27. Menara Pandang Tele

1.6K 122 6
                                    

Matahari pagi masih bersembunyi saat Tari diam-diam meninggalkan rumah Elang. Tari berhasil keluar dengan menyamar sebagai ART yang hendak pulang. Lengkap dengan daster, masker, juga ciput untuk menutupi rambutnya. Ditambah, saat Tari keluar sedang terjadi pergantian shift penjaga keamanan sehingga Tari bisa meloloskan diri dengan mudah. Tekad Tari sudah bulat untuk pergi ke Medan membebaskan Mang Darman. Entah bagaimana caranya nanti, Tari akan melakukannya dan membawa Mang Darman kembali ke kediamanan mereka sebelumnya yaitu rumah Senja.

Taksi online sudah menunggu agak jauh dari rumah Elang. Perjalanan menuju bandara Soekarno Hatta terbilang lancar karena jalanan masih lenggang. Satu jam kemudian, pesawat Garuda yang ditumpangi Tari tinggal landas meninggalkan kota Jakarta.

Jam 10 pagi, pesawat mendarat di bandara Kualanamu Internasional Airport Deli Serdang. Tari berjalan lunglai, rasa lelah, ngantuk dan lapar menderanya. Melewatkan makan malam, sarapan, tidak tidur semalaman karena merencanakan pelariannya, membuat Tari benar-benar lelah.

Tari tak menyadari  seseorang sudah mengikutinya sejak dari Jakarta. Begitu melewati pintu keluar, tiba-tiba telapak tangan besar dan hitam datang membekapnya dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius.

"Hhmmppttt!!" pekik Tari, kaget.

Dalam beberapa detik, mata Tari terpejam lalu tubuhnya jatuh lunglai tak sadarkan diri.

Heup! Dengan mudah laki-laki kekar berpakaian serba hitam mulai dari kepala hingga kaki itu, mengangkat tubuh Tari, memanggulnya dibahu, lalu membawanya masuk ke sebuah mobil Van hitam. Tak lama kemudian mobil Van itu melaju cepat menuju hanggar pesawat yang terletak di selatan area bandara.

Sesampainya disana, Laki-laki bertubuh kekar itu kembali memanggul Tari, membawanya masuk ke sebuah pesawat kecil yang sudah menunggu mereka, siap untuk terbang menuju bandara Sisimangaraja atau yang dulu dikenal dengan nama bandara Silangit Tapanuli Utara.

Entah berapa lama Tari tak sadarkan diri. Tubuhnya dibawa ke suatu tempat yang tinggi menyerupai sebuah menara, sebuah bangunan berlantai empat dan berada ditengah keindahan alam pulau Samosir. Dimana dari setiap lantai bangunan, kita bisa melihat pemandangan yang berbeda. Dan dari puncak menaranya, kita bisa melihat Danau Toba, air terjun Sampuran Efrata, gunung Pusuk Buhit, dan tentu saja hamparan keindahan pulau Samosir.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PETUALANGAN ISTRI KETIGA (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang