18. Fakta Gilang 2

850 80 4
                                    

HAPPY READING!!!!!

Jangan Lupa vote dan komen ya👇👇👇👇

Fajri tercengang sesaat setelah tangannya berhasil membuka pintu kamarnya di lantai dua.

Menelisik seluruh ruangan yang berantakan, cup kopi dan beberapa bungkus cemilan tercecer di lantai, pemuda bergigi kelinci itu bahkan tak bisa berkata-kata sakit terkejutnya.

"Boo!" pekiknya seraya berlari ke sudut kamar, mengambil bola basket kesayangannya yang sudah berubah bentuk, ia tidak lagi bulat sekarang.

"Ini ada apa?"

Fajri baru saja kembali setelah seminggu berada di rumah sakit, ia tidak melakukan tindakan lebih, dokter hanya menyarankan untuk beristirahat total saja.

Maka dari itu ia di buat cengo melihat kamarnya yang sudah tak ada lagi bentuknya.

Matanya menatap satu ke arah di mana seprai abu-abu kesayangannya terdapat beberapa bolongan seperti terkena rokok, bahkan buku panduan belajar yang ia pinjam dari perpustakaan pun menjadi dua bagian sekarang.

Tubuhnya meluruh seketika, di antara beberapa barang penting miliknya yang terkumpul di sudut kamar ini, ia masih belum bisa memahami apa yang sedang terjadi saat ini, apa ada maling ke kamarnya? atau kucing liar yang memberantakinya?

"Aji!"

Ricky berdiri dengan diam di ambang pintu, melihat bagaimana fajri tengah memeluk benda orange yang tak lagi bulat itu dengan erat.

"Sudah papi bilang, kalau mau ke kamar panggil papi!" Ricky mendekat ke arah fajri, tetapi anak itu malah menggeser tubuhnya dengan mimik wajah menahan tangis.

"Jelasin!" pintanya penuh tuntutan meskipun matanya sudah berkaca-kaca ia tak ingin meneteskannya hanya untuk hal yang belum jelas seperti ini.

"Mulai hari ini, kamu tidur di kamar tamu! Gilang tinggal di kamar kamu!"

Fajri tercengang, mengalihkan tatapannya dengan mulut terbuka ingin bicara, ujungnya berdecih tak suka. Ia berdiri dan berhadapan langsung dengan gilang yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Gue pemilik kamar ini! Jadi silahkan keluar atau gue yang paksa!" Telunjuknya teracung lurus ke arah pintu masuk, tetapi tatapnya menghunus tajam tatapan sayu yang gilang buat-buat.

"A_apa? gue gak lama kok di sini, cuma sementa_

"Justru itu! Gue gak suka ada yang ngambil sesuatu milik gue! apalagi di rebut oleh perusak kayak Lo!"

"FAJRI!"

Ricky memangkas jarang dengan kedua remaja itu, melerai kedekatannya hingga jarak mereka tak lagi sedekat kepalan tangan.

"Papi bilang kamu tidur di kamar tamu! Mengerti!"

Fajri Mmenatap ubin lantai dengan nafas memburu, kenapa di saat semuanya hendak membaik, harus ada alasan yang membuat keluarganya berantakan.

"Aji bol_

"Kamu tahu papi kan?"

Sudut bibir kanannya terangkat dengan mimik miris, mengambil bola basket yang tak lagi bundar itu dengan cepat, meninggalkan kedua kakak dan adik yang entah akan membicarakan apa.

"Gak pernah bisa di bantah," gumam fajri seraya meninggalkan kamar yang kini bukan lagi miliknya.

"Kamu gak papa kan? maafin aji ya? dia cemburu ada orang baru di rumah ini."

'Itu memang harapan gue!'

"Iya Bang, santai aja!"

"Ya sudah, istirahat ya! nanti semuanya biar bibi yang beresin!"

FAJRI || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang