Hollaa!
⚠️maaf jika part ini membosankan⚠️
🍁🍁🍁
Dua hari berlalu, setelah kejadian aku menolong Alleo. Dan selma itu juga aku tidak pernah melihatnya lagi. Dia tidak masuk sekolah, entah apa alasannya.
Aku berjalan menuju supermarket. Sore ini, terlihat cerah.
Memasuki supermarket, aku memilih beberapa bahan yang sudah habis dirumah. Tepung, mie, garam, dan lainnya. Memilih beberapa cemilan ringan. Setelah itu, menuju kasir untuk membayar. Melangkah keluar, tiba-tiba rintik hujan turun.
Loh? perasaan tadi langit masih baik-baik saja. Mengapa sekarang langit ditutupi segumpal awan hitam dan menurunkan rintik hujan? Cuaca cepat sekali berubah dalam satu waktu.
Sekarang, bagaimana aku bisa pulang? Hujan semakin deras menghamtam bumi. Jika menerobos, aku akan basah kuyup. Sebaiknya, aku menunggu didepan supermarket ini. Hingga hujan sedikit reda.
Mata ku tak sengaja menatap seorang laki-laki seumuranku yang berjongkok di depan supermarket ini, yang tak jauh dariku. Kepalanya menunduk, bajunya terlihat basah. Mungkin, dia juga sedang menunggu hujan reda disana. Namun, aku seperti mengenali laki-laki tersebut. Aku sedikit mendekat kearahnya. Berdiri di samping dia yang berjongkok.
Seperti merasakan seseorang didekatnya, ia mendongak. Netra kami bertemu. Mata sayu, pipi lebam, wajah pucat, ujung bibir tergores. Sungguh, aku baru pertama kali melihat seorang Alleo yang semenyedihkan ini. Ya, seperti dugaanku. Dia, Alleo.
Kami melewati beberapa waktu tanpa ada yang membuka suara, hanya suara hujan yang terdengar. Hingga aku memutuskan menatap kearah lain. Mengapa netra kami sering bertemu?
Aku sedikit meliriknya, ia menunduk lagi. Mungkin, ia kedinginan karna bajunya basah kuyup dan cuaca saat ini. Apa yang membuat Alleo terlihat menyedihkan? Ada banyak sesuatu yang tak dijelaskan dalam novel.
Waktu perlahan berlalu, rintik hujan semakin menipis. Aku lagi-lagi menatap Alleo yang masih berjongkok disebelahku, ia masih menunduk menatap lantai.
"Hujan sudah reda, sebaiknya cepat pulang" entah keberanian dari mana, aku berbicara kepada Alleo. Ia mendongak menatapku, menyernyitkan dahinya.
"Segera pulang, cuaca semakin dingin," aku melangkah pergi meninggalkan nya. Dia pasti bingung. Mengapa aku bisa peduli padanya? Mau dia pulang atau tidak, itu bukan urusanku. Mau dia kedinginan atau tidak, itu juga bukan urusanku. Namun, ada setitik rasa peduli yang muncul dalam hati saat melihat dia semenyedihkan itu. Seperti ada luka yang ia simpan.
Alleo sedang tidak baik-baik saja.
🍁🍁🍁
Seharusnya minggu pagi ini, cuaca cerah benderang dengan matahari yang menyinari bumi. Namun, hujan lagi-lagi menghantam bumi. Derasnya hujan membangunkanku dari alam mimpi.
Perlahan ku buka mataku, tapi telingaku sudah lebih dulu tergoda dengan senandung yang hujan ciptakan.
Aku beranjak dan membuka jendela kamarku, dinginnya pagi itu menerobos masuk dan semakin membuatku begitu ingin menikmatinya. Kupandangi satu demi satu tetes hujan yang turun. Wahh... indahnya
Dedaunan yang kembali memancarkan warna alaminya, menggoyangkan tubuhnya ke sana kemari oleh sentuhan derai rintik hujan.
Bagaimana bisa hujan selalu menciptakan keindahan?
![](https://img.wattpad.com/cover/301748335-288-k313674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekayasa | END
Teen FictionSetiap pemeran memiliki masalahnya sendiri. Pratagonis, antagonis, maupun figuran. - "Semua telah di rekayasa oleh takdir dan Tuhan dengan sangat baik." #1nd transmigration story *** high rank : #2 [Tidak nyata] 12/3/22 #4 [Bertemu] 22/3/22 #2 [Sek...