🍁10| Menyebalkan

7.3K 597 8
                                    

Annyeong yeorobun!
⚠Chapter ini panjang,jadi bacanya pelan-pelan ygy⚠️

🍁🍁🍁

Malam ini, hujan deras mengguyur kota. Angin berhembus kencang, petir saling bersahutan.

Mobil hitam melaju kencang untuk sampai ke tujuan. Melewati jalan sepi, dengan derasnya hujan. Dalam mobil terdapat seorang pria paruh baya dan seorang gadis. Ayah dan putrinya.

"Ayah, hari takut!" ujar gadis yang umurnya sekitar 14 tahunan.

"Tenang hari, sebentar lagi kita sampai." Balas ayahnya menenangkan.

Suara petir yang keras mengagetkan gadis itu. Ia menutup telinganya. "Ayah, hiks hari takut" gadis itu mulai terisak.

"tenang, hari" ayahnya mengusap kepala putrinya.

Mobil terus melaju walau hujan lebat menghalangi. Jalan tak terlihat karena kabut yang menghalangi. Pria paruh baya itu berusaha melewati nya.

"Hari, pegangan!" ucap ayahnya dengan panik. Gadis itu menuruti perkataan ayahnya. Ia memegangi safety belt dengan erat.

Di depan sana kabut hujan semakin lebat. Susah untuk melewati nya.

"Ayah, AWAS!!"

BRAKK

Hah hah

Aku terbangun dalam tidur dengan nafas yang tersengal-sengal. Mimpi apa itu?

Hari? siapa gadis itu?

Dalam mimpi wajah mereka buram, susah untuk mengenalinya.

Aku menoleh ke arah jam, 02.12. Aku terbangun di dini hari. Suara hujan terdengar deras, hujan belum berhenti dari malam.

Aku beranjak, keluar dari kamar. Melangkah untuk ke dapur. Aku duduk di kursi meja makan. Mengambil air dan meminumnya.

Jika di ingat-ingat lagi, mimpi itu terasa nyata. Seperti, aku pernah mengalami nya.

Gadis dalam mimpi itu?

"Seina!" Aku menoleh.

Ah, ternyata nenek. "Nenek, belum tidur?" tanya ku.

"iya, kamu juga belum tidur?" balas nenek Amy.

"Tadi kebangun karena haus" jawab ku, nenek mengangguk. Ia duduk di kursi samping ku.

Apakah nenek mengenal gadis yang bernama hari itu ya?

Apa aku coba tanyakan saja ya?

"nek!"

"kenapa?"

"nenek kenal gadis yang bernama, hari?" tanyaku, nenek Amy terlihat diam.

"nenek, gak kenal ya?"tanyaku lagi. Nenek menatapku dalam.

"Nenek, kenal" jawab nenek, mata ku berbinar. Wah, kalo gitu aku bisa tau informasi tentang gadis itu dari nenek.

"dia siapa nek?" tanya ku.

"kamu tau dari mana tentang hari?" bukannya menjawab nenek menanyakan balik.

Aku harus jawab apa? Jujur saja kali ya? Jujur lebih baik kan.

"Aku mimpi tentang gadis itu nek" jawabku, nenek tersenyum tipis. Ia mengusap surai hitam ku.

"nek, dia siapa?"tanya ku lagi. Usapan nenek berhenti, ia lagi-lagi menatap ku dalam dan sulit diartikan.

Rekayasa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang