20. Bertemunya Kembali Dua Singa

163 9 0
                                    

Satu cup Milkshake taro di tangan Abel sudah tandas, tak menyisakan satu tetes pun. Akhirnya Abel bisa membeli milkshake rasa taro di drink store belakang sekolah. Tadi setelah keluar kelas, Abel dan Lintang memutuskan untuk langsung membelinya.

Mereka meminum milkshake di halte sembari menunggu jemputan. Lintang menunggu abangnya menjemput, sedangkan Abel dia tidak ada yang menjemput alhasil memutuskan untuk memesan ojek online. Mobil kesayangannya masih disita papahnya, jadi Abel harus repot setiap berangkat ataupun pulang sekolah.

"Semoga aja tuh Widi dapet hukuman yang bisa bikin dia jera," ucap Lintang yang dibalas anggukan oleh Abel. "Bel, lo nggak pulang bareng Kak Algavaro?"

"Enggak, kemarin-kemarin sih iya. Tapi sekarang nggak tau tuh cowok nyebelin tumben nggak nongol," jawab Abel.

"Lo sebenernya pengin tiap hari diantar jemput Kak Algavaro, kan?" ledek Lintang sambil mencubit pelan pipi Abel.

"Apa sih enggak! Bagus deh kalo dia nggak ganggu gue lagi."

"Eh abang gue udah dateng, gue duluan, ya." Lintang beranjak kala melihat motor besar milik Leiden menghampiri halte.

"Oke," balas Abel. "Bang Leiden makin ganteng aja," puji Abel kepada abangnya Lintang.

Leiden terkekeh pelan. "Makasih loh, oh iya mau sekalian bareng nggak?"

Lintang malah memukul Leiden dengan tote bag di tangannya. "Bonceng bertiga?! Mirip cabe-cabean ntar!"

"Lo naik di roda aja. Lagian lo kurus," timpal Leiden dengan gamblangnya.

"Oh berani ngledek gue?! Awas aja ntar di rumah nggak bakal gue bikinin mie ramyun pedes!" dongkol Lintang. Memang abangnya itu selalu bikin kesal.

"Tapi bisalah Bang Leiden bikin mie ramyun instan," sahut Abel.

"Jangankan masak mie instan, masak air aja pancinya sampe gosong," sungut Lintang.

"Nggak usah diperjelas kali. Cepetan naik!" perintah Leiden.

Lintang langsung naik ke belakang motor abangnya lalu melambaikan tangan kepada Abel. Sementara Abel tertawa kecil melihat tingkah kakak beradik di depannya. Setelah itu motor besar milik Leiden melaju meninggalkan halte.

Kini tinggal Abel sendirian di halte. Halaman Zigo High School semakin sepi. Semuanya sudah pulang kecuali beberapa murid yang mengikut ekstrakurikuler.

Sudah beberapa menit Abel memesan ojek online tapi selalu di cancel. Abel membuang napas gusar. "Kenapa nggak ada angkot juga, sih!"

Saat Abel sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba ada dua motor yang melaju ke arah halte. Deruan motor tersebut membuat Abel menoleh dan mendapati dua sosok laki-laki berjaket hitam dengan slayer yang menutupi mulut hingga hidungnya.

Abel tidak mengenal mereka. Tapi yang jelas ada yang tidak beres dan Abel harus hati-hati. Penampilannya dan gerak-geriknya yang misterius membuat Abel yakin kalau mereka punya niat jahat.

Kedua laki-laki tersebut turun dari motornya, slayer yang menutupi mulut serta hidungnya mereka turunkan hingga memperlihatkan wajah sangar kedua cowok tersebur. Abel memutuskan untuk pergi dari halte. Cewek itu melangkahkan kaki dengan santai, tapi jangan ditanya jantungnya mau copot ketika dua cowok itu malah menghadang Abel.

"Jangan cuek-cuek dong," ucap salah satu dari mereka.

"Cewek cantik kayak kamu duduk sendirian di halte, mau kita antar pulang nggak?" Kedua cowok itu tersenyum menggoda.

Tak mengindahkan ucapan mereka, Abel berjalan begitu saja. Tapi salah satu dari mereka malah mencekal tangan Abel dengan kasar.

Abel meringis kesakitan. "Lepasin gue!"

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang