Lima inti Zefron kini sudah berada di parkiran. Sudah siap untuk menuju markas. Beberapa anggota lain sudah lebih dulu ke sana. Jadi mereka hanya berlima di parkiran.
Pesona Gava yang notabenenya paling ganteng di antara mereka, membuat siapa saja yang melihatnya tak berkedip, terkhusus kaum hawa.
Gava dengan bandana biru yang melingkar di kepalanya, lalu ada Zen dengan jaket jeans kasualnya yang diikat di pinggang, Ferdy dengan lengan seragam yang dilipat hingga terlihat lengannya yang berotot, Marko dengan jambul khasnya, setelah itu ada Jerry dengan hoodie hitamnya.
Suara deruan motor terdengar di seluruh penjuru ZHS. Tanda kalau anak Zefron akan melaju kencang menuju gerbang. Tentu saja menjadi pusat perhatian murid-murid yang berlalu lalang.
"Gila, Kak Gava sama gengnya keren banget! Kak Zen juga, awww!" seru Lintang di depan halte saat melihat barisan motor milik Zefron. Lintang termasuk salah satu yang mengidolakan Zefron.
Abel yang mendengarnya menautkan alisnya. "Keren apaan? Yang ada tuh mereka ganggu jalanan tau ga!"
"Mending lo diem aja deh! Murid baru nggak tau apa-apa," ucap Lintang ada benarnya. Abel murid baru yang tidak tahu apa-apa seharusnya diam saja.
"Heh mau kemana?" tanya Lintang kepada Abel yang berjalan ke tengah jalan. "Wah gila tuh anak! Mau cari mati!"
Abel yang tiba-tiba melintas di tengah jalan membuat Gava mengerem mendadak sehingga ia berhenti tepat di depan cewek itu. Begitupun dengan yang lainnya.
"Woi, lo mau nyari mati?!" seru Jerry yang berada di barisan paling belakang.
Murid-murid yang belum pulang seketika dibuat heboh dengan kejadian itu. Bisa-bisanya ada cewek yang sengaja melintasi jalan saat sang penguasa jalan hendak melewatinya.
Gava memandang Abel dalam-dalam. Lalu menghembuskan napasnya pelan. Saat melihat Rabelline, Gava selalu saja teringat pada Abelnya. Cewek itu yang tadi pagi membuat dirinya mati kutu.
Abel tertawa sumbang. "Bukannya ini jalanan umum, ya?"
"Iya! Tapi lo nyari mati!" tukas Ferdy.
"Bukannya kebalik ya? Kalian yang ngebut bego!" ucap Abel penuh penekanan.
"Wah! Berani banget dia bos! Harus kita apain nih cewek?" Jerry mengarahkan pandangannya ke Gava yang sedari tadi diam dengan tatapan datar yang mengarah ke Abel.
"Eh udah-udah. Kasian dia cewek," timpal Marko. "Eh neng, mau abang anterin balik nggak? Boncengan belakang abang masih kosong loh," lanjutnya dengan nada menggoda, seperti fakboy pada umumnya. Marko tidak tahu situasi saja. Sifat buayanya keluar begitu saja saat melihat cewek cantik seperti Abel.
Cewek dengan rambut coklat terurai sedikit bergelombang itu tersenyum sinis. "Ternyata anak Zefron ada fakboy-nya juga," ucap Abel. "Gue cuma mau bilang, ketua lo songong banget. Bilangin ke dia, jangan sok jadi penguasa di sini!" tandas Abel lalu langsung melangkahkan kaki menuju seberang, berniat ingin membeli cilor.
Membeli cilor sebenarnya hanya alasan Abel saja. Aslinya Abel ingin cari gara-gara dengan anak Zefron. Bagi Abel itu hal asik ketika dia mengganggu anak Zefron atau mengeluarkan kata-kata pedas pada ketuanya.
"Wih bos! Cewek itu beda dari yang lain! Berani banget sumpah," celetuk Marko.
Iya, dia emang beda dari yang lain, batin Gava.
Tak sadar ada sedikit senyuman yang mengembang di bibir Gava. Tapi hanya sekejap.
"Marko, lo sadar nggak sih udah merusak nama baik Zefron," ujar Ferdy.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGAVARO
Teen FictionJika ditanya siapa penyandang gelar badboy di Zigo High School, maka Algavaro jawabannya. Ketua geng Zefron yang ditakuti satu sekolah dengan bandana biru yang melingkar di dahinya. Semua orang mengenalnya sebagai murid laki-laki yang berperawakan t...