18. Abel si Pemberani

173 13 0
                                    

"Bel, ada yang nyinyirin lo tuh di belakang," ucap Lintang.

"Biarin, gue ga peduli. Pura-pura nggak denger aja. Kalo diladenin mereka malah seneng," sahut Abel tak mengindahkan omongan cewek ZHS yang sekarang sedang membicarakannya di belakang.

Foto dirinya dengan Algavaro kemarin sudah di-posting di akun pergosipan ZHS. Entah siapa yang memotret mereka berdua diam-diam. Jika Abel tahu dia tidak akan mengampuni orang tersebut.

"Bel, itu Dimas yang lo ceritain, kan? Yang akhir-akhir ini ganggu lo?" Lintang melihat Dimas yang baru saja keluar dari kantin.

"Iya," jawab Abel malas.

"Mungkin, dia naksir lo kali?"

"Apaan, sih! Cepetan gue laper nih." Abel menyeret tangan Lintang agar mereka cepat sampai di kantin untuk membeli makanan.

Keberadaan anak Zefron di kantin dengan rutinitasnya bermain permainan dare adalah pemandangan yang membosankan bagi Abel. Tidak bisa apa sekali ini saja biarkan Abel menikmati makanan dengan tenang. Hawanya beda aja kalau udah ngeliat gerombolan anak Zefron.

"Apa kerennya Zefron sampai mereka ngeliatinnya nggak kedip," ucap Abel sambil menuangkan saus ke mangkok baksonya.

"Keren, lah!" celetuk Lintang. "Nih, gue perjelas biar lo makin paham. Menurut gue yang paling keren sih Kak Zen, pinter, cool, pemikirannya dewasa banget, idaman banget pokoknya," ucapnya senyum-senyum sambil menatap Zen di ujung kantin yang sedang tertidur. "Terus ada Kak Ferdy si anak sultan yang hobinya ngedrakor. Kak Jerry si paling receh dan manis. Kak Marko si paling terkenal fakboinya, hobinya gombalin cewek ZHS. Terus Kak Algavaro, ketua yang tegas, irit bicara, ganteng-" Belum sempat melanjutkan ucapannya, Abel sudah memasukkan satu bakso ke mulut Lintang.

"Hoax banget tau ga! Irit bicara apanya, orang dia cerewet, kok!"

"Ya mana gue tau, mungkin ke elo beda kali," ujar Lintang. "Nggak kebayang si kalau cowok kayak Kak Algavaro mendadak cerewet. Pasti mukanya cute, kan?

"Mulut lo minta disiram saus?" Abel mengambil botol saus hendak mengarahkan ke mulut Lintang tapi sudah dicegah duluan oleh Lintang.

"Bercanda! Abel gampang sensian ternyata, ya?"

"Whatever," ucap Abel lalu kembali menikmati baksonya.

"Di depan manis di belakang.busuk!" Abel berdecih menatap Violla yang ikut bergabung di meja Zefron.

"Lo bakal diem sampe kapan, Bel? Kenapa nggak langsung bongkar aja kebusukan dia?"

"Masalah dia sama gue, kalo dia bawa-bawa orang lain atau kelakuannya makin parah, baru itu gue nggak bakal biarin mulutnya berfungsi!" tancap Abel.

"Wih! Abel daebak! Ternyata lo bisa kejam juga," ledek Lintang.

"Berbuat kejam untuk orang yang kejam itu nggak salah, kan? Asal tau batasannya aja."

🏍️🏍️🏍️

Saat ini Abel dan Lintang sedang berada di toilet. Sebenarnya Abel masih takut untuk masuk ke dalam. Tapi Lintang memaksanya, katanya kalau nggak dipaksain nggak bakal berani masuk ke toilet sampai lulus.

"Nggak gelap, kan? Tenang aja kalau ada yang macem-macem ke lo gue maju paling depan!" ujar Lintang.

"Hem, gue trauma aja," sahut Abel yang sedang mengoles lip tint tipis-tipis di bibirnya.

"Lo murid baru, kan? Rambut lo lucu banget, sih? Dasar cupu! " seru seseorang yang baru saja masuk. "Awas aja kalau lo ngadu ke guru-guru! Hormati gue sebagai kakel!" sentak cewe berbadan besar dengan bibir yang merah merona.

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang