29. Sandwich

112 9 0
                                    

Tanpa basa-basi, Algavaro langsung melayangkan beberapa tinjuan ke perut pria itu. Tidak ada celah bagi lawannya jika Algavaro sudah emosi. Cowok itu sangat tidak suka jika membiarkan seorang penjahat lolos begitu saja sebelum babak belur oleh tangan Algavaro sendiri.

Setelah beberapa menit, Algavaro berhasil membuat musuhnya tersungkur ke tanah tak berdaya. Prua itu masih bernapas. Ya, Algavaro sengaja tidak menghabisinya karena dia bukan psikopat macam Aron.

"Berani lo sentuh dia, gue buat kepala sama kaki kalian pisah!" tandas Algavaro menakut-nakuti, sorot matanya menatap tajam ke arah pria yang dari tadi mencekal lengan Abel.

Dengan cepat, tangan laki-laki yang menahan tubuh Abel langsung melepaskannya dan menjauhkan diri dari Abel. Sudah pasti dia ketakutan saat mendapat tatapan tajam dari ketua Zefron, tatapan yang bisa mematikan lawannya.

"Al!" teriak Abel kala melihat penjahat itu bangun dan hendak melayangkan tinjuan ke Algavaro dari belakang.

Tapi, bukan Algavaro namanya kalau tidak cepat tanggap. Cowok itu berhasil membuat musuhnya lagi-lagi tersungkur ke tanah. Sudah beberapa kali Algavaro melayangkan pukulan ke mereka sehingga salah satu dari pria itu hanya bisa meringis kesakitan. Sementara yang satunya masih menatap Algavaro dengan pasrah.

Algavaro berjalan ke arah Abel dan berdiri di depan cewe itu. "Tetap di belakang gue," pinta Algavaro yang dibalas anggukan oleh Abel.

"La-lawan dia, bego!" perintah temannya yang tersungkur di tanah.

"Siapa orang suruhan kalian?! Kasih tau, atau kalian bakal mati di tangan gue!" tandas Algavaro.

Abel hanya bisa menelan salivanya mengetahui bagaimana ketua Zefron jika sedang emosi. Cowo itu lebih terlihat seperti singa yang bertemu mangsanya.

"Hah? Eh, a-anu," jawabnya terbata-bata. Tanpa aba-aba, dia malah berlari menghampiri temannya lalu pergi begitu saja. Mereka berdua berlari tertatih-tatih meninggalkan area kompleks.

Algavaro mengepalkan tangannya kuat-kuat. Hendak mengejar, tapi tangan Abel sudah duluan menahan tangan Algavaro.

"Udah, biarin," cegah Abel.

Algavaro menatap Abel dengan saksama. "Lo, gapapa?" tanyanya yang hanya dibalas anggukan oleh Abel. Bisa dilihat dari raut wajah cewe itu yang masih terlihat ketakutan.

Beberapa detik hening. Mereka masih diam di tempat. Algavaro terlihat sedang berusaha mengatur napasnya. Sementara Abel, dia bingung harus mengatakan apa karena sebetulnya dia masih syok dengan kejadian tadi.

Tangan Abel naik menyentuh dahi Algavaro dengan pelan, membuat cowo itu kembali menatap Abel. "Lo terluka," ucap Abel menatap intens goresan luka di dahi Algavaro sebelum kedua netra mereka bertemu.

Beberapa detik hening, sebelum akhirnya Abel sadar dan cepat-cepat mengalihkan pandangan ke arah lain. Cewe itu berdeham. Kenapa suasananya jadi canggung seperti ini?

"Ikut gue!" Abel menarik tangan Algavaro lalu membawanya pergi dari tempat itu.

🏍️🏍️🏍️

Di teras rumah, Abel mengobati luka Algavaro. Dia membawanya ke rumah karena memang sudah tanggung jawabnya. Cowo itu terluka karena dirinya.

Dengan telaten Abel membersihkan luka di dahi Algavaro menggunakan cairan alkohol. Cowo itu hanya diam saja sambil memperhatikan sekitar, sesekali menatap Abel karena sekarang mereka duduk hanya berjarak lima centimeter saja.

Setelah menutupi luka Algavaro dengan kain kasa dan plester, Abel memandang langit hitam di atas sana. Sesekali menghela napas pelan. Hening sesaat, sebelum akhirnya Abel berdeham.

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang