60

22 2 0
                                    

Ilona menghirup aroma mawar yang dipetikkan oleh Vlad, sementara Vlad turut mendengarkan laporan seorang penjaga gerbang kepada Matthias. Mereka baru kembali dari acara jalan-jalan sore, dan tidak menduga akan mendapatkan interupsi oleh tamu tak diundang yang sepertinya tidak mereka kenal sama sekali.

"Theotokis dan Ypsilantis?" Matthias berusaha mengingat nama dua tamu itu, "Namanya kental seperti orang-orang Byzantium."

"Kalau memang berasal dari Romanum Novum, itu wajar, 'kan, Sepupu?" sahut Ilona.

"Mereka mengatakan jika mereka datang demi kepentingan antar negara," gumam Matthias.

"Jadi, kau akan menerima tamu ini atau tidak?" Vlad setengah mendengus.

"Tak ada salahnya menerima mereka dan mendengarkan apa yang akan mereka sampaikan." Matthias mengedikkan bahu. "Biarkan mereka masuk, dan antarkan mereka ke aula depan istana utama," kata Matthias pada penjaga gerbangnya.

"Baik, Yang Mulia." Penjaga gerbang itu segera pergi dari hadapan mereka dengan membawa perintah.

"Ayo," Matthias mengajak Vlad dan Ilona pergi ke aula depan untuk menyambut tamu-tamu itu.

Mereka bertiga menunggu di aula depan selama beberapa saat, sampai akhirnya pintu ganda terbuka dan memperlihatkan dua orang bangsawan yang agak berantakan. Si bangsawan pria tampak acak-acakan, sementara si bangsawan wanita tampak tidak segar dan lelah.

"Salam sejahtera untuk Anda, Yang Mulia," ucap Marquess Theotokis dan Lady Ypsilantis secara bersamaan. Marquess Theotokis membungkuk pada Matthias, sementara Lady Ypsilantis menekuk lututnya.

Matthias Corvinus langsung meneliti si bangsawan pria yang membawa selongsong berisi pedang di pinggulnya, dan melemparkan tatapan curiga.

Sementara itu, Ilona dan Vlad justru terpaku pada si bangsawan wanita yang memawa tas serut di pinggulnya. Wanita bangsawan dari Romanum Novum itu cantik, namun terlihat kotor dan berdebu karena efek perjalanan. Tapi, di antara penampilan yang buruk itu, kalung salib ypsilon di leher si bangsawan wanita terlihat berkilau tanpa cacat seolah baru saja dibersihkan.

"Izinkan kami memperkenalkan diri secara langsung, Yang Mulia," ucap si bangsawan wanita pada Matthias.

"Lakukan," titah Matthias.

"Nama saya Vladimira Ypsilantis, putri Marquess Septimus Ypsilantis dari Imperium Romanum Novum," Vladimira memperkenalkan dirinya.

"Dan nama saya Marcus Theotokis, seorang marquess dari Imperium Romanum Novum," kini giliran Marcus.

"Sebelum kalian mengatakan apa pun lagi, mungkin sebaiknya kalian diberikan waktu untuk membersihkan diri dan istirahat sejenak," usul Ilona.

"Tamu dari jauh, Anak-Anak?" tanya seorang wanita paruh baya dari kejauhan. Wanita itu berjalan mendekat, hingga terlihat jika rambut hitamnya sudah dihiasi uban, dan keriput sudah mulai muncul di wajahnya. "Melihat kondisi kalian, kurasa keponakanku yang cantik ini ada benarnya," kata wanita tersebut sambil menepuk pundak Ilona untuk menegaskan siapa yang ia maksud sebagai keponakannya yang cantik. "Namaku Erzsébet Szilágyi Hunyadi, ibu dari Raja Matthias Corvinus," wanita tersebut memperkenalkan dirinya, "dan ini adalah keponakanku; Jusztina Szilágyi."

"Ilona!" sembur Ilona, "Namaku Ilona Szilágyi."

"Ilona Jusztina Szilágyi de Horogszeg," tegas sang Ibu Suri Hungaria. "Dan ini adalah tamu kami yang lain," lanjut Ibu Suri Hungaria sambil menunjuk Vlad, "Voivode Vlad Draculea."

"Tahanan rumah, Ibu, bukan tamu," desis Matthias.

"Lebih terlihat seperti tamu bagiku." Sang Ibu Suri tersenyum cerah.

Lady VladimiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang