"Beneran lo ngomong gitu?!" seru Lintang terkejut.
"Iya," balas Abel santai.
"Terus kalau Kak Algavaro ngejauhin lo beneran gimana?"
Abel menyonor kepala Lintang. "Ya emang itu tujuan gue! Ah, lo lemot apa gimana sih!" tandasnya.
Melihat Lintang senyum-senyum sambil menatap Abel, membuat Abel mengerutkan dahinya. Tingkah Lintang memang selalu membuat sahabatnya bingung. Kadang cerewet, kadang pendiem, kadang senyum-senyum sendiri, kadang nangis tanpa alasan.
"Kenapa lo?" tanya Abel heran.
"Lo sok jual mahal, kan? Kayak di drakor-drakor!" tebak Lintang. "Padahal aslinya lo pengin Kak Algavaro ngejar-ngejar. Ngaku aja lo!" Lalu dia mencubit pipi Abel pelan.
Rasanya sekarang Abel pengin memasukkan cabe sekilo ke mulut Lintang. "Hidup gue real, ya! Gak usah sama-samain kayak di drakor!" tukasnya.
"Kadang real emang lebih menyakitkan daripada ekspektasi," lontar Lintang dengan ekspresi yang tiba-tiba memelas.
"Kasian amat bestie gue, jadian aja belum udah disuruh move on," ucap Abel lalu terkekeh.
"Pengin ngakak takut tosa!" seru Farhan si ketua kelas yang duduk di bangku depan.
"Dosa Beb, bukan tosa," koreksi Sila sambil mencubit pipi Farhan gemas.
Emang pasangan ini bucinnya udah nggak ketolongan. Nggak tau situasi kalau mau pacaran. Kan, bikin temen-temen kelasnya iri. Couple ter-the best sepanjang masa di kelas XI IPA 5.
"Anjir lo, kata-kata abang gue itu," ucap Lintang kepada Abel.
"Tapi gue setuju sih sama abang lo." Abel tersenyum penuh kemenangan hingga membuat mata cewek itu sipit.
Farhan menoleh. "Gue juga setuju!" serunya.
"Apaan sih, Beb. Fokus ini ntar game over!" protes Sila kepada Farhan sambil menunjukkan hpnya.
"Tau tuh! Nggak ada kabel putus perasaan, main nyambung-nyambung aja," sungut Lintang.
Sedang asik berdebat, Bu Intan datang dengan setumpuk buku di tangannya. Jam pelajaran fisika akan segera dimulai. Tapi tampaknya beberapa murid terlihat lesu. Tadi sebelum masuk, mereka sempat mengeluh kalau pagi-pagi sudah bertemu dengan angka-angka beserta rumus yang bisa membuat otak mendidih di pagi hari.
"Selamat pagi!" sapa Bu Intan.
"Pagi, Bu!"
"Farhan, tolong kamu bagi buku tugas ini, sudah ibu koreksi dan nilai," perintah Bu Intan kepada Farhan.
Farhan, si ketua kelas bucin itu langsung berdiri dan menghampiri Bu Intan. Dia langsung membagikan buku tugas itu kepada teman-temannya. Enak nggak enak jadi ketua kelas. Gak enaknya kadang sering disuruh ini itu sama guru. Enaknya kalau lagi ada tugas pertemuan ketua kelas, bisa jadi alasan buat nggak ikut pelajaran.
"Anjir! Lo dapet seratus?" Farhan masih tidak percaya setelah melihat nilai tugas fisika milik Abel. "Gue aja cuma dapet sembilan puluh, njir!"
"Soal gampang itu," ujar Abel santai.
"Roman-romannya ada yang mau saingin gue buat ngerebutin peringkat pertama di kelas," celetuk Farhan.
Abel terkekeh. "Lo peringkat pertama, gue peringkat kedua, puas lo?"
"Jangan gitu lah, kita bersaing secara sehat aja."
"Bestie gue ini emang pinter, Han. Cuma agak anu aja," timpal Lintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGAVARO
Подростковая литератураJika ditanya siapa penyandang gelar badboy di Zigo High School, maka Algavaro jawabannya. Ketua geng Zefron yang ditakuti satu sekolah dengan bandana biru yang melingkar di dahinya. Semua orang mengenalnya sebagai murid laki-laki yang berperawakan t...