15. Sadboy?

194 13 0
                                    

Seseorang yang selalu terlihat kuat, padahal ia sedang runtuh. Dia adalah orang yang mampu menyembunyikan kesedihannya dari semesta.

°•°

Saat ini Algavaro dengan teman-temannya sedang ada di kantin. Kali ini ada yang beda dari Algavaro. Sampai teman-temannya heran kenapa sedari tadi ketuanya itu terlihat murung. Minuman yang ada di hadapannya masih utuh karena tidak dia minum, melainkan hanya diaduk-aduk saja menggunakan sedotan.

"Kurang asupan kali," ucap Jerry kepada teman-temannya.

"Asupan cinta?" Ferdy terkekeh pelan.

"Jangan ngomongin cinta, skip dulu," ujar Marko yang sedang makan bakso.

"Mar, tuh ada Lena." Jerry menepuk punggung Marko membuat cowok itu menoleh ke arah depan.

"Eh, Nona Lena. Mau kemana?" tanya Marko kepada Lena—cewek yang sedang diincar Marko.

"Ke kuburan!" ketus Lena. Dia benar-benar ingin mendamprat Marko. "Mau beli makanan lah, pake nanya. Modus!" sambungnya.

"Jangan galak-galak gitu napa, makin cantik tau. Ntar Abang makin terlena-lena sama Lena," goda Marko menaikturunkan alisnya.

"Euwww! Jauh-jauh dari gue!" tandas Lena lalu pergi begitu saja bersama teman-temannya.

Seperti biasa, sehabis Marko menggoda Lena pasti teman-temannya tertawa ngakak. Apalagi Jerry, dia paling ngakak keras untuk meledek Marko.

"Mending lo godain degem aja, kalem-kalem, si Cica tuh gemoy, daripada godain Lena si mulut cabe," saran Jerry menatap Marko melas.

"Oh iya, ya, kenapa nggak adek kelas aja! Cantik dan kalem pula!" seru Marko hampir menggebrak meja. "Besok gue pindah haluan ke Cica aja lah."

"Nah, kan. Punya otak dipake makanya! Jangan mikirin makan mulu!" tandas Ferdy.

Marko, Jerry, Ferdy, kalau mereka bertiga sudah kumpul, pembahasannya pasti random. Bahas apa aja yang penting nggak bosenin. Beda sama ketua dan wakilnya yang lebih milih nyimak aja, nimbrung kalau ada yang penting aja.

"Sekeras apapun hati lo nolak buat nggak dateng, setidaknya lo hargai bokap lo," lirih Zen kepada Gava yang sedari tadi masih diam.

Melihat Gava berdiri membuat teman-temannya menoleh secara bersamaan.

"Mau kemana, Gav?" tanya Ferdy.

"Rooftop, izinin gue ke guru mapel," ucap Gava lalu melangkahkan kaki meninggalkan teman-temannya.

Hal ini sudah biasa. Seorang Algavaro penyandang badboy di ZHS sering izin tidak masuk kelas saat jam pelajaran berlangsung. Kadang teman-temannya sampai bingung harus mencari alasan apa untuk diberikan kepada guru mapel. Ujung-ujungnya sakit menjadi alasan yang tepat.

"Kenapa dia? Aneh banget," celetuk Marko masih mengunyah baksonya.

"Bokapnya mau nikah sore ini," ujar Zen membuat yang lain membulatkan matanya. Gava memang belum cerita ke teman-temannya.

"Cepet amat, pantesan Gava murung," ucap Jerry.

"Eh gais, Algavaro kemana sih?" tanya Violla. Dia datang bersama Kela kemudian langsung duduk bergabung dengan anak-anak Zefron.

"Rooftop, biarin dia pengin sendiri dulu," jawab Ferdy.

"Kenapa emang?" tanya Violla lagi.

"Bokapnya mau nikah ntar sore," sahut Marko.

Violla mengerutkan keningnya. "Loh, bukannya Algavaro nggak ngizinin?"

"Gava terpaksa menyetujui, dengan satu alasan," ucap Jerry.

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang