Suasana keheningan menyelimuti pertemuan yang terbilang bermakna ini. Mereka pernah menjadi ikatan namun kini sudah kembali seperti asing.
Lalice hanya bisa mematung melihat wajah cantik ibu nya. Rasa ingin memeluk namun kenapa terasa begitu sulit. Ia tak sedekat itu dengan ibu nya.
"M-mommy..."Panggil Lalice membuat Mrs. Manoban menatap datar anak sulung nya.
"A-aku sangat merindukan mu... Bolehkah aku memeluk mu..."Sebenarnya Lalice ragu dan takut sakit hati karena penolakan. Namun tak ada cara lain untuk menumpahkan segala kerinduan nya.
Mrs. Manoban mengangguk saja. Lalice tersenyum senang dan langsung memeluk erat tubuh sang mommy. Seketika itu tangisannya pecah,ia menangis di pundak sang mommy.
Di balik kaca mata hitam nya,Mrs. Manoban berkaca-kaca. Ada rasa kerinduan pada anak nya,namun entah kenapa ia tidak bisa memperlakukan Lalice seperti Lisa.
Namun bagaimanapun ia seorang ibu,ia sendiri yang melahirkan kedua anak nya. Ia juga menyayangi kedua nya,namun rasa sayangnya pilih kasih. Ia lebih menyayangi anak bungsu nya di banding anak sulung nya.
"Lalice sangat merindukan mommy hiks..."Tangisan Lalice terdengar begitu pilu.
Lalice adalah orang yang sangat jarang menangis. Ia kuat menanggung segala beban selama ini. Namun jika menyangkut orang tersayangnya,ia lemah.
Tangan Mrs. Manoban terulur mengelus punggung anak nya. Wajah nya datar namun di balik kacamata nya ia berkaca-kaca dan dadanya terasa sesak sekarang.
Marco tersenyum melihat pemandangan mengharukan di depannya. Kali ini ia merasa berguna telah membuat anak nya bahagia hingga menangis haru. Selama ini ia benar-benar merasa menjadi ayah yang buruk,hanya membuat anak nya menderita. Walau Lalice tidak pernah mengeluh,namun Marco tetap merasa bersalah telah membebani sang anak.
"Jangan menangis..."Walau masih terdengar dingin,namun Mrs. Manoban mengucapkan dengan tulus.
"A-aku sangat terharu mom... Ku pikir kita tidak bisa bertemu lagi..."Lalice masih terus mendekap tubuh mommy nya. Menghirup sedalam mungkin aroma tubuh mommy nya yang masih sama seperti dulu.
"Aku mengerti... Akan lebih baik jika kau duduk dan kita berbincang..."Ucapannya membuat Lalice melepaskan pelukan.
Lalice masih tetap tersenyum,ia menyeka air mata nya berusaha untuk menghentikan tangis nya. Walau hati nya sempat perih karena perkataan sang mommy,namun rasa bahagia lebih mendominasi.
Lalice mendudukkan diri di tempat nya. Marco hanya bisa tersenyum sendu melihat perlakuan mantan istrinya pada sang anak. Ia sendiri tidak tau kenapa Hee ae tidak bisa berlaku adil, apalagi keluarga Hee ae sendiri yang selalu lebih menyayangi Lisa.
"Di mana Lisa...?"Untuk memecah kecanggungan, akhirnya Marco bertanya.
"Iya mom... Di mana adikku..."Lalice mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia baru menyadari bahwa sang adik tidak ada di sini.
"Dia masih dalam perjalanan... Mungkin sebentar lagi sampai..."Jawab Mrs. Manoban.
"Ne mom... Aku tak sabar bertemu dengannya,aku sangat merindukan nya... Dia pasti tumbuh dengan baik..."
Mrs. Manoban hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Lalice. Dalam hati ia tidak membenarkan ucapan Lalice,di sisi lain ada hal yang tidak Lisa beruntung kan. Dia tumbuh dengan baik,namun tidak dengan hati nya.
Tak lama terdengar derap langkah yang mendekati. Semua orang mengalihkan pandangannya pada seseorang yang baru datang.
" Sorry I'm late..."Ujar Lisa sambil merapikan pakaian nya, kemudian ia mendongak dan langsung mematung melihat dua orang tak asing di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You(END)
Fanfiction'Bukan hanya tentang cinta,namun juga rumit nya sebuah konflik keluarga yang mengharuskan pengorbanan' JENLISA CHAESOO TWINS MARRIED LIFE