Seminggu berlalu, fajri telah pulih sepenuhnya, tidak ada yang tahu tentang semua rasa pura-pura.
Fisiknya sehat tapi mentalnya ia genggan untuk tidak terbuka pada siapapun, tak ada yang sadar jika semua hal penting ia sembunyikan.
Memilih untuk memendam kesakitannya sendiri, tanpa berharap seorangpun sadar jika ia masih terluka, karena merasa semua akan berkhir baik ketika dia berusaha tak ingat dengan semua hal yang orang perbuat terhadapnya.
Hari ini hari jumat, entah mengapa di hari baik ini ia merasa lebih segar dan begitu tenang, perasaanya lega seolah terbebas dari semua rasa yang membelenggu.
Maka dari itu, sejak bangun tidur tadi ia terus menyebar senyum cerah hingga semua orang di rumah keheranan dengan segala tingkahnya.
"Dedek, Aa pergi sekolah dulu ya! tunggu aa pulang oke?" Andin terkikik geli melihat tingkah fajri yang lebih dari biasanya, anak itu terus mencium dan mengganggu adiknya hingga terbangun, padahal hari sudah siang bahkan fenly memilih untuk menunggu di luar saja karena bosan.
"Udah Aa, pergi sana! udah siang fenly udah kebosanan itu!" tegur Andin mengusap rambut fajri pelan dengan sebelah tangannya yang menggendong si kecil di pangkuan.
"Mami maah, kangen sama aji, nanti nangees!" goda fajri dengan senyum lebar dan menaik turunkan sebelah alisnya hingga andin mendadak merinding melihatnya.
"Kamu cuma pergi sekolah ya!"
"Iyalah tuuh! jangan kangen ya Mi! jangan nangis!"
"Dadah Mami, dadak dedek! aa berangkat ya, nanti ketemu lagi!"
Bahkan andin menghela nafas lega setelah melihat punggung fajri yang menghilang di balik pintu utama, sampai ia terkekeh ketika mendengar omelan fenly yang hampir mati kebosanan.
"Ini yang jadi kakak, demen banget kelonin adeknya, gue capek nunggu anjir!" sembur fenly begitu fajri menghampirinya yang tengah bersandar di mobil milik Ricky.
"Sabaar atuh Kovel, papi aja gak ngomel. yaudah hayuk masuk!"
"Eitt Lo di belakang!" cegah fenly ketika fajri membuka pintu di samping kemudi, sampai remaja bergigi kelinci itu mendengus sebal.
"Sekalii aja! gue di depan ya! ya ya!"
"Gak!"
"Kovel pelit!"
"Anak-anak! ayok masuk!"
Mendengar seruan ricky dari dalam mobil membuat keduanya masuk dengan fajri yang lagi-lagi harus duduk sendiri di belakang.
"Pagi Papiii!" Ricky menatap fajri ngeri, kemudian saling bertatapan dengan fenly yang menampilkan wajah seolah berkata 'fenly gak tau'.
"Pagi-pagi ndasmu! udah dari bangun tidur kamu sapa papi kaya gitu, Ji!"
"Ya emangnya salah? itu stok buat besok!"
"Udah Bang, lanjut aja bentar lagi masuk ini!"
Kemudian Ricky menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan pekarangan rumah dan keluar area komplek, menyusuri jalanan yang kebetulan tidak macet, seperti ada keajaiban baru, Jakarta tidak macet?
"Papi! jemput aji sebelum solat jumat bisa?"
"Loh, kenapa jemput biasanya pulang sore kan?"
"Tanyain kovel aja!"
Fenly mendengus, terpaksa harus mengeluarkan tenaga untuk menjelaskan pada ricky, menguras tenaga yang sengaja ia simpan untuk memenuhi hari ini.
"Ada rapat akhir semester, Bang. Aku kan osis. jadi gak bisa pulang duluan. Jemput aji aja!"

KAMU SEDANG MEMBACA
FAJRI || UN1TY
Fiksi RemajaMasih adakah tempat untuknya di sini? *pranormal #1 fenly (10-16 juli 2022) #1Brothersick (1 juni - 9 juli 2022) #4 Brothersick (10-16 juli 2022) #30 Fajri (10-16 juli 2022) #12 UN1TY (26 juli 2022-