annyeong yeorobun!
Baca sampai habis ya!
Ada sesuatu dibawah 👇🍁🍁🍁
Berdiam diri dikamar, merenungkan semua kejadian tadi. Masalah mulai mendatang tanpa diminta. Semua terasa rumit. Alur mulai kacau.
Aku sama sekali tidak mengubahnya, antagonis yang mengubahnya menjadi serumit ini.
Aku beranjak dari duduk ku, mendekat ke arah meja belajar. Mataku tertarik oleh sebuah buku yang sedikit berdebu. Sebelumnya aku tidak pernah melihat buku ini. Mengambilnya, aku meniup debu yang ada di buku itu agar debunya hilang. Perlahan tanganku membuka buku itu.
Halaman pertama, kosong.
Aku membuka halaman kedua. Kosong lagi. Membuka halaman ketiga. Ada sebuah tulisan kecil disana.
semua ilusi.
Ilusi? apakah yang dimaksud adalah, dunia ini? Ya, mungkin saja.
Aku membuka halaman selanjutnya.
Sadar.
Aku menyernyit, sadar? Apa maksud dari kata ini?
Tanganku ingin membuka halaman selanjutnya,
Brakk
Suara sesuatu membuatku terkejut. Aku menatap jendelaku yang terbuka, menatap sekeliling kamar. Mataku berhenti di kertas yang berada di lantai kamarku. Aku mendekat, mengambil kertas yang menggulung batu didalamnya. Siapa yang melempar ini?
Untung saja jendelaku terbuka, jadi kacanya tidak pecah. Aku mengecek dari jendela, tidak ada siapa-pun.
Aku membuka kertas itu, membacanya dengan seksama.
Hari, masih ingat aku?
blez.
Keningku menyernyit, lagi-lagi aku kebingungan. Maksud nya apa?
Hari? Siapa?
Blez?
itu nama orang atau apa?
Kenapa banyak sekali yang membuat kepala ku pusing. Masalah tadi belum selesai dan sekarang seseorang melempar kertas ini. Duh, kepalaku rasanya ingin meledak.
🍁🍁🍁
Melangkah dikoridor, banyak pasang mata yang menatapku dengan kebencian. Bisikan-bisikan juga terdengar jelas. Semua berubah dalam sekejap.
Dulu tidak ada satupun orang yang melihatku, aku bagai kasatmata. Dan sekarang? Semua orang memusatkan perhatian nya padaku, dengan kebencian.
Lebih baik aku menjadi kasat mata dari pada dipandang dengan kebencian. Aku benci pandangan mereka. Seolah-olah, aku melakukan sebuah kesalahan yang sangat besar. Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Mereka menghakimi tanpa mencari tahu kebenarannya. Aku benci manusia seperti mereka.
Aku masuk kekelasku, lagi-lagi banyak pasang mata yang melihatku. Tidak perlu menghirau kan mereka, aku segera ketempat dudukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekayasa | END
Ficção AdolescenteSetiap pemeran memiliki masalahnya sendiri. Pratagonis, antagonis, maupun figuran. - "Semua telah di rekayasa oleh takdir dan Tuhan dengan sangat baik." #1nd transmigration story *** high rank : #2 [Tidak nyata] 12/3/22 #4 [Bertemu] 22/3/22 #2 [Sek...