6. Pernikahan Papi

933 79 2
                                    

HAPPY READING ...

Di sebuah rumah mewah dengan nuansa gold dengan dinding yang di penuhi lukisan cantik berbagai bentuk.

Gilang duduk sendiri di sofa ruang keluarga dengan tv menyala, tetapi fokusnya hanya pada salah satu foto di sudut ruangan, hiasan dinding dengan ukuran terbesar di rumah.

Bohong kalau mulutnya berkata tak rindu, karena hatinya selalu merasa hampa dan tak pernah untuk tidak cemburu.

Di sana satu orang perempuan dan tiga laki-laki termasuk dia sendiri saling merangkul dengan senyum ceria, foto keluarganya ketika masih lengkap dan harmonis, sejak abangnya memilih seorang wanita untuk di pertanggung jawabkan rumah ini bukan lagi rumah impian.

Kehangatan yang tak pernah pudar itu seketika lenyap dan tak pernah kembali, Ayah dan ibu memilih jarang pulang dan membiarkannya sendirian menapaki jalan hidup yang tak selalu lurus.

Gilang dan Ricky adalah adik kakak yang baik, dengan umur yang terpaut cukup jauh, ricky sangat menyayangi gilang yang penurut.

Hingga kasus ricky yang menghamili seorang gadis dan memilih untuk menikahinya di banding meninggalkan, gilang sempat depresi.

Lelaki itu terlambat hampir lima tahun dalam pendidikan, namun anehnya wajah tampan pemuda itu masih cocok untuk ukuran anak SMA. Hingga tak ada seorang pun yang tahu jika dia adalah murid dengan mental yang rusak.

"Kalau gue gak bahagia! gue pastiin fajri juga gak bisa bahagia!"

Dia membenci Fajri, anak dari hasil hubungan terlarang abangnya itu yang telah merusak segala hal dalam hidupnya, maka akan dirinya pastikan tak akan ada bahagia di kehidupan selanjutnya untuk fajri.

"Fenly boneka terbaik untuk membalaskan dendam!"

Senyum miring terulas jelas di sudut bibir, matanya menyorot tajam foto remaja tanggung dalam layar handpone miliknya.

"Semuanya akan di mulai sesaat lagi, Maulana Fajri!"

***

Jam hampir menunjukan pukul satu dini hari tapi kerusuhan di rumah milik Ricky belum usai, mereka belum tertidur sama sekali.

Besok adalah hari di mana ricky mengadakan resepsi kecil-kecilan di rumah mereka, tiga hari yang lalu ricky dan andin resmi menikah secara hukum dan agama.

"Fik bawain ini ke bagian sana!" titah fajri setelah memberikan karangan bunga sedang yang akan di simpan di sudut ruangan.

"Siap!"

"Ji ini gimana sih? kok aneh gini?"

Fajri melongo sebentar beberapa detik setelahnya tertawa dengan keras, entah apa yang di lakukan zweitson hingga badan kecilnya tergulung kain seperti kepompong.

"Lo ngapain son! Ahahaha!" Fiki ikut ngakak dengan tingkah sahabatnya yang satu itu, sedangkan sang tersangka hanya mengerucutkan bibirnya antara kesal dan malu.

"Bantuin bangsul, malah ngetawain!"

"Lo sih ada-ada aja kelakuan yang bikin ketawa," ucap fajri dengan sisa tawanya, tapi tak ayal ikut membantu zweitson terlepas dari lilitan kain besar yang akan di gunakan untuk mendekor ruangan.

"Udah sana, balikin sama WO nya!" Tak banyak tingkah zweitson menurut titah fiki, meninggalkan keduanya yang masih menahan tawa.

"Aji!" Fajri menoleh ketika suara ricky terdengar di telinganya, dengan pakaian santai ricky menghampiri kedua remaja tanggung itu.

"Belum pada tidur? kebiasaan kalau lagi barengan gini suka begadang kalian! soni mana?"

"Ehehehe ... biasa Om aji kan jarang banget nginep bareng saya, jadi sekalinya ketemu begadang sampe pagi!"

FAJRI || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang