Seharusnya sekarang jam pelajaran fisika. Tapi guru yang mengajar tidak datang mengisi kelas karena sedang sakit. Alhasil mereka hanya diberi tugas. Jadi Abel memutuskan untuk keluar kelas. Buat apa ngerjain tugas kalau materinya aja belum dijelasin, itulah prinsip Abel.
Saat ini, Abel sedang berdiri di depan pos satpam. Wajah cewek itu terlihat ditekuk. Di sana juga ada Pak Pray dengan toa kesayangannya. Dari raut wajahnya, sepertinya satpam itu sedang menahan emosi.
"Saya tidak akan membukakan gerbang sebelum jam pulang!" tegas Pak Pray.
"Pak, pliss! Bentar aja, Pak," pinta Abel memohon kepada Pak Pray supaya membukakan gerbang.
Abel tergiur dengan milkshake di drink store yang berada di belakang Zigo High School. Gara-gara kemarin dia melihatnya saat cabut dari sekolah, Abel jadi ingin membeli milkshake di sana. Apalagi ditambah cuaca yang sangat panas ini. Membuatnya ingin cepat-cepat meneguk milkshake taro, minuman favoritnya. Cewek itu bisa saja keluar lewat pagar darurat, tapi sayang dia takut karena saat ini wilayah itu sangat sepi dan sunyi.
"Ntar Bapak saya beliin deh," ucap Abel.
"Nggak! Kamu ini kayak anak kecil! Ini masih jam pelajaran! Cepat masuk ke kelas!" perintah Pak Pray lalu langsung masuk ke dalam pos.
"Pak Pray nggak asik ih!" Abel menghentakkan kakinya sebelum berlalu dari sana. Pak Pray memang tidak mau berkompromi sedikit saja. Padahal, kan, Abel sudah memberi sogokan berupa nasi rames. Pak Pray mengambil nasi ramesnya dan tidak membukakan gerbang untuk Abel. Dia memang satpam curang.
Akhirnya Abel berjalan menuju kelas dengan wajah lesu. Namun, saat melewati taman sekolah Abel tidak sengaja mendengar perbincangan seseorang yang mencurigakan sehingga dia memutuskan untuk bersembunyi di balik semak-semak.
"Kalo dibiarin cewek itu semakin menjadi-jadi!"
"Dia keliatan caper banget sama Algavaro nggak, sih?"
"Murid baru sok cantik banget!"
"Eh, Vi. Kok, gue heran ya kenapa Gava bisa-bisanya bikin dare kayak gitu?" Kela menatap temannya heran.
"Gak tau gue," jawab Violla.
"Terus rencana lo selanjutnya apa? Setelah rencana yang di toilet kemarin gagal?" tanya Kela.
"Masih gue pikir-pikir. Tapi yang jelas gue harus kasih pelajaran sama cewek itu!" tandas Violla.
Murid baru? Rencana di toilet? Ada hubungannya dengan dare Algavaro? Maksudnya gue? Batin Abel.
"Oh, lo mau main-main sama gue. Oke, gue terima permainan lo itu! Di depan manis tapi di belakang busuk!" umpat Abel.
"Apanya yang busuk?" Suara seseorang dari belakang membuat Abel terperanjat kaget. "Lo ngapain, sih, ngikutin gue terus?!" tukas Abel.
"Ini tempat umum," jawabnya santai.
"Al, mulai sekarang lo jangan deket-deket gue lagi!" Raut wajah Abel terlihat serius.
Algavaro menautkan alisnya. "Kenapa?"
"Seperti yang gue bilang. Kalo kita deket-deket, pasti ada aja orang yang nggak suka! Lagian, lo juga selalu bikin gue kesel!"
"Jangan urusin orang lain apalagi masukin omongan mereka ke dalam hati. Mereka berbuat kayak gitu karena mereka iri," tutur Gava.
Benar kata Gava, kadang kita nggak perlu meladeni omongan negatif orang-orang terhadap kita. Apalagi sampai memasukannya ke dalam hati yang bisa bikin kita down. Mereka berbicara seenaknya tanpa tau fakta yang sebenarnya. Bukankah, memandang seseorang hanya dengan sebelah mata itu sama saja seperti kita memandang duri mawar, dia tidak tahu saja kalau duri tersebut berasal dari pohon bunga mawar yang sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGAVARO
Teen FictionJika ditanya siapa penyandang gelar badboy di Zigo High School, maka Algavaro jawabannya. Ketua geng Zefron yang ditakuti satu sekolah dengan bandana biru yang melingkar di dahinya. Semua orang mengenalnya sebagai murid laki-laki yang berperawakan t...