Fenly mendorong kursi rodanya sendiri setelah berhasil membuka pintu ruang rawat yang di tempati fajri.
Ia tahu adik dari kakak iparnya ini sedang sendiri, karena ricky baru saja pamit untuk memastikan kondisi andin di rumah yang katanya kecapean.
Sementara shandy? sudah jelas lelaki itu sedang pergi untuk melakukan tugas kuliahnya bersama farhan.
"Ji," panggil fenly pelan, ia menggeser kursi yang ada di sana dan menggantikan tempatnya untuk berada dekat dengan fajri.
"Gue tahu, bukan lo yang udah masukin larutan itu ke minuman gue," ucap fenly memulai pembicaraan, walaupun ia tahu kecil kemungkinan fajri bisa mendengar semua yang ia ceritakan, tetapi ia tak punya banyak waktu karena dirinya masih perlu banyak istirahat.
"Harusnya lo paham juga kalau gue gak bisa bikin Lo sakit kaya gini cuma karena nolongin gue!"
Meremas tangan fajri yang ada di genggamannya erat, ia benci merepotkan orang lain seperti ini terlebih itu fajri yang baru menjadi keluarganya.
"Lo! Lo bisa gak sih ulangin jangan mikir kayak gini? gue merasa bersaah banget ji!" rutuk fenly prustasi, ia sampai membenturkan kepalanya pada cekalan tangan mereka.
Sungguh, kalau pun itu fajri yang memasukan larutan berbahaya itu dalam minumannya, ia tak akan pernah meminta ini, karena dirinya tahu pasti menderitanya mempunyai ginjal satu.
Tanpa fenly sadari sedikitpun, fajri sedari tadi sudah sadar dan mendengar semua yang ia katakan, pemuda itu menahan semua emosinya dengan mengigit bibir, sampai-sampai rasa asin terasa di mulutnya karena bibirnya berdarah, ketika gigitannya terlalu kuat.
'Bukan gue Fen! bukan gue!" jerit fajri dalam hati, ia tak tahu harus mengatakannya sekarang atau tidak, karena jujur ia takut menerima kebencian itu lagi jika semua orang tahu jika bukan dirinya yang mendonorkan ginjal untuk fenly.
'Sorry!! gue harus bohong sama Lo!' batinnya sekali lagi, sebelum membuka mata dan tersenyum ke arah fenly yang menatapnya terkejut dan sedikit malu, lelaki itu sibuk mengusap air mata karena malu ketahuan menangis.
"Ngapa Lo?" tanya fajri tanpa basa-basi, ia berusaha menyembunyikan semuanya mulai sekarang.
"Anjir Lo Ji! ngagetin gue aja, kalau mau bangun ngomong dong!" decak fenly kesal, fajri yang mendengarnya tertawa.
"Lagian ngapain sih Lo? pacar gue bukan, pake segala nangis-nangis di sini!" goda fajri yang membuat fenly repleks memukul lengannya pelan, yang di balas kekehan ringan oleh lawan bicaranya.
"Btw, maafin gue ya fen!" ucap fajri mulai serius, wajahnya tak menunjukan becanda atau semacamnya, nampak tulus dan fenly bisa melihatnya.
"Kagak! gue udah bilang lho Ji, gue gak suka ketika orang yang gue sayang ngorbanin sesuatu yang bisa ngebahayain diri mereka sendiri!" tegas fenly, wajahnya nampak jauh lebih serius di banding fajri yang kini malah memasang wajah nyeleneh, agak ngakak juga lihat wajah serius fenly ini.
"Aauuhh... jadi Lo sayang sama gue? utututu_
"Ji! gue serius!" suara fenly naik satu oktaf membuat fajri terdiam, jujur walau sudah sering mendengar bentakan tetapi ia tak pernah terbiasa untuk hal yang satu ini.
"Koveell, gue tahu tapi percuma lo gak bakal bisa kembaliin ginjal itu ke yang punya!"
Fenly menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tak gatal, mendengar fajri memanggilnya dengan sebutan kovel, kupu-kupu di perutnya terasa menggelitik hingga membuat pipinya merona, ia salah tingkah sekarang, sampai tak menyadari ucapan terkahir fajri yang begitu ambigu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJRI || UN1TY
Teen FictionMasih adakah tempat untuknya di sini? *pranormal #1 fenly (10-16 juli 2022) #1Brothersick (1 juni - 9 juli 2022) #4 Brothersick (10-16 juli 2022) #30 Fajri (10-16 juli 2022) #12 UN1TY (26 juli 2022-