16. Fakta Gilang

945 94 4
                                        

Pagi ini adalah jadwal pemeriksaan lanjutan untuk fajri, hanya saja anak itu masih merengek tak jelas sejak bangun tidur.

Dia bilang tubuhnya terasa remuk tak karuan, dadanya juga rasanya seperti bengkak dan membuat dirinya sulit bernafas.

"Aji kenapa di sini, Pi?"

"Hu?"

Ricky menatap fajri dengan wajah bingung, tatapan lugu yang fajri berikan sungguh membuatnya tak bisa berkata-kata, apa-apaan anak itu harusnya bertanya seperti itu sejak kemarin.

"Kok tubuh aji sakit semua? aaa tolongin!"

Ricky menggaruk kepala bagian belakangnya meskipun tak gatal sama sekali, ia hanya heran dan bingung harus menjawab apa.

'Ini anak gue kenapa gini? ada yang salah pasti!'

"Papi jangan diem aja, usapin dada aji." Ricky menurut mengusap lembut dada putranya yang ia tahu ada memar di balik piyama rumah sakitnya.

"Ukhuk-ukhuk argh," erangnya saat batuk menyerang hingga membuat dadanya nyeri, bahkan untuk sekedar merubah posisi ia harus ekstra hati-hati.

"Sakit ya?"

"Nggak kok, kayak di gigit semut."

Ricky tersenyum mendengar jawaban fajri, sebenarnya ia hanya bercanda. Sakit itu sudah pasti, ricky hanya sedikit mencairkan suasana.

"Mami kemana?"

"Mami siapa?"

"Tau deh ah!" Fajri merenggut tak suka saat ricky suka mempermainkannya seperti ini, padahal apa ricky tahu jika pertanyaannya barusan membuat ia jadi berfikir terlalu jauh.

"Cie ngambek cieee!" goda ricky sambil menunjuk-nunjuk wajah fajri yang memalingkannya dengan ekspresi masam.

"Mami andin anggap aku anak kan?"

Ricky menelan salivanya, tak percaya dan sedikit menyesal sepertinya dia mengatakan hal yang sensitif, niatnya kan hanya becanda.

"Nggak tuh, siapa yang anggap kamu anak!" Kedua lelaki itu menoleh ke arah sumber suara, andin datang dengan membawa beberapa pakaian ganti untuk ricky dan fajri.

"Ha_

"Sayang_

"Ngapain anggap kamu anak segala, itukan udah pasti kamu anaknya mami Sayang!"

Andin mengusap surai hitam lebat milik fajri, mengecup keningnya singkat dan tersenyum begitu manis.

"Beneran kan Mi?"

"Bohong, ya bener lah. Ada-ada aja kamu nanya gitu!"

"Udah sana Mas, mandi terus ke kantor kemarin kamu gak masuk kan!"

"Tapi sayang, aku mau temenin aji_

"Kamu gak percaya sama aku?"

Baiklah kalau begini sepertinya ricky harus kembali mengalah, berdebat dengan wanita hamil bukan pilihan tepat di pagi hari, jadi ia memilih aman saja.

"Ba_baiklah!"

"Mi, Fenly gimana?" Fajri bertanya setelah melihat ricky yang menghilang di balik pintu toilet.

"Tungguin aja, sekarang kamu makan dulu sini!" Fajri memaksakan mulutnya untuk terbuka, sialnya mual di perutnya terasa makin menjadi, dan itu membuatnya kewalahan sendiri.

"Kenapa sayang?" Andin panik dan segera mengambil baskom stainles dari kolong tempat tidur, membiarkan fajri memuntahkan kembali bubur rumah sakit yang baru satu suap di telannya.

FAJRI || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang