladimira-putri Marquess Ypsilantis. Sementara itu, Vlad Tepesh, sang pangeran Wallachia yang terkenal kejam dan t...