🍁25| Cerita Nenek

3.9K 315 0
                                    

-happy reading-
Maaf jika tidak jelas.
Hargai karya saya yang tidak seberapa ini dengan vote🙏🏻
-terimakasi-




🍁🍁🍁

Ingatan kemarin masih sangat teringat jelas. Wajah gadis kecil itu juga sangat jelas, tidak ada lagi yang samar. Wajah wanita paruh baya itu juga sangat jelas. Aku ingat. Wajah wanita dalam ingatan itu sama dengan wanita yang aku lihat kemarin di mall.

Berarti, wanita itu mama seina asli?

Pria paruh baya yang menggandeng wanita itu, papanya? Tidak, tidak!! Itu bukan papa seina. Ingatan tentang wajah papanya sangat beda dengan pria paruh baya itu.

Apa mungkin, pria paruh baya itu pria yang mamanya bawa kerumah sewaktu Seina masih kecil. Apa hubungan keduanya, masih terjalin sampai sekarang.

Lalu bagaimana dengan hubungan orang tua seina? Cerai? mungkin.

Aduh... bisa gila aku mikirin ini terus!!

Malam ini, aku merenung dikamar dengan pikiran yang kacau. Beberapa ingatan mulai masuk, tepatnya kemarin. Saat di mall, lalu aku pingsan. Ingatan nya belum sepenuhnya, tapi lumayan sudah diberi petunjuk sedikit tentang masalah keluarga Seina.

“dari pada overthinking, mending tanya nenek gak sih?” monolog ku pelan.

“mungkin ini bukan urusan ku, tapi jiwa aku yang berada di tubuh ini. Jadi, aku perlu tau tentang masalah keluarga pemilik tubuh ini.” Ujar ku pada diriku sendiri, “walaupun sedikit, yang penting tau garis besar tentang keluarga Seina.”

Aku beranjak dari kasurku, melangkah untuk menemui nenek Amy. Pasti ia sedang duduk santai di ruang tamu, menonton sinetron kesukaan nya dengan secangkir teh hangat.

Seperti dugaan ku, nenek diruang tamu. Aku menghampiri nya, duduk di sofa sebelah nenek Amy. Nenek Amy menoleh kearah ku sebentar, lalu kembali menonton sinetron kesukaan nya.

“nek... ” panggil ku pelan, ia berdeham pelan. Masih fokus dengan layar tv.

“boleh, Seina tanya?” nenek Amy mengangguk pelan, pandangan nya tidak teralihkan dari tv.

“tentang... orang tua Seina — ” aku berkedip pelan, cukup terkejut karena nenek Amy yang langsung mematikan tv-nya, padahal sinetron kesukaannya belum bersambung.

Nenek Amy memfokuskan dirinya padaku, “lanjutkan” ucapnya.

Aku berdeham pelan sebelum melanjutkan ucapanku, “boleh aku tau tentang kedua orang tua ku?” aku lontarkan perkataan yang berbeda dari sebelumnya. Nenek Amy menatap ku dalam, membuat ku sedikit gugup.

“kamu mendapat beberapa ingatan?” dengan pelan aku mengangguk. Reaksinya biasa saja, tidak ada keterkejutan atau reaksi berlebihan. Aku menunggu jawaban dari nenek Amy, tapi ia tak kunjung menjawab pertanyaan ku tadi.

“nek, kasih tau aku ya tentang orang tua ku? Sedikit aja. Aku mohon.” Aku berucap memohon.

“Tentang keberadaan mereka dan beberapa tentang mereka. Aku anaknya, aku perlu tau tentang mereka.” Lanjutku dengan beberapa penekanan dalam kata.

Tatapan nenek Amy semakin dalam, ia mengangguk pelan.

Sebelum menjawab, ia menghela nafas pelan.

Rekayasa | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang