🍁1| Pemeran novel

17.2K 1.2K 10
                                    

🍁🍁🍁

Sudah hampir seminggu aku tinggal di dunia ini. Tidak ada sesuatu yang menarik.

Aku sudah bertemu dengan semua pemeran dalam novel. Dari kedua pemeran utama, antagonis, dan figuran yang ada di novel. Aku selalu memperhatikan mereka dari kejauhan, hanya sebentar dan tidak ada yang spesial. Apa spesialnya dari pemeran utama wanita yang lemah? Kecantikannya? Ya. Aku akui wajahnya cantik rupawan. Tapi dibanding dengan wajah Seina, lebih cantik Seina atau raga yang aku tempati saat ini.

Kalian tahu?

Aku melihat pemeran utama wanita yang sangat lemah saat di bully sang antagonis. Bukannya melawan, ia malah menangis sejadi-jadinya seperti anak kecil. Mungkin, aku memang tak merasakan bagaimana menjadi pemeran utama wanita itu. Tapi, bisakah dia melawan sedikit saja? Kenapa hanya diam dan menangis. Aku benci orang seperti itu. Dia seperti orang yang ingin di kasihani banyak orang. Butuh banyak simpati dari banyak orang. Menurut kalian bagaimana dengan orang seperti itu? Apa pantas dikasihani? Mungkin, pendapat kalian berbeda-beda dan pendapat ku juga berbeda.

Tidak sampai disitu saja, aku melihat sang pangeran yang membela gadisnya, dan terjadilah drama yang memuakkan.

Sialnya, hari ini aku menonton drama itu lagi. Tepatnya di kantin sekolah, seperti yang aku ceritakan tadi. Pemeran utama wanita di bully oleh antagonis.

"Lo tau kesalahan lo apa?!" tanya Ratu Samadewi, sang antagonis.

Chika Ayutia, pemeran utama terduduk dilantai karena didorong oleh Ratu. Chika menangis, entah apa yang di tangisi. Mengapa tidak bangun dan mencoba melawan sedikit saja?!

"Dasar cewe cengeng!" Caci Ratu, ia menjambak rambut pendek yang dimiliki Chika. Membuat tangisan Chika makin menjadi. Aku tahu, itu pasti sangat sakit.

"RATU!!" teriakan melengking itu membuat pandangan semua orang teralihkan. Nah kan, sang pangeran datang bersama teman-temannya dan menyelamatkan pemeran utama perempuan.

Ratu terkejut dan melepaskan jambakannya dari rambut Chika. "Udah berapa kali gua bilang jangan ganggu Chika!!" Ellio Bagaskara, pemeran utama laki-laki. Ia terlihat sangat marah, karena ada yang berani menyakiti gadisnya.

"El, ini salah dia! Dia tadi numpahin minumannya ke aku, dan aku gak bisa diam gitu aja! Liat seragam aku, basah!" Ratu membela dirinya. Memang benar drama ini terjadi karena Chika yang menumpahkan minuman pada Ratu. Entah itu disengaja atau tidak.

"Ta-tapi aku eng-engga senga-ja hiks!" sahut Chika, suaranya sesegukan diiringi tangisnya. Jika Ellio datang saja baru Chika berbicara.

"Tuh denger, dia gak sengaja!!" seru Ellio masih dengan nada tinggi.

"Jadi, gua peringatkan sekali lagi! Jangan ganggu Chika!! Kalo sampai lo ganggu Chika lagi, lo akan tau akibatnya!!" Ancam Ellio dengan penuh penegasan. Ellio membantu Chika bangun dari duduknya di lantai. Ellio membawa Chika keluar dari kantin, mungkin mereka akan ke UKS.

Sedangkan Ratu menatap kepergian mereka berdua dengan tangan terkepal dan tatapan amarah. Ratu dengan amarahnya melangkah keluar dari kantin di ikuti kedua antek-anteknya.

Drama selesai, sungguh memuakkan. Tapi, aku tetap menontonnya. Bodoh sekali kan!

Sudahlah jangan memikirkan hal yang tidak penting itu, mending aku kembali ke kelas.

🍁🍁🍁

Jam kosong, banyak orang yang menyukainya, karena mereka dapat bebas dari pelajaran yang membuat kepala mereka meledak. Aku sedikit menyukainya. Jika kalian tanya kenapa hanya sedikit menyukainya? Karena di satu sisi, aku akan merasa bosan sendirian tanpa teman. Di sekolah ini, aku tidak memiliki satupun teman. Aku sendirian. Duduk sendiri di bangku belakang dekat jendela. Tanpa teman, itu yang membuatku bosan jika jam pelajaran kosong. Walau begitu, aku menyukai kesendirian.

Jika tidak jamkos, mungkin aku akan fokus mendengarkan penjelasan guru. Bukannya mau sombong nih ya, di dunia ku dulu aku termasuk murid rajin dan pintar. Dan yang aku ketahui saat ini, Seina juga termasuk dalam murid terpintar disekolah ini.

Kalian tahu? kenapa ia bisa dijelaskan dalam novel, walau hanya sedikit ?

Karena saat pembagian rapot, disebutkan nama Hattori Seina Amaya sebagai peringkat pararel pertama menyaingi Alleo Bagaskara, second lead di cerita ini dan termasuk kembaran sang pemeran utama, tapi mereka kembar tak identik.

Dan Alleo, saingan Ellio untuk merebutkan pemeran utama perempuan. Rumornya hubungan saudara si kembar Ellio dan Alleo tidak terjalin baik. Liat saja di sekolah jika mereka bertemu, mereka saling melemparkan tatapan permusuhan.

Banyak rahasia yang tidak dijelaskan di novel ini.

Dan kalian tahu? Aku berada di kelas yang sama dengan pemeran utama laki-laki dan teman-temannya. Dan si second lead. Tapi untungnya, aku tidak sekelas dengan pratogonis perempuan dan antagonis.

Aku menghela nafas pelan. Mengapa hari-hari yang aku lewati sangat membosankan.

Mataku memandang keluar jendela yang ada di samping bangku ku. Jendela ini mengarah ke lapangan sekolah. Aku lihat, di lapangan banyak anak laki-laki yang sedang bermain basket. Tiba-tiba mataku menatap ke seorang laki-laki yang menarik perhatianku. Alleo Bagaskara, second lead. Mungkin dia tadi keluar dari kelas dan bermain bersama temannya di lapangan yang panas itu. Aku menatap Alleo, ia terlihat sangat tampan dengan keringat yang bercucuran dipelipisnya.

Aku akui, pemeran-pemeran novel ini mempunyai wajah yang tampan dan cantik. Seina yang berperan sebagai figuran saja, sangat cantik melebihi pemeran utama perempuan.

Deg,

Tatapan kami bertemu beberapa detik, sampai aku memutuskan pandangan itu. Aku sedikit heran mengapa Alleo balas menatapku.

Ah, mengapa hari ini aku banyak memikirkan hal yang tidak penting. Aku menelungkupkan kepala ku kelipatan tangan ku yang berada di atas meja. Memejamkan mata, menikmati semilir angin yang masuk dari jendela. Aku tidak memperdulikan suara bising dari kelas ku ini.

"Lo, Seina?"

🍁🍁🍁

Maaf jika cerita ini membosankan 🙏
Vote dan komen!♡

Rekayasa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang