🍁33| dag dig dug

3.2K 265 2
                                    

Happy reading❣️
Baca sampai bawah ya!

🍁🍁🍁

Senin kali ini, akan dilangsungkan ujian kenaikan kelas. Dan, akan diawali dengan upacara seperti biasa.

Terik matahari menyinari lapangan, membuat banyak murid mengeluh kepanasan. Termasuk Ayuna yang berbaris di depanku, ia tak henti-henti nya mengeluh. Apalagi saat ini.

“tuh guru, gak capek apa ya nyerocos trus! Gua capek banget denger nya!! Udah panas, ditambah dengerin cerocos tuh orang, beuh tambah panas nih. Bisa-bisa pingsan gua!!” cerocos Ayuna mengomentari kepala sekolah yang tak henti-hentinya memberi amanat.

“hust, diam na. Ada Bu Sri!” sahut ku pelan padanya, sedari tadi Bu Sri melirik barisan kami dengan tajam.

“aduh mampus, bisa habis nih kita!” seru Ayuna panik. “eh tapi Bu Sri dilihat-lihat makin kurusan, ya?” lanjutnya.

“na!” sentak ku, bukannya diam ia malah nyerocos lagi.

“iya-iya” Ayuna menciut atas sentakan ku. Lalu ia diam.

Aku mengusap keringat didahi, menghela nafas lega setelah mendengar kepala sekolah menyudahi amanatnya. Lalu upacara berlanjut dan akan selesai sebentar lagi.

Aku dan Ayuna melangkah menuju kantin. Disekolah ini, setelah upacara diperbolehkan untuk istirahat 20 menit lalu akan dilanjutkan dengan belajar.

Sampai di kantin, kami memesan makanan. Lalu mencari bangku yang kosong. Kami mulai memakan makanannya dengan tenang.

“eh, sei lo diruang berapa?” tanya Ayuna.

“eum, ruang 3 kelas 11 IPA 3” jawab ku.

“yah, beda lagi! Yaudah nanti gua ngehampiri lo pas istirahat!” ucap Ayuna, aku mengangguk.

Saat ujian berlangsung, setiap kelas akan diacak dan ditempatkan di kelas yang berbeda. Setiap ujian sistem ini selalu berlaku di SMA ini.

Ayuna dan aku kembali ke ruang kelas ujian masing-masing. Aku memasuki ruang kelas 11 IPA 3, ada beberapa teman sekelas ku yang seruangan juga.

Aku duduk ditempat yang sudah ditentukan guru dan akan duduk dengan murid kelas lain.

Aku menatap seseorang yang baru memasuki ruang ini, terkejut karena kami seruangan. Ia melewati bangku, tersenyum tipis kearah ku. Aku berkedip pelan, tak percaya. Kesambet apa dia, tiba-tiba senyum. Walaupun senyumnya setipis kapas, aneh tapi nyata.

Pipi ku memanas, entah apa yang terjadi, jantungku juga berdetak tak karuan. Hei, perasaan apa ini!

“Gila kali ini jantung!” celetukku.

🍁🍁🍁

Setelah ujian jam pertama selesai, aku beranjak dari duduk ku. Keluar dari ruangan kelas ini. Aku melihat sekeliling depan ruangan. Huh, pasti Ayuna lupa menghampiri ku.

Dia pasti langsung ke kantin, mengisi perut nya karena hari pertama ujian kali ini pelajaran matematika, yang sudah pasti membuatnya mumet dan berakhir kelaparan. Aku melangkah untuk kekantin, menyusul Ayuna.

Merasa ada seseorang yang melangkah beriringan disamping, aku menoleh. Lagi, ia tersenyum tipis.

“kantin?” aku mengangguk. Kami berjalan beriringan dengan pasang mata yang menatap kami penasaran.

Rekayasa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang