05-Keputusan

5.7K 367 75
                                    

Para anggota Alagars berkumpul di rooftop sekolah hendak membahas ketua geng motor mereka yang selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para anggota Alagars berkumpul di rooftop sekolah hendak membahas ketua geng motor mereka yang selanjutnya.

"Sung ajalah ya," Ucap Brian membuka suara.

"Setelah kepergian Devon Alexiano selaku ketua Alagars, kita butuh pengganti Devon," Brian menjeda ucapannya.

"Alagars butuh ketua. dan yang akan menjadi ketua Alagars sekarang adalah,"

"Elo Star." Tunjuk Brian.

Alstar yang tengah duduk segara bangkit dari tempat duduknya

"Kenapa harus gue meg."

"Gue kagak mau ah." tolak Alstar.

"Udah sih Star terima aja," sambar Zero yang baru saja datang karena ia tadi ke toilet terlebih dahulu.

"Lo aja kalo kaya gitu nyed." Balas Alstar.

"Jangan Zero anying! Namanya aja Zero alias kosong. Udah pasti kaga ada otaknya itu, kepalanya kosong kek namanya." Celetuk Geo.

"Woi Geo punya masalah apa lo sama gue jingan."

Ucapan Geo barusan mengundang gelak tawa anak-anak Alagars baik kelas 11 maupun kelas 12.

"Woi lu bedua, bisa diem dulu gak? Kita serius dulu bajingan." Ucap Jerry geram melihat keduanya yang tak bisa akur.

"Yok bisa yok serius dulu." Tambah Marshel.

"Kenapa kagak lo aja Bri?" Tanya Nino. Dengan cepat Brian langsung menggeleng-gelengkan kepalanya

"GAK DULU." balasnya.

"Udah bang lo aja." Ucap Ryan salah satu anggota Alagars kelas 11.

Alstar tidak mau, ia tak pernah menginginkan posisi itu. Ia takut, takut tak bisa menjadi ketua yang benar. Takut salah mengambil tindakan, karena memang pada dasarnya ia tak menginginkan menjadi seorang ketua geng motor.

"Gak, gue gak bisa." ucapnya.

"Bintang, ayolah Tang. gantiin Devon," Nino datang menghampiri Alstar dan duduk di sampingnya.

"Gue takut gak bisa jadi ketua yang bener buat kalian, dan gue takut salah mengambil tindakan. Gue takut gue gak bisa kayak Devon," balas Alstar.

"Lo tenang aja, kita kan juga pasti bantu lo. Saat kita akan melakukan sesuatu, kita rundingin dulu bareng-bareng. Simple kan?" Timpal Brian.

Alstar diam sebentar, menatap wajah teman-temannya yang penuh harap agar ia bisa menggantikan Devon.

"Fine, gue mau." Balasnya datar.

"Nahh good! Jadi sekarang ketua kita adalah ALSTARAN OCTANIUS ya teman-teman." Ucap Brian.

Mereka langsung mengucapkan selamat pada Alstar atas posisinya sekarang yang menjadi pengganti Devon sebagai ketua.

Ucapan selamat dari teman-temannya itu hanya di tanggapi dengan wajah datar Alstar.

Catlea duduk sendiri di kantin, biasanya gadis itu pergi ke kantin berdua dengan Gloria sahabatnya. Namun hari ini Gloria tidak masuk karena sakit.

Alstar yang tengah duduk di kantin bersama teman-temannya yang lain melihat ke arah pacarnya yang tengah duduk sendiri. Sambil mengaduk-ngaduk baksonya.

"Le," panggil Alstar.

Lea mendongakan pandangannya, terlihat laki-laki tampan di hadapannya.

"Duduk Al, temenin gue." Pintanya yang langsung di turuti oleh Alstar.

"Ada apa hmm? Ada yang jahatin lo?"

Catlea menggeleng pelan.
"Gak ada, gue cuma sedih aja sih." Ucapnya sambil tertawa hambar.

"Cerita sama gue Le,"

"Mamah Al, Mamah mau menikah lagi." Catlea mulai terisak.

Dengan segera Alstar mengambil tissu untuk gadisnya itu.

"Masalahnya apa? gak salah kan nyokap lo nikah lagi? Nyokap lo mungkin masih butuh pendamping Le, mungkin dia ngerasa kesepian?" Balas Alstar.

"Iya sih gak ada masalah, tapi gue rasanya belum siap punya Papah baru. Lagian kenapa juga Mamah harus butuh pendamping? Dan merasa kesepian? Gue kan ada Al."

"Dengerin gue ya cantik? anak perempuan itu nanti kalau udah menikah tinggalnya gak sama orang tuanya lagi, gak tinggal di rumahnya lagi,"

"Tapi dia ikut suaminya, meninggalkan rumahnya, meninggalkan orang tuanya."

"Kalau lo nikah, terus pergi dari rumah itu, otomatis nyokap pasti bakal merasa kesepian Le." Ucap Alstar.

Lea terdiam mencerna kata-kata cowonya itu. Alstar benar, hanya saja Lea masih belum siap mempunyai Papah baru. Tapi kalau itu yang membuat Mamah nya bahagia, dia bisa apa?

Catlea sama seperti Alstar, di tinggal salah satu orang tuanya. Alstar di tinggal Mamahnya, kalau Catlea sebaliknya. Papah Catlea meninggal saat gadis itu berusia 12 tahun, kini ia sudah berusia 17 tahun.

Tangan Alstar mengusap pipi Catlea yang basah akibat air matanya, Mengelus sayang wajah wanitanya itu.

"I love you Le,"

"I love you more Al."

"Jangan pergi yah? betah-betah sama gue,"

"Pasti betah kok, asal kasih jatah aja." Ucap Alstar ngawur. Dengan segera Catlea mencubit lengan Alstar membuat laki-laki itu meringis kesakitan.




Yuk ah ramein ceritanya.
Jangan lupa juga tinggalkan
Jejak vote dan comment di setiap
Part nya ya kawan...

Masih banyak stock nya, kalau cerita ini rame yang baca nanti sehari aku bakal up 3-4 part setiap harinya!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih banyak stock nya, kalau cerita ini rame yang baca nanti sehari aku bakal up 3-4 part setiap harinya!!!

ALSTARAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang