Jungkook berdiri persis di depan pintu ruangan yang bertuliskan nama dokter yang menangani Lisa.
Berkali-kali ia menghela nafas panjang guna melegakan suasana hati nya. Pikiran nya benar-benar kacau dan hati nya juga tidak tenang. Ia di landai kekhawatiran yang besar.
Perlahan, Jungkook membuka pintu. Kemudian dokter yang kebetulan sedang melihat-lihat dokumen langsung mendongak menatap Jungkook yang kini berdiri dengan tatapan kosong.
"Tuan?"
Jungkook beralih menatap dokter itu. Kemudian ia berjalan dan mendudukkan diri nya.
"Apa keadaan nya separah itu?"Tanya Jungkook. Dalam hati ia berharap bahwa kenyataan ini tidaklah benar.
Sang dokter tersenyum tipis,ia begitu tau kekhawatiran pria di depannya ini. Ia sendiri bingung harus menjawab apa agar bisa menenangkan kerabat pasien nya.
Tidak mungkin ia berbohong atas keadaan Lisa yang sebenarnya.
"Kalian akan kehilangan nya jika operasi itu tidak di lakukan"
Tangan Jungkook meremas ujung pakaian nya hingga kusut. Ia benar-benar merasa takut kehilangan sang sahabat.
"Apakah tidak ada cara lain? Seperti jantung buatan...?"Jungkook menatap dokter penuh harap.
Dokter menghela nafas dan menggeleng pelan. Jantung buatan terlalu lama proses nya, tubuh Lisa mungkin tak akan sanggup menahan lebih lama lagi.
"Proses nya membutuhkan waktu lebih banyak... Saya tidak yakin bahwa pasien akan bertahan lebih lama jika terus menunggu... Jalan satu-satunya hanya transplantasi..."Jelas dokter membuat Jungkook menunduk.
Cukup lama kedua nya terdiam. Jungkook tidak bergeming sama sekali seperti sedang memikirkan sesuatu.
Kemudian pria bermarga Jeon itu mendongak. Terlihat dengan jelas bahwa kedua bola mata nya berkaca-kac,namun bibir nya membentuk senyuman tipis yang sendu.
"Lakukan pemeriksaan jantung ku... Jika cocok... Aku siap menjadi pendonor nya..."Ucapnya membuat dokter terkejut tidak menyangka.
"Tapi Tuan ——"
"Lakukan saja apa yang menjadi tugas mu... Ini sudah menjadi kemauan ku... Aku rela mengorbankan nyawa ku demi dia....."Tangan Jungkook terkepal erat di bawah sana. Tenggorokan nya terasa tercekat saat akan mengatakan lanjutan dari perkataan nya.
"... Dari pada aku merasakan kehilangan nya..."
|
"Apa aku sudah boleh menemui suami ku...?"Jennie menghentikan langkah seorang perawat yang baru saja keluar dari ruangan ICU.
"Saat ini kondisi pasien cukup stabil,hanya saja dia masih belum melewati masa kritis nya... Anda boleh saja masuk asalkan dengan prosedur yang ada... Dan batas waktu nya hanya 10 menit..."
Mendengar hal itu. Jennie langsung mengangguk dengan cepat.
"Baiklah, terimakasih..."
"Ne Nyonya..."Perawat itu mengangguk dan kemudian melangkah pergi.
Jennie berusaha mengendalikan kursi roda nya, tangannya sudah berada di gagang pintu ruangan. Namun sebelum pintu terbuka,suara tak asing menghentikan nya.
"Siapa yang mengijinkan mu masuk!"
Jennie menoleh pada arah suara. Terlihat lah Ny. Manoban yang berjalan mendekati dengan Marco di belakang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You(END)
Fanfiction'Bukan hanya tentang cinta,namun juga rumit nya sebuah konflik keluarga yang mengharuskan pengorbanan' JENLISA CHAESOO TWINS MARRIED LIFE