Di bawah langit penuh bintang yang indah. Lalice melamun,sejenak memikirkan kehidupan nya.
Pikiran nya selalu terhubung pada hidupnya yang tidak pernah mendapat keadilan. Inikah takdir nya?ia pun sedikit tau bahwa sadari ia lahir tidak ada keadilan yang berpihak pada nya.
Apakah ini memang takdir sebagai orang yang mempunyai saudara kembar. Kadang Lalice berpikir bahwa dua orang yang kembar hanya ada satu yang bahagia.
Dulu saat ia kecil itu masih menjadi pemikiran nya. Namun ketika beranjak dewasa ia semakin tau bahwa pemikiran nya adalah sebuah kebenaran.
Sadari kecil,semua kebahagiaan seakan tertuju pada adik nya. Di mulai dari kasih sayang yang tidak sama dari keluarga besar Manoban termasuk mommy nya.
Adik nya mendapatkan kasih sayang yang begitu hangat,sangat berbeda dengannya. Lalice sendiri tidak tau mengapa itu semua terjadi. Ia dan adik nya sama,bahkan secara fisik pun terlihat begitu mirip. Lalu apa yang membuat seluruh keluarga mommy nya lebih menyayangi adik nya?.
Teringat akan adik nya. Lalice jadi ingat pertemuan nya dengan tunangan Jennie tadi yang tak lain adalah Lisa.
Entah mengapa ada perasaan aneh saat ia melihat Lisa. Wajah Lisa yang mirip dengan adik kecil nya dulu. Dan nama nya pun sama.
Lalisa Manoban,itu maka adik nya. Dan orang yang tadi ia temui juga bernama Lisa dan berwajah mirip dengan adik nya dulu. Lalice merasa bahwa itu benar-benar Lisa sang adik.
"Lice..."
Seorang pria tiba-tiba datang memanggil nama Lalice dengan begitu lembut.
Lalice merasa hangat di lengannya. Ia sedikit melirik dan melihat sebuah cangkir berisikan kopi hangat yang sengaja di tempelkan ke lengannya.
Ia menoleh ke samping menatap pria itu yang tersenyum manis hingga mata nya menyipit. Lalice kembali mengalihkan pandangannya ke arah depan kembali melihat gedung-gedung yang penuh lampu.
"Minumlah kopi ini... Setidaknya badan mu akan terasa lebih hangat..."Pria itu masih menyodorkan cangkir kopi tersebut.
Lalice diam tidak membalas ucapan pria itu,namun ia tetap mengambil kopi yang di yakini buatan pria tersebut.
Pria itu tersenyum lebar setelah kopi buatan nya di terima. Ia ikut menekuk dan menyandarkan kedua tangan nya pada perbatasan rooftop. Tatapan ikut mengarah ke depan.
"Mata mu tidak bisa membohongiku... Kau terlihat memikirkan sebuah masalah..."Pria itu sekilas menoleh pada Lalice dan kembali pada menatap arah depan.
"Tidak ada masalah sekalipun... Hidup harus selalu di pikirkan..."Lalice terkekeh, kemudian menyeruput sedikit kopi hangat nya.
"Kau benar..."Pria itu mengangguk setuju dengan senyum khas nya.
"Saat bahagia pun masih bisa terpikir oleh kehidupan yang di jalani... Begitupun sebaliknya saat sedih... Dan aku tau bahwa kau sedang ada masalah yang cukup menyedihkan... Mungkin...?"Lanjut pria itu.
Lalice menghela nafas,ia kemudian menatap pria di sampingnya dengan senyuman tipis. Lalu sedikit menggelengkan kepalanya.
"Wajar jika memiliki masalah hidup... Semua orang merasakan itu,jadi kau tidak perlu khawatir..."
Pria itu menggelengkan kepala nya dan hanya terkekeh pelan. Pria ini bernama Wen Junhui. Pria tampan asal Tiongkok,teman dekat Lalice.
"I know... Aku juga sering mendapat masalah... Perbedaan nya adalah besar atau kecil nya masalah itu... Dan sepertinya kau sedang memiliki masalah yang cukup besar..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You(END)
Fanfiction'Bukan hanya tentang cinta,namun juga rumit nya sebuah konflik keluarga yang mengharuskan pengorbanan' JENLISA CHAESOO TWINS MARRIED LIFE