"Aku harus bagaimana Jungkook-ah"
Perkataan Lisa yang terdengar putus asa membuat Jungkook diam tidak bergeming. Melihat Lisa yang saat ini sudah baik-baik membuat ia senang. Namun Jungkook juga merasakan kesedihan Lisa yang masih tidak terima dengan ini semua.
"Haruskah aku juga ikut mati? Sungguh... Aku masih merasa tidak terima atas pemberian nya..."
Jungkook langsung menatap Lisa dengan terkejut. Saat akan berucap,ia kembali menelan ucapan nya ketika Lisa kembali berbicara.
"Namun aku tak mau semua nya sia-sia begitu saja... Dia sudah pergi dan berhasil membuat ku tetap hidup... Jika aku mati... Bukankah semua itu terasa sia-sia?... Aku juga harus memikirkan perasaan kedua orang tua ku..."
Hanya satu yang Lisa tersemat dalam pikiran nya. Bagaimana dengan orang tua nya?. Lisa benar-benar sangat ingin menyerah sekarang. Tapi bagaimana dengan orang tua nya? apalagi sang mommy yang jelas akan sangat terpukul.
"Dia berkata..."
"... Jika aku pergi maka semua orang akan tidak baik-baik saja... Apakah itu benar Jung?"Dengan penuh air mata. Lisa mendongak ke atas menatap Jungkook.
Jungkook terkekeh sambil menyeka air mata nya yang tanpa sadar sudah menetes sejak pertama Lisa berucap. Kemudian ia membalas tatapan Lisa dan tersenyum kemudian mengangguk.
"Dia benar..."
"...Kau berharga bagi kami semua..."
Lisa tersenyum tipis dan kembali menatap lurus dengan kosong. Air mata nya terus turun tanpa ia mau. Ia benci mengakui bahwa ia sedih atas kepergian sang kakak.
Ia benci kalau ternyata ia juga menyayangi kakak nya itu. Ia merasa tidak rela jika saat ini ia hidup menggunakan jantung milik kakak yang sudah ia benci.
Lisa akui kalau diri nya membenci sekaligus menyayangi Lalice.
"Lisa-ya"
Panggil Jungkook dengan nada sedikit bergetar. Lisa hanya diam sambil terus menatap lurus. Begitupun dengan Jungkook di samping nya.
"Pernahkah kau berpikir jika seseorang tersayang kita yang sudah kita benci pergi... Maka kita akan baik-baik saja..."
"Apalagi ketika dia sudah melakukan kesalahan besar yang membuat rasa benci itu lebih besar di banding rasa sayang... Ku pikir,aku tak akan merasakan kesedihan atas kepergian nya..."
"Namun ternyata salah... Aku membencinya namun aku juga sedih ketika dia pergi... Ku pikir aku akan baik-baik saja atau justru merasa senang jika ia pergi..."
Jungkook berusaha menampik bahwa ia sedih kehilangan Lalice,orang yang ia benci karena menyakiti sahabat nya. Namun tetap saja,Jungkook ternyata merasakan kesedihan itu.
"Bedebah itu... Lagi-lagi membuat ku kesal..."Jungkook tertawa kecil sambil menyeka air mata nya.
Tangan Lisa menggenggam pegangan kursi roda nya. Rasanya Lisa hanya ingin terus tertidur lagi. Baru saja ia bangun,namun ia kembali harus merasakan tekanan.
Lisa mengingat semua kebersamaan nya dengan Lalice saat masih kecil. Kebersamaan Lisa terbilang lebih singkat di banding perpisahan nya dengan kakak nya itu.
"Jungkook benar... Aku menginginkan mu pergi karena ku pikir akan lebih baik jika orang yang ku benci pergi menjauh dari kehidupan ku... Namun ternyata,hal itu juga menyakitkan.
"Di kehidupannya selanjutnya... Aku menginginkan mu menjadi kakak ku lagi... Namun bukan kau yang sekarang... Aku hanya ingin kau yang baik dan selalu membuat ku bahagia..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You(END)
Fanfiction'Bukan hanya tentang cinta,namun juga rumit nya sebuah konflik keluarga yang mengharuskan pengorbanan' JENLISA CHAESOO TWINS MARRIED LIFE