🍁21|weird feeling

5.4K 368 1
                                    

Happy reading 💗
.
.
.
🍁🍁🍁

Malam dengan keadaan sunyi di kamar. Aku merenung. Memikirkan kejadian siang tadi di sekolah. Aku yang didorong hingga terjatuh dari tangga. Untung saja, Cakra lewat dan segera membawaku ke UKS. Jika tidak ada yang lewat, mungkin saja aku terdiam di sana dengan keadaan pingsan.

Jatuhnya tidak cukup parah, tapi kepalaku terbentur tembok yang ada disana, hingga membuat ku pingsan. Sebelum pingsan, aku melihat samar-samar sosok yang mendorongku. Sosok cewek, wajah nya tidak jelas karena aku yang keburu hilang kesadaran.

Saat pingsan, suara-suara asing terdengar. Seperti, beberapa potong ingatan. Namun, hanya berupa suaranya saja. Suara seorang wanita dan seorang anak kecil. Mungkin, itu potongan ingatan seina.

Masalah pemeran utama sudah selesai. Sekarang aku tinggal menyelesaikan masalah tentang teror dan tentang kehidupan seina yang tak jelas.

I'm the one I should love in this world~

Suara lantunan lagu epiphany - seokjin bts terdengar. Itu nada dering ponsel ku. Oh ya, di dunia ini ternyata ada idol kpop juga. Aneh memang, tapi emang ada. Aku bukan kpopers, tapi aku menyukai beberapa lagu K-Pop. Hanya sekedar menyukai.

Aku mengambil ponsel ku di nakas, melihat nama yang tertera di layar ponsel. Cakraka?

Aku segera menekan tombol hijau.

"halo seina!" sapa Cakra.

"kenapa?" tanya ku to the poin.

"keadaan Lo gimana? Udah baikan? Kepala lo udah ga pusing kan?" tanya nya.

"udah gak pa-pa kok"

"syukurlah, gua seneng dengernya. Oh ya, itu kok Lo bisa jatuh? Gimana kejadian?"

"ada yang dorong"

" dorong? Wah parah tuh orang!! Ada masalah apa sampai ngedorong lo!harus di kasih pelajaran tuh orang, di sana kan ada cctv, besok coba gua cari tau siapa orang yang dorong Lo!" cerocos Cakra.

"gak usah! Aku ga mau masalah nya jadi panjang!biarin aja, yang penting aku gapapa"

" sekarang lo emang ga kenapa-kenapa, tapi nanti?semisal orang itu nekat celakain lo lebih parah gimana?"

"hm, udahlah. Ga usah bahas itu lagi!" seru ku.

"seina, jangan sampai terluka lagi ya! Gua khawatir sama lo"

Aku terdiam mendengar ucapan Cakraka. Sangat aneh mendengar perkataannya.

"seina?"

"hah?"

"kenapa diem?"

"gapapa!"

"sei, di kamar lo ada jendela?"

Aku menyernyit kan dahi. "Ada, kenapa?"

"dari kamar lo bisa lihat langit?"

Aku membuka tirai jendela di samping kasur ku, "bisa"

"lo tau bintang Polaris?"

"polaris?" gumamku, aku mengingat sejenak. "oh, tau!"

"apa dari jendela kamar lo, bisa lihat Polaris dari bagian langit utara?" tanya Cakra lagi.

Aku menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Polaris atau nama lainnya bintang Utara. Untungnya jendela kamarku terletak diutara. Aku menatap langit mencari Polaris.

Rekayasa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang