33. Kawasan Bebas Bucin

121 10 1
                                    

Setelah sekian ....
Baca part sebelumnya ya biar nggak lupa alur🥰.

Thanks buat yang masih nungguin, walaupun cerita ini hampir berdebu, dan aku gak rela banget kalo sampe cerita ini berdebu:v.

Buat yang udah ngertiin aku, lope sekebon❤️❤️. Nyari inspirasi gampang-gampang susah gaiss wkwk.






Di belakang gudang Zigo High School, Algavaro dan Aron saling menatap tajam. Tempat yang jarang dilalui murid-murid ZHS membuat suasana di tempat ini selalu sepi.

Beberapa menit yang lalu Algavaro mengirimi pesan kepada sepupunya itu untuk menemuinya di belakang gudang sekolah. Ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan ketua Holigen itu.

"Sekali lagi gue peringatin! Urusan lo sama gue, jangan me-" Ucapan Algavaro terhenti saat Aron malah berdecak.

Aron menatap nyalang musuh di hadapannya, memperlihatkan senyum sengitnya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana. "Dan gue peringatin kalo lo itu nggak punya hubungan apapun sama dia!" tandasnya. "Lo, bukan siapa-siapanya!"

Pernyataan Aron membuat Algavaro diam sesaat. Ya, apa yang Aron katakan memang benar. Dia memang tidak mempunyai hubungan yang khusus dengan Abel. Dan Algavaro sadar akan hal itu.

"Kenapa diam?!" tukas Aron tepat di depan wajah Algavaro. "Lo bukan pacar dia, kan?!"

"Seberutal apapun lo buat gangguin Abel, gue lebih brutal buat ngejagain dia!" tegas Algavaro.

"Cowo bajingan kayak lo nggak berhak dapetin kebahagiaan! Lo itu caper ke Kakek, sampai-sampai dia ngasih perusahaan terbesar milik keluarga Areksa! Kakek emang bodoh!" ujar Aron penuh penekanan.

Mendengar pernyataan Aron yang mengatakan hal buruk tentang kakeknya membuat Algavaro mengepalkan tangannya kuat-kuat. Napasnya memburu. Sorot matanya tajam menghunus manik mata hitam milik sepupunya.

"Cucu macam apa yang ngatain mendiang kakeknya bodoh?! Siapa yang bajingan?!" kekar Algavaro tak terima.

"Pria tua itu udah mati!" ujar Aron sengit. Dapat dilihat dari raut wajahnya kalau dia sangat membenci kakeknya.

Satu bogeman langsung mendarat di perut Aron. Cowo itu langsung menatap nyalang ke arah Algavaro. Ya, pertarungan antar sepupu itu kembali terjadi untuk kesekian kalinya. Tidak ada salah satu di antaranya yang mau mengalah. Mereka sama-sama brutal setiap kali bertarung.

Algavaro kembali melayangkan tinjuan ke Aron sampai-sampai ketua Holigen itu jatuh ke belakang, membuat beberapa tumpukan kotak bekas berserakan. Kalau soal pertarungan, Algavaro memang lebih jago.

"Gue emang nggak terlalu peduli dengan masalah orang, tapi kalo lo ganggu Abel dan ngatain hal buruk tentang kakek, sama aja lo ganggu gue. Mulut sampah lo nggak pantes buat ngomong! Manusia nggak punya otak! Kalo bukan di sekolah, mati lo, bangsat!"

Merasa sudah puas, Algavaro membalikkan badan hendak meninggalkan Aron. Namun, amarah Aron semakin memuncak. Sekuat tenaga ia bangkit untuk membalas pukulan sepupunya.

Bughh!

Tubuh Algavaro jatuh ke tanah karena serangan Aron yang tiba-tiba. Senyuman miring diperlihatkan oleh Aron.

"Sampai kapan pun, kita gak akan berdamai!" hardik Aron sebelum membalikkan badan meninggalkan Algavaro.

Namun, Aron dikejutkan dengan kehadiran Abel yang secara tiba-tiba. Tanpa menatap dirinya, cewe itu berlari menghampiri Algavaro. Aron menatap keduanya sebentar sebelum kembali melangkahkan kaki meninggalkan area gudang belakang sekolah.

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang