Happy reading ❣️
POV: Author
🍁🍁🍁
Setelah sehari menginap dirumah sakit, hari ini seina diperbolehkan untuk pulang. Di perjalanan, seina meminta untuk ke rumah mamanya. Lebih cepat lebih baik.
Mobil Dewa berhenti dirumah minimalis. Seina dan dewa turun dari mobil. Nenek Amy tidak ikut turun, karena ia tidak ingin ikut campur dengan masalah keluarga putranya.
Dewa menekan bel rumah tersebut beberapa kali, hingga pintu rumah mulai terbuka menampilkan raut terkejut mama.
"mau apa kalian kesini?!" sentak Diana tak suka, mama seina.
"ada yang ingin kita bicarakan" jawab Dewa dingin, ayah seina. Diana terlihat menghela nafasnya pelan, lalu mempersilahkan seina dan dewa untuk masuk.
Diana mempersilahkan untuk duduk, "bi!" ia memanggil asisten rumah tangganya.
Asisten rumah tangganya datang "ada apa nyonya?"
"tolong buatkan--"
"tidak usah, kami hanya ingin berbicara sebentar" sarkas dewa memotong ucapan diana. Diana mengisyaratkan asisten rumah tangganya untuk pergi.
"apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya diana.
Dewa menggenggam tangan putrinya, seina mendongak menatap ayahnya. Dewa meyakinkan seina dari tatapannya.
Seina menatap mamanya, "ke-kenapa mama ngerebut papa temenku ?" tanya seina to the poin.
"Apa urusan nya dengan kalian? Mau saya ngapain pun itu gak ada sangkut pautnya sama kalian! Urusi saja hidup kalian, kalian gak berhak ikut campur hidup saya!!" ucap Diana tajam.
"Saya ini anak anda!! Saya berhak ikut campur urusan anda!!" sahut seina tak kalah tajam.
"sayangnya, saya gak pernah menganggap kamu sebagai anak saya lagi!!" balas Diana tajam, ucapannya begitu menusuk hati seina. Seina menatap mama nya sendu, mama nya benar-benar berubah.
"ma, mama bilang ini gak ada sangkut pautnya sama aku?" suara seina bergetar, menahan tangis.
"Mama tau kan, pria yang mama jadikan pacar itu papa temanku!!!"
"mama udah ngehancurin kebahagiaan dia!!" teriak seina, ia menatap Diana kecewa. Mama nya yang menyayangi nya dulu, benar-benar sudah tiada.
"Saya tidak peduli!" acuh Diana.
"mama berubah, sangat berubah!" mata seina berkaca-kaca menatap sang mama.
"Ma, apa mama tau? Setelah papa jemput aku, aku selalu kangen sama mama. Aku selalu ingat sama mama. Sejahat apapun perilaku mama dulu, aku enggak pernah benci mama. Aku gak pernah nyalain mama atas perilaku mama." air mata yang sekuat tenaga ia tahan, akhirnya meluncur bebas dari pelupuk mata."dulu, aku selalu berpikir, perilaku kasar mama adalah sebuah kasih sayang untuk aku. Karena, semua orang selalu bilang, orang tua marah karena dia sayang sama anaknya. Tapi, ternyata aku salah. Mama, gak pernah benar-benar sayang sama aku!"
![](https://img.wattpad.com/cover/301748335-288-k313674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekayasa | END
Teen FictionSetiap pemeran memiliki masalahnya sendiri. Pratagonis, antagonis, maupun figuran. - "Semua telah di rekayasa oleh takdir dan Tuhan dengan sangat baik." #1nd transmigration story *** high rank : #2 [Tidak nyata] 12/3/22 #4 [Bertemu] 22/3/22 #2 [Sek...