Tari terkulai tak sadarkan diri di ranjang pengantin. Elang menepuk-nepuk pipi Tari dengan pelan, berusaha membangunkannya. Beberapa kali Elang menguap, menahan kantuk tiada tara. Tak lama kemudian, brug! Elang pun jatuh tertidur disamping Tari. Mereka tidak sadar jika makanan dan minuman yang mereka santap sebelumnya, sudah dibubuhi obat tidur. Hanya butuh beberapa menit, obat itu sudah bekerja dengan baik.
Beberapa pengawal yang berjaga diluar kamar pun mulai tumbang satu persatu. Tubuh mereka jatuh melorot ke lantai dan tertidur nyenyak.
Hanya berselang lima menit, tiga orang laki-laki berpakaian room service datang seraya membawa box troli besar berisi seprei dan selimut kotor. Dua orang diantara mereka berjalan cepat melewati tubuh para pengawal yang tertidur, sementara seorang lagi tetap menunggu dan berjaga-jaga di koridor.
Klik! Klik! Kunci pintu kamar Elang dibobol dengan mudah. Mereka masuk dan langsung berpencar mencari keberadaan target dikamar hotel yang cukup luas itu.
"Ssuiit! Suiiittss!" Bunyi siulan menjadi pertanda bahwa target telah ditemukan.
"Hati-hati." bisik salah seorang dari mereka, parau. Masing-masing memeriksa keadaan Elang dan Tari. Setelah dirasa aman, mereka saling mengangguk dan mulai menyelimuti Tari dengan selimut, menggulung dan menutupi wajahnya dengan hati-hati. Lalu tubuh Tari dipanggul oleh salah satu dari mereka.
"Cepat!" ujarnya, berjalan lebih dahulu untuk membukakan pintu bagi rekannya. Mereka berdua pun bergegas pergi keluar dari kamar.
"Suiittsss!"
Teman mereka yang berjaga diluar, langsung menarik beberapa sprei dan selimut di dalam box troli agar bisa ditempati tubuh Tari.
Dengan hati-hati mereka memasukkan tubuh Tari ke dalam box troli lalu ditutupi lagi oleh sprei dan selimut agar tidak kelihatan. Setelah dirasa cukup, dua orang dari mereka perlahan mulai mendorong box troli meninggalkan koridor hotel. Seorang lagi mengikuti dari belakang dan pura-pura membawa sisa tumpukan selimut yang tidak dimasukkan ke dalam box troli.
Dua jam kemudian...
"Bodoohhh!"
Amarah Elang tumpah seketika begitu terbangun dan menyadari ketidakberadaan Tari disisinya.
Bugh! Buggh? Buugghh!! Hantaman demi hantaman tinju dilayangkan Elang pada para pengawal yang berdiri berbaris dihadapannya. Tubuh mereka oleng, namun dalam sekejap mereka bersikap siaga kembali.
Jangan meremehkan pukulan Elang. Umur boleh saja menua tapi kemampuan bela diri Elang tidak kalah hebat dari para pengawalnya. Sejak kecil, Elang sudah dicekoki dengan berbagai latihan bela diri, mulai dari Taekwondo sampai Muangthai.
"Cari dan temukan dia! Jika dalam 24 jam masih tidak ditemukan, kalian dipecat! Mengerti?!"
"Siaapp!"
Mereka serentak mengangguk siap dan langsung balik badan untuk segera melakukan pencarian. Mereka tidak ingin membuang waktu. Meski resikonya berat bekerja pada Elang, tapi disisi lain mereka pun mendapatkan gaji tinggi, fasilitas mewah, dan masa depan anak istri pun dijamin oleh Elang.
"Apa yang kau temukan?" Elang langsung mencecar asistennya yang baru datang. Dengan lesu Elang duduk bersandar di sofa.
"Seseorang sudah mencampurkan obat tidur dosis tinggi pada makanan. CCTV yang ada didapur, di koridor dan dikamar inipun sudah diretas sehingga tidak ada jejak sama sekali. Bahkan pihak keamanan hotel tidak menemukan orang-orang yang mencurigakan keluar masuk hotel, semua sudah mereka awasi dengan ketat." ujar Tomi, melaporkan hasil kerjanya pada Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN ISTRI KETIGA (Tamat)
RomanceHidup Tari diliputi oleh duka dan lara karena masa lalunya. Ketika dirinya dijual untuk sebuah pernikahan, bisakah dia bahagia? Sementara dia menikah untuk menjadi istri ketiga Elang Mahardika. Tari berusaha lari dan lari menjauh dari Elang, dari...