"Kenapa lo nggak gabung sama Widi dan ikut menindas? Katanya pengin jadi badgirl?" Algavaro menatap Abel dari samping.
Mereka berdua sedang berada di rooftop sekolah. Abel memutuskan untuk mencari udara segar di sini daripada harus kembali ke kelas dan mengikuti pembelajaran. Cewek itu ingin merefresh otaknya setelah kejadian tadi. Tapi sialnya, cowok menyebalkan ini malah mengikutinya.
"Gue nggak sejahat itu!" tukas Abel.
Algavaro tersenyum sekilas. "Gue salut sama lo. Punya keberanian buat belain murid baru yang ditindas."
"Udah seharusnya, berani untuk membela yang benar," ucap Abel.
Tidak salah Algavaro menyukai cewek seperti Abel. Selain cantik, dia juga seorang cewek yang berani mengungkap kejahatan. Ya, walaupun kadang nyebelin dan omongannya tajam mirip tusuk cilok.
"Gue pengin sendiri, mending lo ke kelas aja!" pinta Abel.
Algavaro menaikkan satu alisnya. "Lo lagi ada masalah?"
Mendengar pertanyaan cowok di sampingnya membuat Abel terkekeh pelan. "Apa urusannya sama lo?"
"Lo kalo ada masalah cerita. Gue, kan, pacar lo."
Abel mendelik. "Batu banget dibilangin, gue bukan pacar lo! Pergi sana! Ngapain ngikutin gue terus!" Dia mendorong Algavaro agar pergi dari rooftop.
"Oke, pacar. Awas jangan lompat! Gue belum siap kehilangan lo, Bel," ucap Algavaro sebelum dia melangkahkan kakinya.
Melihat tingkah Algavaro membuat Abel memutar bola matanya. Cowok itu memang selalu membuat dirinya jengkel.
Apa dia beneran Algavaro ketua Zefron yang dingin?
Abel butuh waktu untuk menenangkan pikirannya. Bukan karena masalah perundungan di ZHS tadi. Masalah keluarganya yang tak kunjung usai membuat Abel terus kepikiran.
Tadi malam, pertengkaran hebat terjadi di rumah Abel. Reza dan Laras kembali berdebat. Abel hanya bisa mendengar perdebatan kedua orang tuanya dari dalam kamar. Sakit, terluka, kecewa, itulah yang Abel rasakan tadi malam. Bukan hanya Abel, mungkin kebanyakan anak broken home di luar sana merasakan apa yang Abel rasakan.
Hanya karena gila karir, seseorang harus merelakan keluarganya berantakan. Keharmonisan yang dulu pernah mewarnai keluarga Abel, kini sudah tidak ada lagi. Tapi bolehkan Abel berharap keharmonisan itu datang kembali? Karena tidak ada yang tidak mungkin selama seseorang percaya kepada takdir Tuhan. Rencana Tuhan yang indah pada waktunya.
Abel memejamkan matanya hikmat. Mengambil napas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Semilir angin yang mengenai permukaan kulit Abel setidaknya bisa membuat suasana hatinya menjadi tenang. Ini sangat mendamaikan bagi Abel. Seolah seluruh beban hidupnya dibawa oleh arus angin.
"Sendirian aja?" Suara seseorang membuat Abel membuka matanya.
Abel menyipitkan mata kala melihat sosok laki-laki di hadapannya. "Lo siapa?"
Kayak nggak asing, batin Abel.
Cowok itu terkekeh pelan. "Lo lupa sama gue?"
Tidak ada respons dari Abel. Dia beralih memandang lurus ke depan. Melihat gedung-gedung yang berdiri kokoh di ibu kota. Lagian, Abel tidak suka dengan orang yang basa-basi. Seharusnya cowok itu langsung mengatakan siapa dirinya.
"Gue Aron, dulu kita pernah satu sekolahan di Bandung."
"Aron?"
"Iya, lo inget?
"Gue nggak terlalu inget, tapi dulu gue sering denger nama lo di sekolah," ucap Abel.
Iya, dia Aron ,ketua Holigen, geng yang menjadi musuh bebuyutan Zefron. Dia telah kembali. Yang lebih mengherankan lagi dia mengenakan seragam sekolah Zigo High school.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGAVARO
Novela JuvenilJika ditanya siapa penyandang gelar badboy di Zigo High School, maka Algavaro jawabannya. Ketua geng Zefron yang ditakuti satu sekolah dengan bandana biru yang melingkar di dahinya. Semua orang mengenalnya sebagai murid laki-laki yang berperawakan t...