13. Fenly lagi

893 94 8
                                    

Hampir satu bulan dari kejadian di kejar anjing, fajri semakin sibuk dengan latihan basketnya, fenly pun begitu ia bahkan mengesampingkan kesehatannya demi jadwal osis yang semakin padat.

Saat ini yang fajri lakukan adalah menatap ponselnya yang menampilkan grup chat basketnya, mereka akan tanding besok tapi ada suatu kejanggalan yang membuat hatinya gelisah.

Ada beberapa hal yang membuatnya takut dan khawatir, akhir-akhir ini rasanya ia sering merasa lelah dan lebih sering muntah, mungkin karena jarang makan.

Apalagi permintaan aneh-aneh dari andin yang sedang ngidam membuatnya harus ekstra siaga, seperti tengah malam yang di minta membuatkan combro, atau pagi-pagi buta di minta mengambil mangga muda di belakang rumah.

Sudah jam sembilan malam tapi dirinya belum makan, menunggu fenly yang masih di jalan pulang dari tempat les, kejebak macet.

Merebahkan tubuhnya di kasur, merasakan deguban dadanya yang terasa lebih berat dari biasanya, bahkan lengannya terasa kebas dan pegal.

"Cape banget, tidur dulu kali ya!"

Fajri terpejam dan meninggalkan alam sadarnya untuk menjemput mimpi demi mengembalikan tenaganya.

***
"Fen, baru pulang? kok malem banget," andin berujar khawatir mengambil tas milik fenly dan membawa adiknya itu ke sofa ruang tamu.

"Gak papa Kak, fen pulang les jam delapan kok, cuma ke jebak macet aja udah gitu mampir di jalan makan dulu," jelas fenly, tak ingin membuat andin khawatir berlebih mengingat kandungan kakaknya itu masih rawan.

"Jangan terlalu di paksa loh, kakak gak mau kamu sakit lagi, dua minggu lalu kamu baru opname jangan sampe lagi ya!" Andin mengusap rambut pirang fenly dengan senyuman penuh harap, pemuda di depannya itu hanya balik membalas dengan senyuman.

"Padahal aji nungguin kamu makan malam loh."

"Iyakah? duh jadi gak enak," gumam fenly, matanya melirik ke kamar fajri yang sedikit terbuka lampunya masih menyala yang berarti orangnya belum tidur.

Fenly sedang berusaha menahan egonya, membiarkan fajri dengan dunianya tanpa ikut campur, tetapi itu semua membuat hubungannya dengan gilang sedikit renggang, lelaki itu seperti memendam kesal padanya.

"Yaudah, kakak ke kamar aja! Fen pastiin aji makan kok, tuh kayaknya masih bangun!"

Andin melirik ke atas tempat yang di tunjuk adiknya, tersenyum tulus dan meninggalkan fenly untuk kembali ke kamarnya, dimana ricky sudah terlelap lebih dulu.

Fenly menaiki tangga dan membuka pintu kamar fajri lebih lebar tapi di buat terkejut saat anak itu sudah tidur telentang masih mengenakan sarung, sepertinya habis sholat isya ke tiduran.

"Ji, bangun!" Fajri hanya menggeliat dan merubah cara tidurnya, fenly sedikit mengernyitkan kedua alisnya, tak biasanya fajri susah bangun.

"Bangun Ji, makan dulu!"

"Duluan aja, ngantuk banget." Menggedikan bahunya acuh, fenly kembali ke kamarnya setelah menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu kamar serta menutup pintunya.

Membersihkan diri dan sedikit mempelajari pelajaran di sekolahnya, tanpa menyadari jika waktu sudah pukul sebelas malam di mana seharusnya ia tidur.

"Duh, pinggang gue. Lupa minum obat lagi." Menunda pena di atas buku kemudian mengambil obat di laci tetapi urung meminumnya saat air di gelasnya kosong.

Dari pada jauh harus ke bawah, fenly memutuskan untuk ke kamar fajri, di sana ada galon kecil yang sengaja di simpan untuk jaga-jaga, akhir-akhir ini sepertinya fajri sering kehausan tengah malam.

FAJRI || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang