Beberapa suster mendorong cepat brankar berisi seorang pemuda yang terlelap damai di atasnya, setelah hampir setengah jam berkutat lelah di ruang perawatan, kini ia kembali di bawa dengan kondisi semakin mengkhawatirkan.
Abi memeluk tubuh umi yang histeris saat melihat bagaimana dokter dan para suster sibuk dan panik menyelamatkan kondisi fajri yang buruk saat melakukan operasi.
Sekarang, fajri di pindahkan keruang ICU, keadaannya terus memburuk dengan tekanan darah yang terus menurun, membuatnya harus segera mendapatkan donor darah supaya tetap bertahan.
Shandy mengacak rambutnya prustasi ketika dokter tak kunjung keluar, melihat umi yang masih histeris membuat pikirannya semakin berat dan tak tahu apa yang harus di lakukan.
"Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" tanya shandy cepat begitu dokter keluar dengan wajah tak bisa di tebak.
"Kami membutuhka donor darah secepatnya, stock darah yang di miliki pasien langka, tapi kami sudah menghubungi pihak PMI, hanya saja jika bisa pihak keluarga ada yang bisa mendonorkan darah?"
Ketiganya diam, karena darah yang fajri miliki adalah golongan darah yang tak di miliki keluarganya kecuali_Ricky.
"Kami akan mengusahakan, Dok. Tapi bagaimana dengan keadaannya?" Abi menunjuk ke dalam ruangan guna memperjelas pertanyaannya.
"Pasien sedang dalam masa kritisnya, oeprasi gagal, dan ia harus menahan rasa sakitnya hingga kondisinya membaik dan melakukan operasi kembali setelah keadaannya pulih!"
"Tapi Dok?" Dokter tersenyum dan menepuk bahu shandy beberapa kali, ia tahu pemuda di hadapannya ini sama sekali tak tahu apa yang harus di pertanyakan, hanya bingung dengan kondisi dan situasi yang di hadapinya saat ini.
"Untuk sementara kami telah menyuntikan beberapa obat untuk memancing tekanan darah agar cepat naik, saya permisi!"
Selepas kepergian dokter, shandy berdiri kaku di depan pintu ruang icu, adiknya, teman kecilnya, separuh hidupnya, kini sedang melawan rasa sakit yang tak bisa ia bayangkan, saat ini anak itu sedang mempertahankan nyawanya tanpa kedua orangtuanya yang tahu.
"Shan!" panggil abi, ia mengerti perasaan shandy yang tak jauh berbeda dengannya, hanya saja ia di paksa tegar karena ialah kepala keluarga di sini.
"Hubungi abang kamu ya!"
Melihat putra satu-satunya itu hanya diam, abi menatap umi yang terduduk lemas di kursi tunggu dengan air mata yang tak henti menetes.
"Shan, hiks ... ini demi keselamatan aji!"
Baru tersadar jika saat ini bukanlah waktu untuknya egois, hanya ricky satu-satunya harapan tercepat untuk menyelamatkan kondiis fajri.
"Shandy temui bang rick sekarang juga!"
Tanpa menunggu persetujuan dari kedua paruh baya di dekatnya,shandy sudah berlalu dengan cepat meninggalkan mereka untuk segera menemui ricky yang pastinya berada di ruang rawat fenly, wlaau tidak ada setidaknya ada andin di sana.
'Cklek'
Napasnya memburu dengan keringat membasahi pelipisnya, mulutnya terbuka dengan mata membulat.
Matanya berhenti tepat di mana ricky tengah memeluk tubuh andin yang wajahnya terlihat gelisah.
"Bang!" panggil shandy, berharap tak mengganggu. Karena jika di lihat wajah ricky nampak prustasi.
"Shandy?" Andin duduk tegak menghadap shandy penuh pertanyaan.
"Ada apa shan?" tanya ricky, entah perasaan shandy saja atau memang benar jika saat ini suara ricky terdengar dingin dan terkesan tak suka dengan kehadirannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAJRI || UN1TY
Novela JuvenilMasih adakah tempat untuknya di sini? *pranormal #1 fenly (10-16 juli 2022) #1Brothersick (1 juni - 9 juli 2022) #4 Brothersick (10-16 juli 2022) #30 Fajri (10-16 juli 2022) #12 UN1TY (26 juli 2022-