52

26 2 0
                                    

Jerome dan Arnelle langsung disambut oleh rekan-rekan mereka di Kastil Ypsilantis dengan berbagai pertanyaan mengenai di mana keluarga Ypsilantis berada, bagaimana pernikahan Raja Niccolo berlangsung, juga apakah mereka mau makan malam sekarang.

"Tolong siapkan makan malam untuk Arnelle dan aku," pinta Jerome pada Barbara, "karena kami harus mengurus hal yang penting terlebih dahulu." Jerome mengecup puncak kepala Barbara sebagai ucapan terima kasih, dan Barbara langsung menuju ruang makan para pelayan untuk menyiapkan hidangan untuk Jerome dan Arnelle.

"Jerome, kau yang punya akses ke sana!" Arnelle meneriaki Jerome yang tertinggal di belakangnya.

Mereka langsung menuju ruang kerja Marquess Ypsilantis, dan Jerome mengeluarkan segenggam anak kunci yang ia miliki di dalam saku rompinya. Jerome langsung memilih salah satu kunci itu, dan membuka ruang kerja Marquess Ypsilantis dengan cepat.

Arnelle menghambur menuju rak di mana dokumen-dokumen resmi berada, dan menelitinya satu per satu.

"Kau tahu dokumen itu ada di sini, 'kan?!" Arnelle memekik ke arah Jerome yang baru akan bergabung dengannya.

"Berhentilah berteriak di telingaku," kata Jerome dingin.

"Dokumen itu sangat penting, Jerome," cerocos Arnelle sembari terus mencari-cari. "Ada tanda tangan Duke Borromeo dan Marquess Ypsilantis di dokumen itu. Ada cap keluarga Borromeo dan Ypsilantis juga."

"Jangan banyak bicara, Arnelle," geram Jerome, "kita harus cepat. Barbara sudah menyiapkan makan malam untuk kita."

"Barbara," gumam Arnelle seraya terus mencari-cari.

***

"Aku ingin beristirahat sendirian," ucap Vlad pada Ilona, "kuharap kau tidak keberatan, Sayang."

"Tapi aku ingin selalu berada di sisimu," rengek Ilona. Ia melingkarkan lengannya pada leher Vlad, lalu mengecup pipi Vlad dengan sayang.

"Aku membutuhkan sedikit kesendirian, Sayangku." Vlad memeluk Ilona, menciumi leher wanita itu. "Aku ingin selalu memelukmu seperti ini, tetapi, maafkan aku, karena aku tiba-tiba teringat pada Crina."

"Ah, Crina," desah Ilona putus asa.

"Kau tahu, melupakan orang yang sekian lama dicintai bukanlah hal yang mudah, Ilona," ucap Vlad.

"Aku tahu." Ilona mengangguk paham. "Aku akan memberimu sedikit waktu untuk berduka dengan pantas. Kita bergerak terlalu cepat, padahal kau sedang berada dalam masa duka."

"Aku tidak ingin menyalahkan siapa pun di antara kita, Ilona."

Ilona menerima ciuman singkat di bibir, kemudian dipersilakan meninggalkan kamar Vlad Tepesh ke kamarnya sendiri di istana utama.

***

"Lady!" teriak salah satu pengawal Ypsilantis yang berseragam biru tua dari luar kereta. "Lady Vladimira!" Suaranya bergetar karena goncangan yang dihasilkan oleh derap kaki kudanya.

"Ada apa?!" Vladimira menyahuti dari dalam kereta.

"Kita bisa berhenti untuk makan malam dan bermalam di desa depan sana!" seru pengawal itu.

Vladimira memandang langit sejenak, kemudian berkata, "Hari belum benar-benar larut! Perjalanan yang cepat sangat dibutuhkan!"

"Itu desa terakhir yang masih berada di wilayah Hypatini, Lady!" pengawal itu memberitahu, "Saya pernah pergi ke Transylvania bersama ayah saya ketika saya masih kecil, dan desa itu adalah desa terakhir yang bisa kita singgahi! Setelahnya, kita akan memasuki hutan-hutan!"

"Beritahu kusir untuk berhenti di desa itu!" Vladimira memutuskan.

Si pengawal mengangguk, kemudian memacu kudanya sedikit untuk bicara dengan kusir kereta Vladimira, lantas mengumumkan persinggahan mereka pada seluruh rombongan.

Lady VladimiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang