Pagi itu David, Nuri, dan Catlea tengah melangsungkan makan malam tanpa Alstar di sana. Sejak kemarin malam, Alstar tak kunjung keluar dari kamarnya. Luka tusuk yang ada di punggungnya sudah di obati oleh Bi Inah, namun Alstar berpesan pada Bi Inah agar tak memberitahukan ini pada Papahnya.
Bukan karena Alstar takut Papahnya marah, hanya saja laki-laki itu sedang sangat lemah akibat darah yang keluar banyak dari punggungnya dan rasanya masih sangat sakit.Niatnya hari ini ia tak ingin masuk sekolah, tapi ia juga tak ingin berada di rumah. Alstar akan pergi ke sekolah, tapi mungkin akan datang terlambat karena sekarang ia masih tiduran di tempat tidurnya.
"Eh Lele, Al nya mana Le?" Tanya Zero saat Catlea baru saja memasuki kelas. "Gak tau," balasnya singkat kemudian duduk di bangkunya.
"Kenapa Le?" Tanya Gloria yang duduk di samping Catlea. Gadis itu menggeleng pelan. "Gapapa," balasnya.
"Eh gue heran dah. Kemaren-kemaren si Bintang yang ke sekolah sendiri tanpa Catlea, sekarang Catlea yang ke sekolah sendiri tanpa si Bintang." Bisik Nino pada Marshel yang duduk di sampingnya. Gadis itu mendengarnya tapi ia seolah-olah tak mendengar ucapan Nino.
"Ssstt bacot lo." Balas Marshel. Ia tak mau tahu urusan orang lain, dan tak mau ikut campur urusan orang.
Jam pertama adalah pelajaran bahasa, semua murid yang ada di kelas itu tengah mencatat materi yang ada di papan tulis.
Tok Tok Tok
Beberapa murid menoleh ke arah pintu, menunggu siapa yang datang dari balik pintu itu.
Alstar?
"Lah si bintang," Ucap Nino tiba-tiba saat melihat Alstar yang datang.
"Njir tuh anak masih sakit tapi nekat bet masuk sekolah." Celetuk Geo.
Alstar sakit? Sakit apa? Catlea bertanya-tanya dalam hatinya.
"Loh Alstar kamu kenapa datang terlambat? Kamu sudah telat 30 menit Alstar!" Ucap guru bahasa itu.
"Maaf Bu, saya tadi kesiangan." Alstar berbohong, Padahal ia tidak kesiangan.
"Kesiangan kata mu? Sekarang keluar! Kamu tidak boleh ikut pelajaran saya hari ini!"
"Ok," Alstar pergi ke luar kelas, menutup kembali pintu itu.
Semua yang ada di kelas tercengang melihat Alstar, yang keluar kelas begitu santai. Tak ada penolakan sedikit pun.
"Njir tuh anak beneran keluar dong, gue jadi pengen keluar juga." Ucap Zero.
"Yaudah sono keluar," balas Geo datar.
"Kagak jadi dah,"
"Bego!"
Alstar duduk di pinggir lapangan, lalu mengeluarkan ponselnya.
Namun beberapa detik kemudian ia kembali mematikan ponselnya dan memasukannya ke dalam saku celananya, tak ada yang menyenangkan di sana.
Mata Alstar terfokus pada sebuah bola basket yang melambung tinggi ke arah...
Seorang gadis?
Dengan cepat Alstar berlari kearah gadis itu. Alstar memeluk tubuh gadis itu dari belakang dan,
Bughhh
Bola itu mengenai punggung Alstar. Tepat di luka tusuknya, jangan tanyakan bagaimana rasa sakitnya.
"Arghhh," Alstar meringis saat bola itu mengenai luka tusuknya yang masih basah.
"Eh sorry sumpah gue gak sengaja." Ucap seorang laki-laki. Alstar tak kenal pria yang ada di hadapannya, dia terus meminta maaf karena dia lah yang telah melempar bola itu yang malah melambung tinggi dan mengenai tubuh Alstar.
"Iya sans," Jawab Alstar sambil menahan rasa sakitnya.
Laki-laki itu berterima kasih dan berlalu pergi.
"Maaf ya, gara-gara gue lo jadi kena bola." Ucap gadis itu. Di lihat-lihat wajahnya cantik juga, sama seperti Catlea.
"Tanggung jawab lah masa bilang maaf doang lo," balas Alstar.
"Lah kan yang ngelempar bolanya bukan gue, tapi cowo tadi. Kenapa gue yang harus tanggung jawab?!" Ucap gadis itu tak terima.
"Ya tanggung jawab lah karna udah buat badan gue sakit karna bola itu, dan itu karena gue lindungin lo. Emang lo mau badan lo yang kecil ini kena bola basket? Nggak kan?"
"Yaudah gue tanggung jawab, nih." Gadis itu mengeluarkan uang seratus ribuan untuk Alstar.
Alstar tertawa, membuat bingung gadis di hadapannya.
"Lo ngelawak? Gue minta tanggung jawab woi, bukan minta duit lo. Lagian uang jajan gue lebih banyak dari uang yang lo kasih, jadi ambil aja gue gak butuh uang lo."
"Terus gue harus tanggung jawab gimana?" Tanya gadis itu heran.
"Gampang, lo tinggal temenin gue sarapan di kantin. Gue laper belum sarapan," Jawab Alstar.
"Ta-tapi bentar lagi jam olahraga gue habis, gue harus cepet masuk kelas."
"Bentaran doang elah, udah ayok." Alstar menarik tangan gadis itu dan berlari kecil ke arah kantin.
Kini keduanya sudah tiba di kantin, Alstar memesan nasi goreng dan teh hangat.
"Lo gak mau mesen apa-apa gitu?" Tanya Alstar saat pesanannya tiba.
"Gak,"
"Lo merasa terpaksa? Kalo iya, lo boleh kok balik ke kelas." Ucap Alstar sambil memakan nasi gorengnya.
Gadis itu terdiam, memperhatikan laki-laki yang tengah makan di hadapannya. Sebelumnya, gadis itu tak pernah melihat Alstar. Padahal mereka satu lingkungan sekolah, hanya beda kelas saja. Gadis itu terus memperhatikan Alstar, kalau di lihat-lihat laki-laki ini lumayan juga. Dia tinggi, hidungnya mancung, wajahnya tampan, memiliki mata coklat, alis yang tebal, bibir yang berwarna merah muda. Sungguh paket komplit dari Tuhan.
"Lo apaan sih ngeliatin gue mulu? Naksir lo ama gue?"
"Apaansi PD banget lo, dah ah gue mau cabut. Makannya udah abis kan? Maka tanggung jawab gue berati udah selesai." Gadis itu hendak pergi namun pergelangan tangannya di tahan oleh Alstar.
"Apa lagi?" Tanyanya mulai kesal.
"Kenalan dulu. nama lo siapa? Gue Alstaran Octanius, Panggil aja Alstar."
Alstar memperkenalkan diri.buat yang belum baca dari part awal, baca dulu yaa
Biar ngerti sama jalan ceritanya.Dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak vote dan comment di setiap partnya.
Insyaallah setiap harinya aku bakal up ALSTARAN kok. Krn di draft aku masih banyak bgt part yg blm aku publish.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTARAN [END]
Teen Fiction"Pergi aja bangs*t!!!" "Gak." ------- "Janji sama gue Star, setelah ini lo harus jadi pengganti gue. Alagars butuh ketua." ------- "Gue cuma gak nyangka aja, ini cepet banget Bri." ------- "Papah dengar kabar kalau Devon meninggal, ini semua pasti k...