69

20 2 0
                                    

Acara makan siang dengan Vlad Tepesh berlangsung jauh lebih canggung daripada dugaan, karena Ilona merasa dirinya juga berhak makan di ruangan yang sama dengan mereka.

Ilona hampir mengusir Erzsebet yang bertugas menyediakan makan siang dan berjaga di sudut ruangan, tetapi Vlad dan Vladimira sama-sama berkeras agar Erzsebet dibiarkan tetap di sana. Akhirnya, setelah mendecih sebal, Ilona membiarkan Erzsebet tetap berada di ruang makan itu.

"Aku merindukanmu," ucap Ilona pada Vlad, mungkin untuk keseribu kalinya.

Pipi Vladimira memerah. Merah padam, ia tahu itu tanpa perlu bercermin. Rasa panas menjalari pipinya, kemudian menyebar ke seluruh wajahnya. Rasanya seperti melihat tingkahnya di masa lalu, ketika masih tinggal di Istana Kerajaan Agorantis, dan Niccolo hanyalah miliknya dan miliknya seorang.

Vladimira mencuri pandang ke arah Vlad dan Ilona, membuatnya tertangkap basah oleh mata Vlad, tetapi pria itu diam saja.

"Jadi, seperti apa Romanum Novum?" tanya Vlad, membuat Vladimira teringat pada janjinya di taman tadi.

"Kekaisaran yang terdiri dari lima kerajaan yang lebih kecil," Vladimira memulai penjelasannya, menyebutkan kelima kerajaan yang ada di Romanum Novum, beserta para pemimpinnya. Vladimira juga menceritakan bahwa raja Agorantis telah menikahi pewaris takhta Mariante. "Saya berasal dari Agorantis, dan Marcus berasal dari Mariante."

"Jadi, pasangan pengantin baru itu yang mengirim kalian sebagai tim?" Ilona menarik kesimpulannya sendiri.

"Saya mengirim diri saya sendiri," koreksi Vladimira.

"Aku tidak mengerti." Ilona tertawa canggung.

"Sayalah yang mengusulkan agar Romanum Novum menjalin persahabatan dengan negara-negara lain, dan saya mengatakan bahwa saya akan memberikan contoh dengan menjalin kerja sama dengan Hungaria," jelas Vladimira.

"Dan semua kerja sama ini kalian lakukan tanpa menawarkan pernikahan antar anggota keluarga kerajaan, setidaknya untuk saat ini?" Ilona menggelengkan kepalanya. "Itu rencana besar dengan kemungkinan gagal yang jauh lebih besar. Kalian bisa kehilangan hadiah yang kalian bawa, dengan imbalan kesia-siaan."

"Apa yang bisa kita dapatkan tanpa mengorbankan sesuatu, Lady Ilona Szilágyi," ucap Vladimira sambil tersenyum. "Membawa hadiah seperti hasil pertanian bukanlah sesuatu yang akan membuat kami rugi, bahkan jika tawaran kerja sama kami ditolak. Memberikan bahan makanan kepada siapa pun bukanlah tindakan yang sia-sia."

"Lalu, bagaimana mengenai keluargamu?" serobot Vlad, "Kau bilang kau seorang putri marquess. Jadi, kau berasal dari keluarga marquess?"

"Keluarga Ypsilantis telah menjadi marquess di perbatasan antara Agorantis, Agapena, dan Kekhanan Krimea, selama beberapa abad." Vladimira terlihat bangga. "Dan kami bukanlah klan yang besar. Seringnya, Ypsilantis memiliki banyak anak perempuan, atau punya beberapa anak laki-laki yang kemudian meninggal dunia karena sakit. Kakek buyut saya adalah anak tunggal dari satu-satunya keluarga Ypsilantis yang tersisa di Romanum Novum. Kemudian, kakek buyut saya itu hanya punya satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak laki-laki itu adalah kakek saya, yang kemudian memiliki satu anak perempuan dan dua anak laki-laki. Bibi saya bernama Quinta Ypsilantis, menikah dan tinggal di Sfocini. Ayah saya bernama Septimus Ypsilantis, merupakan anak laki-laki tertua yang mewarisi gelar dan sebagian besar kekayaan kakek saya. Paman saya yang bernama Octovius Ypsilantis hanya memiliki seorang anak perempuan, dan keluarganya tinggal di Mariante. Kami jelas bukan klan yang besar. Untuk ukuran keluarga pun kami tergolong sangat kecil."

Vladimira merasa bahwa menceritakan semua itu tidaklah penting, tapi saat ini adalah pengecualian. Erzsebet harus mengetahui siapa saja kerabatnya yang masih tersisa.

Lady VladimiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang