44. Asking the wrong thing

5.9K 435 27
                                    

Beberapa hari berlalu...

Lisa yang sudah keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu masih belum juga pulang ke rumah nya.

Sementara waktu ia tinggal bersama sang mommy, khawatir jika akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti kemarin.

Lisa yang kini berada di ruangan kantor nya,duduk terdiam menatap kosong sebuah map berisikan berkas yang sama sekali tidak pernah ia sangka.

"Silahkan tanda tangan Miss... Setelah itu baru pihak kedua yang bertanda tangan..."Ujar pengacara nya.

Lisa menghembuskan nafas panjang, berusaha menahan rasa sesak di dadanya. Perasaan nya benar-benar seperti di timbun benda-benda keras.

Ia tak pernah menyangka bahwa hal ini akan terjadi pada nya. Ia kira akan seumur hidup hingga maut memisahkan,namun Tuhan berkehendak lain.

Lisa memegang pulpen dengan ragu, berkali-kali ia menghela nafas berusaha menghilangkan perasaan sendu di hati nya. Mau bagaimana pun lagi,ia harus menerima semua yang telah terjadi dengan cara seperti ini.

Lisa memegang dan melihat kembali surat perceraian yang telah ia ajukan. Hanya tinggal tanda tangan nya dengan Jennie,maka kedua nya resmi berpisah.

Lisa memejamkan mata sejenak,menarik nafas dalam lalu di hembuskan. Dengan tangan gemetaran,ia akan memulai menandatangani.

Saat sudah sedikit tercoret. Tiba-tiba saja pintu terbuka tanpa ada yang mengetuk terlebih dahulu.

Tangan Lisa terhenti,dan pandangan nya teralihkan pada seseorang yang baru masuk dengan tak sopan. Pengacara nya juga ikut menatap orang itu.

"Maaf mengganggu"

Alis Lisa berkerut melihat Han Sohee yang tiba-tiba saja ada di sini. Ia beranjak berdiri dengan wajah yang kurang mengenakan.

"Jika media tau kelakuan mu seperti ini,maka karir mu akan hancur..."Lisa  berucap menatap tajam Han. Bukannya kesal,han malah menatap Lisa dengan senyuman nya.

"Aku tidak tau jika kau masih ada tamu... Di mana sekretaris mu?... Seharusnya dia ada dan memberitahu ku..."

Lisa menghela nafas. Ia melirik sekilas pengacara nya yang masih duduk dan terdiam. Ia memasukkan kedua tangan nya ke saku celana formal nya.

"Keluar"Lisa menunjuk pintu dengan dagu nya.

"Itu hanya membuang waktu... Aku sudah di sini... Jika kau belum selesai,maka selesaikan dulu... Aku akan menunggu..."Jawab Han dengan santai,dan dengan tak tau malu duduk begitu saja di sofa.

Lisa memutar bola mata nya berusaha meredamkan kekesalan dalam diri nya. Ia beralih menatap pengacara nya.

"Maaf... Kau bisa pergi sekarang... Surat ini akan ku urus di rumah nanti..."Ujar nya dengan datar di angguki oleh sang pengacara.

Pengacara itu membungkukkan badan sebelum keluar dari ruangan.

Han mengkerutkan keningnya setelah pengacara itu perlu. Ia beranjak berdiri dan berjalan mendekati meja.

"Berhenti!"

Han menaikkan satu alisnya ketika Lisa menyentak melarangnya untuk melihat berkas yang terbuka dia atas meja.

Tanpa peduli dengan larangan Lisa. Han mengambil berkas itu dan langsung membaca nya dengan teliti. Seketika ia terkekeh melihat isi dari berkas itu.

"Surat perceraian... Kau serius?"Han menatap Lisa masih dengan memegang surat itu.

"Lisa Lisa... Aku kasihan pada mu..."Han menatap seakan ia prihatin pada Lisa.

"Istri mu benar-benar jahat ternyata... Mari bekerja sama... Aku marah karena dia sudah mengambil dua orang yang ku suka..."Han menawarkan. Ia mengakui bahwa Jennie sangat beruntung bisa di cintai dua keturunan Manoban.

Thank You(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang