15. Otw Bucin

2.9K 188 5
                                    

Elang ingin memastikan Tari baik-baik saja sebelum keluar dari rumah sakit sehingga meminta rumah sakit membentuk tim dokter khusus untuk memeriksa kesehatan Tari secara menyeluruh. Tidak hanya itu, mulai dari dokter, perawat, hingga petugas kebersihan paviliun tempat Tari dirawat, harus berjenis kelamin perempuan semua.

Elang juga meminta penjagaan dibuat sangat ketat, para pengawal dan security rumah sakit harus siap siaga di luar dan di dalam paviliun. Tanpa akses dari Elang, tidak seorangpun yang bisa masuk. Hanya Ros dan Rani yang diperbolehkan bebas keluar masuk paviliun.

"Simpan dulu ponselnya." Ros mengambil ponsel Elang lalu meletakkannya di atas meja. "Sini, diobati tangannya." ujar Ros, membawa tangan Elang yang terluka ke pangkuannya untuk diobati. Sengaja tadi Ros meminta betadin dan kain kasa pada perawat karena alih-alih mengobati lukanya, Elang hanya sibuk mencemaskan Tari. Untunglah hasil pemeriksaan Tari baik semua sehingga Elang mulai bisa santai dan duduk dengan tenang.

"Aku mau ke kantin, suntuk, mau cari makanan sama cemilan." ujar Rani, bangkit dari duduk seraya merapihkan roknya yang kusut.

"Kak, pesan fried chicken yah." ujar Tari, padahal dihadapannya sudah tersaji makan siang.

"Oke." angguk Rani.

"Tidak boleh." sela Elang, tegas.

"Satu aja." pinta Tari seraya memasang wajah memelas.

"Makan yang sudah ada." Elang tak mau dibantah. "Itu bagus buat kamu, sehat, bersih dan gizinya sudah terukur baik. Daripada makan fastfood atau yang dijajakan di luar, belum tentu sehat dan bersih. Bagaimana kalau nanti perutmu sakit? Ususmu kemasukan cacing salmonella, parasit berbahaya, atau zat beracun? Pikirkan efeknya dari sekarang, jangan napsu makan aja yang diutamakan. Kalau ususmu sakit, lambung akan ikut sakit, lalu ke ginjal, paru-paru, jantung. Lama-lama tubuhmu bisa habis oleh penyakit. Lalu bagaimana bisa kau menemaniku sampai tua? Aku tidak mau tua sendirian. Jadi kau harus menjaga kesehatan dengan makan 4 sehat 5 sempurna." cerocos Elang, panjang lebar.

"Helloooooo! Dia hanya mau makan fried chicken, bukan mau mencemari tubuhnya apalagi pergi jauh ke antah brantah. Cih! Gaya ceramahnya sudah sok ngalahin aktivis kesehatan aja." protes Rani, melotot kesal pada Elang. "Dasar lebay!"

"Bukan lebay lagi, Ran. Levelnya sudah naik tuh, otw bucin." ujar Ros, tertawa kecil.

"Dasar menyebalkan!" Tari ikut mendelik kesal pada Elang.

"Habiskan!" Tapi Elang tak peduli dan tetap memaksa Tari menghabiskan makanan rumah sakit. Tari hanya cemberut lalu makan dengan cepat. Sesekali dihentakkannya sendok dengan keras sebagai bentuk protes, tapi Elang tak peduli.

"Dia sama sekali tidak memikirkan kita, Kak. Aku tidak terima. Memangnya kita hantu? Masa keberadaan kita tidak dianggap. Istri muda datang, istri tua dilupakan." Rani kembali duduk sambil mengoceh kesal pada Ros. "Tari Tari Tari Tariiii hanya Tari." omelnya.

"Hokh!" Tari yang sedang makan langsung tersedak.

"Pelan-pelan, Sayang." Elang menepuk pelan punggung Tari dengan tangannya yang bebas.

"Kak Rossss!" rengek Rani langsung melengking cemburu. "Aku juga mau dipanggil sayang." adunya, memelas pada Ros.

Ros terkekeh pelan, "Kasihan sekali yah kita." balas Ros, tertawa kecil. Tak urung wajah Tari memerah malu.

"Ahh, pilih kasih." Rani cemberut. "Istri muda yang paling disayang."

"Jangan berpikiran aneh-aneh." Elang menyentil pelan dahi Rani yang duduk tidak jauh darinya. Elang tahu Tari akan tersinggung jika Rani dibiarkan terus bicara, bisa merembet ke mana-mana. "Kau dan Ros tidak akan tergantikan sampai kapanpun."

PETUALANGAN ISTRI KETIGA (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang