10. Adik?

1K 84 15
                                    

Sore ini fajri tengah memainkan bola bulat berwarna orange itu sendirian di lapangan sekolah, harusnya mereka eskul tetapi entah kenapa belum ada satupun yang datang hari ini.

Fiki belum ada tanda-tanda muncul, dirinya malas kalau harus pulang sekarang. Papi pasti akan ngomel karena nilai ujian kemarin tidak sesuai harapan.

Jersey yang di pakainya sudah lepek akan keringat tapi belum ada satupun teman satu timnya datang, akhirnya ia memutuskan untuk membuka ponselnya.

  Basket


Fiki
Kemana sih ji? kita udah nungguin.
W

oyy!


Rendi
Niat jadi kapten gak sih!
katanya situ yang nyuruh tapi lo sendiri gak dateng

Naren
Udahlah kita mulai tanding tanpa Lo!

Raja
Kapten gak ada tanggung jawabnya sama sekali!

Fiki
Kita msih nunggu Lo di gor biasa!

Matanya membulat kaget saat pesan terakhir dalam grup menunjukan setengah jam lalu, berarti hanya tinggal setengah jam permainan lagi jika dirinya tak telat sampai ke sana.

Lagian siapa yang bilang pindah lokasi sih, yang mau tanding siapa juga? bukannya hari ini jadwalnya latihan biasa di sekolah.

Sudahlah fajri pusing sendiri memikirkan kejadian ini.

"Aargghh!" Fajri menggeram kesal saat kedaraan di depannya berjalan perlahan pertanda macet akan di laluinya.

Padahal hanya tinggal satu kilo lagi untuk sampai ke gang kecil, jalan tikus yang sering fajri dan fiki lewati ketika ada tanding basket di gor biasa.

"Angkat dong Fik!" Dirinya menggerutu terus menerus saat tak ada satupun dari mereka yang mengangkat panggilannya padahal fiki yang biasanya gercep soal hp kini sama sekali tak bisa di hubungi.

Fajri menjalankan motornya di atas kecepatan rata-rata, menyalip beberapa orang hingga membuat mereka tersulut marah.

Tak berapa lama akhirnya motor putih miliknya terparkir di halaman gor yang sudah ada motor teman-temannya di sana.

"Sialan emang!"

"Niat jadi kapten gak sih?"

"Pokoknya kekalahan kita kali ini karena dia!"

"Iya gue setuju!"

Fajri berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk, sepertinya pertandingan telah usai dan dirinya benar-benar terlambat.

"Sorry gue telat!"

Atensi mereka terfokus padanya, termasuk fiki, dan gilang, fajri ngeri sendiri melihat ekspresi mereka.

"Gak papa kok its oke!" jawab gilang santai dengan senyum miring di akhir, membuat teman-temannya yang lain menatapnya tak terima.

"Asal Lo bisa bertanggung jawab sama coach nanti!"

Mereka akhirnya tersenyum setuju, membuat gilang semakin merasa menang.

FAJRI || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang