Tari termenung sedih, menatap kosong pemandangan diluar jendela kamar. Tak terasa air matanya jatuh berderai, lalu dengan cepat Tari menghapusnya kembali.
Dua minggu sudah Tari menjalani perawatan di rumah sakit. Selama itu pula Elang belum pernah menengoknya. Boro-boro menengok, memberi kabar saja tidak. Meski Ros mengatakan Elang mendadak harus pergi ke Amerika untuk bisnis, Tari tidak percaya.
Tari sadar kalau dirinya salah, kekanakkan, bertindak semaunya sendiri, tapi jangan begitu juga kali. Elang boleh marah atau menghukumnya seperti biasa, tapi jangan mengabaikannya.
"Maduuuuuu! Aku pulang!"
Pintu terbuka, Rani masuk sambil membawa banyak tas belanjaan bermerk, oleh-oleh dari luar negeri.
"Ya ampun, kasihan sekali maduku ini. Selalu saja masuk rumah sakit. Aku kan jadi tidak enak liburan terus sementara kau terbaring di rumah sakit." cerocosnya, menyimpan tas belanjaannya di kursi lalu menghampiri Tari. "Bagaimana keadaanmu sekarang?"
"Sudah lebih baik, Kak."
"Syukurlah." Rani tersenyum lega. "Oh ya, Kak Ros mana?"
"Sedang mengantar Agnes sekolah."
"Siapa Agnes?" Rani mengkerut heran.
"Anaknya Kak Ros sebelum menikah dengan Mas El."
"Apa?!" Rani kaget terbelahak kaget. "Ya ampun! Kenapa aku bisa tidak tau?? Sepertinya selama aku liburan banyak yang terjadi disini yah."
"Begitulah, Kak." senyum Tari, tipis.
"Eh tapi aku juga punya kabar lho. Kabar buruk tepatnya." Rani duduk mendekat disamping Tari, dikeluarkannya ponsel, discrollnya aplikasi instagramnya, setelah menemukan apa yang dicari, Rani menunjukkannya pada Tari. "Lihat ini."
Tari melihat status yang ditunjukkan Rani. Disana nampak jelas Elang dan seorang wanita cantik tengah dinner berdua. Mereka nampak tersenyum bahagia. Seettt! Entah kenapa hati Tari terasa sakit.
"Sepertinya kita akan kedatangan anggota baru lagi." guman Rani, pelan.
"Hah?" Tari menoleh tak mengerti.
"Hemm calon istri ke empat, mungkin."
"Apa?!" Tari melotot kaget.
"Itu baru dugaanku saja. Soalnya dulu Elang pernah bilang kalau ingin punya istri empat." ujar Ros, mengingat ucapan Elang dulu padanya.
"Oh ya?" Suara Tari berubah sendu. Rasanya ingin menangis tapi malu sama Rani.
"Lihat saja, mereka nampak mesra sekali." tunjuk Rani, terdengar biasa saja. "Kau tau, wanita ini seorang psikolog terkenal. Lima tahun lalu aku pernah beberapa kali konseling dengannya. Orangnya humble, baik, kaya, pinter." celoteh Rani. "Pokoknya dia ini wanita idaman banget."
Tari terdiam, tak didengarnya lagi ocehan Rani. Hatinya mendadak sakit, membayangkan Elang tertarik dengan wanita lain. Bagaimana ini?
Elang yang menjadi pelaku gundah gulana Tari, memang sedang berada di Amerika, tepatnya di Johns Hopkins Hospitals Baltimore. Keberadaan Elang di rumah sakit bedah terbaik di Amerika itu memang dirahasiakan dari semua orang, hanya Larasati dan Tomi yang tahu.
Karena beberapa hari lalu Elang baru saja menjalani operasi pembukaan vasektomi. Keinginannya untuk mempunyai anak dengan cara normal sudah bulat, mengingat istri kesayangannya begitu suka melarikan diri, jadi Elang ingin mengikatnya dengan kehadiran anak-anak. Tidak hanya satu, tiga atau empat anak cukuplah. Lagipula sudah waktunya keluarga Mahardika mempunyai penerus yang kelak akan melanjutkan kerajaan bisnis mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN ISTRI KETIGA (Tamat)
RomanceHidup Tari diliputi oleh duka dan lara karena masa lalunya. Ketika dirinya dijual untuk sebuah pernikahan, bisakah dia bahagia? Sementara dia menikah untuk menjadi istri ketiga Elang Mahardika. Tari berusaha lari dan lari menjauh dari Elang, dari...