Alstar bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan, di sana sudah ada David yang sedang membaca koran sambil meneguk secangkir teh.
Alstar mendaratkan bokongnya di kursi yang jaraknya jauh dari David.
Ia mengoleskan selai kacang pada rotinya kemudian menuang susu ke dalam gelasnya."Alstar," panggil David.
Laki-laki itu hanya diam sambil mengunyah rotinya menunggu kata-kata apa yang akan keluar dari mulut David.
"Dengar Papah tidak?!"
"Ngomong aja."
David membuang nafasnya kasar, sejujurnya ia muak dengan tingkah liar anaknya itu. Seperti tidak punya sopan-santun saat berbicara pada orang yang lebih tua.
"Papah meminta pendapat kamu, apa kamu menerimanya atau tid—"
"Lakuin apa yang mau anda lakuin, gak perlu minta keputusan atau pendapat dari gue. Lo kek begitu seolah-olah kek menganggap gue ini anak lo, padahal perilaku lo ke gue gak mencerminkan kalau lo itu bokap gue." Alstar bangkit dari duduknya menyudahi sarapannya lalu pergi begitu saja meninggalkan David.
"Pagi-pagi sudah memancing emosi, dasar anak sialan." Geram David.
Alstar pergi ke sekolah sendiri hari ini. Biasanya ia akan menjemput Catlea dan berangkat bersama. Namun semalam, Catlea mengatakan bahwa besok ia tidak masuk sekolah dan ia mengatakan pada Alstar bahwa tidak perlu ke rumahnya.
Alstar memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Di sana juga sudah ada Nino, Zero, dan Geo.
"Pa kabs bro?" Sapa Alstar pada ketiga temannya itu.
"Alhamdulillah baik ketua," balas Geo yang langsung mendapatkan jitakan dari Alstar. Ia tak suka di panggil dengan sebutan ketua.
"Si Brian, Marshel sama Jerry mana?"
Tanya Alstaran karena tak melihat ketiganya di sana."Nah tu si the idiot dateng." Ucap Zero sambil menunjuk ke arah ketiga temannya itu.
"Lo yang idiot ler," balas Marshel.
"Lo," balas Zero
"Lo anj."
"Udah tolol!" Ucap Brian. "Pagi-pagi udah ribut aja lo,"
Keduanya langsung terdiam.
"Doi kemana Tang?" Tanya Nino saat melihat Alstar tidak datang bersama Catlea. Karena mereka itu selalu berangkat bersama.
"Gak masuk." Jawabnya.
Pelajaran jam pertama adalah fisika.
Guru perempuan berusia sekitar 30 tahunan itu sedang menjelaskan materi didepan kelas. Namun dengan cepat ia melemparkan sepidol yang sedari tadi ia pegang ke arah Zero yang sedang tertidur pulas di meja belakang."SAKIT BANGGGSS—" Ucapan Zero terpotong saat ia membuka mata sudah ada Bu Riri di hadapanya dengan mata yang melotot.
"Bang apa hah?!" Tanya guru itu.
"Bang, bangun tidur udah langsung liat bidadari aja hehe." Balas Zero sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Halah alasan kamu Zero. Dari tadi saya sedang menjelaskan kamu malah tidur di kelas! Mangkanya jangan bergadang!" Ucap Bu Riri sambil bertolak pinggang.
"Ngantuk Bu, abis saya di ajakin mabar sampe larut malem sama tuh anak." Zero menunjuk kearah Nino dengan dagunya.
"Paan lo nyet." Balas Nino tak terima dirinya di bawa-bawa.
"Sudah cukup Zero, sekarang keluar dari kelas dan cuci muka mu!" Ucap Bu Riri yang langsung di turuti oleh Zero.
Alstar menaiki motornya, memakai helm full facenya dan mulai menyalakan mesin motornya.
"Gak ke basecamp dulu Star?" Tanya Jerry saat melihat Alstar hendak pergi.
"Buru-buru amat lo ketua, gak ngumpul duls?" Tanya Geo.
"Udah biarin ae paling dia kangen ama doinya mau maen kerumah si doi." Timpal Nino.
Alstar membuang nafasnya kasar, melepas kembali helm yang tadi sudah terpasang di kepalanya.
"Gue mau langsung balik ae, masih sakit banget ini kepala." Balasnya sambil menunjuk kepalanya yang masih terbalut perban.
"Yaudah istirahat deh lo," ucap Brian.
***
Setelah sampai di rumahnya, ia segera turun dari motor. Alstar kembali membuang nafasnya kasar kala melihat ada mobil Papahnya yang sudah terparkir di garasi. Untuk apa Papah nya pulang sekarang? Itu artinya Alstar akan bertemu laki-laki tua itu di dalam. Sungguh ia malas jika bertemu dengan Papahnya.
Ia memasuki rumahnya dan berjalan lurus menuju kamarnya.
"Tunggu," Alstar menghentikan langkahnya saat mendengar suara Papahnya. Alstar berdiri tanpa menoleh ke arah sumber suara.
"Duduk kemari."
"Gak," jawabnya pada posisi yang masih berdiri membelakangi Papahnya.
"Alstar?"
Sebuah suara yang tak asing di pendengaran Alstar membuat laki-laki itu segera membalikan badannya dan melihat siapa yang menyebut namanya.
"Ya tuhan," wanita yang di perkirakan berusia 40 tahun yang tadinya berdiri ketika melihat wajah Alstar ia langsung terduduk ke sofa yang ada di belakangnya. Seperti terkejut saat melihat Alstar begitu juga gadis yang seusia dengan Alstar. Wajahnya tak kalah terkejut saat melihat Alstar berdiri di sana.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya David pada Alstar dan Catlea. Namun keduanya bungkam tak ada yang menjawab. Wajah Alstar nampak bingung sedangkan wajah Catlea begitu terkejut.
"Lo ngapain ada di sini Le?" Tanya Alstar.
"Al, gu—"
"Dia sekarang akan menjadi adik tiri kamu, dan ini namanya Tante Nuri. Dia akan menjadi Mamah baru kamu,"
Jlebb!
"Maksud lo?" Tanya Alstar pada David.
"Iya. Papah sudah menikah dengan wanita ini dan ini anaknya, namanya Catlea. Dia sekarang jadi adik kamu. Tadi pagi papah minta pendapat kamu ya tentang ini Star,Tapi kamu bilang Papah bebas melakukan apa yang Papah mau kan? Tanpa meminta pendapat atau keputusan dari mu." Ucap David.
Terkejut? Sudah pasti. Bagaiman bisa ini terjadi? Papahnya menikah dengan Ibu dari pacarnya sendiri. Itu artinya Alstar dan Catlea sekarang menjadi saudara tiri.
Alstar memilih pergi meninggalkan ruangan itu lalu menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
"Alstar!"
"Papah belum selesai bicara!"
"Turun Alstar!"
"Mas udah mas, gak apa-apa. Biarin anak kamu tenang dulu, mungkin dia butuh waktu untuk menerima ini." Nuri mencoba untuk menenangkan David, Nuri begitu merasa bersalah.
-
-
-
Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys di setiap partnya.
Buat yg belum baca dari awal, cuss baca dulu biar ngerti sama jalan ceritanya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTARAN [END]
Teen Fiction"Pergi aja bangs*t!!!" "Gak." ------- "Janji sama gue Star, setelah ini lo harus jadi pengganti gue. Alagars butuh ketua." ------- "Gue cuma gak nyangka aja, ini cepet banget Bri." ------- "Papah dengar kabar kalau Devon meninggal, ini semua pasti k...