HAPPY READING ...
Hallo semua, maaf banget aku kelamaan up nya, ini aku nyempetin up di kondisi yang kurang kondusif.
Kedua orangtuaku sakit dan aku gak sempat nerusin bab cerita ini, hanya ada segini, semoga kalian gak kecewa ya.
Mungkin up berikutnya juga agak lama. Mian atas keterlamatannya.
***
Fajri berlari menyusuri koridor rumah sakit yang hari ini terasa lebih lenggang, nafasnya memburu dengan peluh membasahi dahi dan lehernya.
Kakinya berhenti di depan ruang rawat fenly, membuka pedal pintu dengan tidak sabar, fenly masih di sana dengan segala alat yang kini menunjang hidupnya.
Matanya terasa panas begitu ingat ia baru saja mendapat kabar jika fenly sempat sadar dan terus memanggil namanya, sayang ia telat ke sini hingga lelaki itu kembali tidur damai tetapi membuat hatinya menjerit tak rela.
"Gue di sini, gue minta maaf ... bukan gue yang buat Lo kaya gini kan fen?"
Hening hanya suara EKG yang memekakan telinga, fajri duduk di kursi samping brankar, memandang wajah fenly dengan senyum mirisnya, tak berani memegang tangan lelaki itu karena takut menyakitinya lagi.
"Kovel, Lo udah janji sama gue mau sembuh kan? jangan ingkar janji! gue janji bakal kabulin apa mau Lo setelah kita sembuh nanti!"
"Gue mohon! Kovel yang gue kenal adalah sosok kuat yang akan bertahan apapun keadaannya!"
"Fen! gue mau aja donorin ginjal gue buat Lo! tapi ... apa lo bisa terima jika tau gue yang ngasih itu buat Lo!"
Tangannya terangkat perlahan untuk mengambil tangan kanan fenly yang tak terpasang infus, mengelusnya pelan seolah takut menyakiti lebih.
"Gue harap Lo bakal terima apapun hasilnya nanti, cuma ini cara supaya mereka mau maafin dan kita kembali sama-sama!"
Seolah merespon kata-kata serta air mata yang tak sengaja jatuh pada telapak tangannya, fenly menggerakan tangannya membuat fajri tersenyum dan dengan cepat menghapus air matanya yang turun begitu saja.
"Kovel, Lo denger gue?" Sayang, detik selanjutnya yang terjadi membuat jantung fajri terasa jatuh dengan sekaligus, tubuh fenly terguncang hebat dengan nafas brutal membuat suara mesin EKG semakin terdengar menyakitkan.
"Fen! Fenly! Lo kenapa?"
Ia kelu dan ragu, takut dan tak tahu harus melakukan apa, dengan tangan gemetar ia menekan tombol di sisi ranjang untuk memanggil dokter.
Air matanya kembali jatuh saat dokter tak kunjung datang serta fenly yang semakin bergerak tak beraturan.
Saat ia mulai menyerah dan menangis sambil memegang erat tangan fenly, pintu terbuka dengan kasar, ricky masuk bersama dokter serta suster.
Ricky menarik lengan fajri kuat dan menariknya ke luar ruangan, menghempaskan tubuh kurus fajri pada lantai tepat di depan andin yang berdiri syok.
"Ngapain kamu di sini? Hah!"
Ricky berdiri dengan berkacak pinggang, meraup wajahnya kasar dan menatap fajri dengan mata memerah. Sedangkan fajri sendiri duduk setengah rebah dengan kedua tangan sebagai penopang ke belakang.
"Kamu apain lagi fenly?" tanya andin dengan serak, tatapannya kosong dengan air mata tak henti mengalir.
Sontak fajri bangkit dan berlutut di hadapan andin, memeluk lutut wanita itu serta memangis di sana.
"Maafin aji Mi, aji gak berbuat apa-apa! Aji beneran gak jahatin fenly!" Andin terisak kuat sambil menatap punggung fajri yang bergetar sambil memeluk kakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAJRI || UN1TY
JugendliteraturMasih adakah tempat untuknya di sini? *pranormal #1 fenly (10-16 juli 2022) #1Brothersick (1 juni - 9 juli 2022) #4 Brothersick (10-16 juli 2022) #30 Fajri (10-16 juli 2022) #12 UN1TY (26 juli 2022-