16. Rahasia Abel

191 14 0
                                    

"Gak!" tolak Abel.

Algavaro mengajak Abel ke acara keluarganya? Jelas Abel menolak. Dia tidak mau berurusan dengan cowok itu, apalagi sampai membawanya ke keluarga cowok nyebelin itu, cowok yang sudah ngaku-ngaku pacarnya, padahal tidak ada persetujuan dari Abel. Permainan dare waktu itu benar-benar membuat Abel sial.

"Ya udah, gue juga nggak bakal dateng," ujar Gava.

"Kresek bolong, kasian bokap lo, hargai dia dong," ucap Abel mencoba menjelaskan.

"Kresek bolong?"

"Iya lo kresek bolong!" geram Abel.

Melihat muka kesal Abel membuat Gava semakin gemas. "Tusuk cilok!" tandasnya.

"Apa?!" pekik Abel menatap tajam Gava.

"Kalo ngomong tajam banget kayak tusuk cilok." Gava tertawa renyah. Wajah sendu yang sebelumnya menghiasi cowok itu kini sudah digantikan dengan senyuman.

"Ishh nyebelin banget, sih!" Abel rasanya ingin mencakar wajah cowok di hadapannya. Tapi Abel ingat kalau dirinya bukanlah macan yang mempunyai kuku tajam.

Abel mengalihkan pandangannya dari Algavaro. Dia terlihat sedang menetralisir amarahnya. Nggak lucu kalau Abel berkelahi dengan cowok di hadapannya. Harusnya Abel mencari lawan sesama cewek, biar dia bisa adu mulut sekaligus jambak-jambakan, kan seru.

"Sore nanti, gue jemput lo. Gue nggak suka penolakan!" tegas Gava. Tanpa berbicara lagi, cowok itu melangkahkan kaki meninggalkan Abel yang masih terdiam.

Ingin mengatakan sesuatu tapi Algavaro sudah duluan menghilang dari pandangannya, membuat cewek itu membuang napasnya gusar.

🏍️🏍️🏍️

"Kenapa lo?" tanya Lintang saat Abel tiba-tiba duduk di sebelahnya. Sepertinya sahabatnya itu sedang kesal.

Berdebat dengan Algavaro membuat tenggorokan Abel terasa kering. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke kantin menyusul Lintang. Berniat untuk membeli minuman dingin.

Abel meminum es tehnya sampai tandas. Cewek itu benar-benar haus. Lalu merampas sebungkus cilok dari tangan Lintang. "Pengin gue lempar tuh orang sampe ke kutub Utara," ucap Abel sambil mengunyah cilok.

Lintang menelan salivanya. "Cilok gue, Abel," ucapnya memelas.

Saat sadar, Abel meringis, merasa bersalah. "Sorry, Lin." Cewek itu mengembalikan cilok milik Lintang.

"Nggak usah! Makan aja, gue mau beli lagi," ucap Lintang ikhlas.

"Okedeh, thanks!"

"Lo kenapa? Cerita sama gue. Ke ruang BK ngisi data kok lama banget, hem? Balik-balik mukanya ditekuk gitu."

"Ya siapa lagi kalo bukan Algavaro. Satu-satunya orang yang bikin gue kesel di ZHS!" tandas Abel. "Dia itu cerewet banget, nyebelin lah pokoknya!"

Lintang menaikan alisnya lalu terkekeh. "Cerewet? Bel, Kak Algavaro tuh dingin, datar, nggak banyak bicara, jarang berekspresi-"

"Bullshit!" Abel memotong perkataan Lintang. "Asal lo tau, dia tadi curhat panjang lebar ke gue, dan bodohnya gue dengerin dan menanggapi curhatannya!" gerutu Abel.

Lintang membulatkan matanya. "Seorang Kak Algavaro ketua Zefron curhat ke elo?!"

Abel mengangguk cepat sebagai balasan. "Dia mau gue nemenin dia dateng ke acara nikahan bokapnya."

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang