Hallo!
🍁🍁🍁"Lo, Seina?"
Suara itu membuatku membuka mataku yang terpejam. Lalu aku duduk dengan tegak dan menatap seorang siswi yang berdiri di samping bangku ku. Mataku langsung tertuju pada name tagnya, Ayuna Lasmi. Aku seperti pernah dengar nama itu.
Ah iya, aku ingat. Dia juga seorang figuran sama sepertiku. Lebih tepatnya dia itu pacar temannya Ellio yang berbeda kelas. Aku baru sadar bahwa dia juga teman sekelasku.
"Lo, Hattori Seina Amaya kan?" tanya nya. Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Lo di panggil Bu Sinta di ruang guru!" ujarnya memberi tahuku.
Aku mengangguk lagi, "terimakasi!"
Ia mengangguk dan tersenyum ramah lalu kembali ketempat duduknya. Dan yang mengejutkannya lagi, ia duduk di depan bangku ku. Ini, aku yang tidak terlalu memperhatikan sekitar atau bagaimana?! Mungkin aku terlalu memperhatikan pemeran penting di novel ini saja, sampai lupa memperhatikan sekitar.
Aku beranjak dari duduk ku, melangkah keluar kelas untuk menemui Bu Sinta yang mungkin sudah menunggu di ruang guru.
Saat ingin keluar kelas, aku berpapasan dengan Alleo yang ingin memasuki kelas. Aku sedikit meliriknya dan dia balas melirikku, aku tidak terlalu memperdulikan itu. Aku kembali melangkah menuju tujuanku saat ini.
🍁🍁🍁
Teriknya matahari membakar kulit putih ku, lebih tepatnya kulit Seina. Aku menunggu bus di halte sekolah.
Duduk dengan memandangi jalan, banyak kendaraan berlalu lalang. Aku memasuki bus yang ku tunggu tadi. Memilih duduk di bangku kosong dekat jendela. Menikmati semilir angin yang masuk dari jendela bus, angin menerpa wajahku. Aku selalu menikmati semilir angin ini, rasanya tenang.
Sopir melajukan busnya, untuk mengantar penumpang ketempat tujuan. Aku merasakan seseorang duduk di kursi sampingku yang kosong.
Aku menatap orang itu dengan sedikit terkejut. Kalian tahu?siapa yang duduk di sampingku?
Alleo Bagaskara.
Kenapa dia bisa ada disini?bukannya, ia membawa motor sport nya? Dan satu pertanyaan yang sangat membingungkan adalah, kenapa dia duduk di kursi samping ku? Padahal masih banyak kursi kosong di bus ini.
Biarlah, ini bukan urusanku. Aku kembali menatap luar jendela tanpa peduli orang yang duduk di sampingku.
Bus yang aku tumpangi sampai di halte dekat rumahku. Segera beranjak dari duduk ku. Dan Alleo juga ikut beranjak dari duduknya.
Aku memberikan ongkas pada sopir bus itu, lalu keluar dari bus. Dan anehnya, mengapa Alleo juga ikut turun dari bus?
Sebisa mungkin, aku berpikir positif. Mungkin rumahnya di kompleks ini. Sudahlah Seina jangan pedulikan dia!
Aku berjalan menuju arah rumah ku. Sampainya didepan rumah sederhana dengan halaman kecil didepannya, aku membuka pagar yang tertutup, lalu melangkah memasuki rumah.
Ceklek
"Assalamualaikum!" salam ku, tidak ada yang menjawab. Mungkin nenek sedang tidur dikamarnya.
Seina hanya tinggal bersama neneknya, aku tidak tahu kemana kedua orang tuanya.
Kaki ku melangkah menuju kamar ku, lebih tepatnya kamar Seina. Memasuki kamar, lalu aku langsung mengganti seragamku dengan baju biasa.
Merebahkan diri ke atas kasur yang empuk. Sungguh, hari ini sangat melelahkan.
🍁🍁🍁
"Seina, tolong belikan teh dan gula di supermarket terdekat!" suruh nenek, aku mengangguk. Nenek memberikan uang pada ku untuk membeli teh dan gula.
"Seina, keluar ya nek!" Menyalami tangan nenek yang sudah terlihat keriput. Namun, nenek masih tetap terlihat sehat.
"hati-hati ya!" ujar nenek, aku mengangguk. Lalu melangkah keluar rumah untuk pergi ke supermarket dekat rumah.
Sampai di supermarket, aku membeli apa yang nenek suruh tadi. Setelah itu, keluar dari supermarket dan berjalan di jalan yang sangat sepi ini.
Jalan ku terhenti karena suara seseorang.
Aku mengedarkan pandangannya ke sekitar jalan. Sepi, tidak ada orang. Tapi, suara itu?
"Arggg!"
Suara erangan itu dari arah kanan, aku memperhatikan arah kanan itu dengan seksama. Gang kecil itu.
Apa mungkin suara itu berasal dari sana?
Aku coba memastikan nya karena sedikit penasaran. Memasuki gang kecil itu, mata ku terbelalak. Ada seorang laki-laki berbaring dengan lemas disana. Aku menghampirinya, melihat siapa orang itu. Aku melihat wajahnya yang lebam sehabis di pukul. Astaga!! Dia kan Alleo Bagaskara.
Iya benar, laki-laki yang terbaring lemas ini Alleo. Aku berjongkok untuk memastikan dia masih sadar atau tidak.
Matanya terpejam, mungkin ia menahan rasa sakit. Bagaimana ini, apa aku harus menolongnya? Atau, membiarkannya di sini?
Tidak, aku tidak boleh menolong dia. Ini bukan urusan ku, aku tidak boleh terlibat dengan pemeran dalam novel ini. Aku ingin beranjak dari jongkok ku, tapi tangan Alleo memegang tanganku membuatku terkejut.
“tolong gua,” pintanya pelan.
Aduh, aku harus bagaimana? Jika aku menolongnya, aku akan terlibat oleh pemeran novel ini. Tapi, jika aku membiarkannya....
Sudah, tidak pa-pa lah menolong orang sekali ini saja.
"aku harus bantu apa?" tanya ku karena bingung harus berbuat apa. Dalam situasi seperti ini, aku akan terlihat bodoh.
"Tel-pon, te-man g-gua!" ujarnya dengan terpatah-patah.
"nomer nya?"
“shs, s-saku baju” ujarnya tak jelas dengan ringisan, kedua tangannya ia gunakan untuk memegang perutnya yang mengeluarkan banyak darah.
Tanpa bingung, aku mengambil ponsel nya disaku baju Alleo. Mengotak-atik ponsel Alleo yang tak terkunci. Mencari nomor siapapun yang bisa membantu. Aku menelepon kontak dengan nama Bayu yang entah siapa dia.
"hallo?"
"Alleo pingsan" ungkapku singkat.
"hah? Ini siapa? Alleo pingsan dimana?"
"jalan cempaka, gang kecil sebelah kanan" jawabku, lalu ku matikan telpon itu. Dan aku kembalikan ponselnya.
"udah, aku pulang!" pamitku, beranjak dari jongkok ku. Melangkah untuk pergi meninggalkan Alleo, biarlah dia sendirian. Yang terpenting aku sudah menolongnya walau hanya menelpon temannya itu.
"tunggu, lo ...?" suara itu menghentikan langkah ku sebentar, ku tatap Alleo yang memejamkan matanya karena rasa sakitnya.
Aku tak membalas ucapannya, aku memilih melanjutkan langkah ku untuk pulang. Nenek pasti sudah menunggu di rumah.
Huh, menolong orang lain itu merepotkan! Walau hanya menolong sedikit.
Begitulah aku, manusia jahat yang tidak ingin menolong orang lain. Kecuali dengan paksaan rasa kasihan.
🍁🍁🍁
Oke, gajelas.
Ngebosenin ya? Maaf
Vote dan komen ya?♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekayasa | END
Ficção AdolescenteSetiap pemeran memiliki masalahnya sendiri. Pratagonis, antagonis, maupun figuran. - "Semua telah di rekayasa oleh takdir dan Tuhan dengan sangat baik." #1nd transmigration story *** high rank : #2 [Tidak nyata] 12/3/22 #4 [Bertemu] 22/3/22 #2 [Sek...