3. Dare untuk Gava

416 16 7
                                    

Semua anggota Zefron mengalihkan perhatiannya. Rafli, dia membuang tongkat itu jauh-jauh.

"Lo berani sama gue?" Aron menatap tajam Rafli.

"Udah cukup, gue udah sadar perilaku lo itu merugikan banyak orang termasuk gue! Gue akan bayar semua utang-utang gue ke lo!" cecar Rafli yang sedari tadi diam di pojok menyaksikan pertarungan sengit dua geng besar itu.

Anggota Zefron yang tadinya menganggap perkataan Rafli bohongan sekarang jadi percaya. Rafli menyelamatkan Gava dari tongkat cowok licik itu.

"Lo boleh pergi, bilang ke gue kalau dia macam-macam sama lo!" perintah Gava kepada Rafli. Rafli pun mengangguk.

"Utang lo, biar anak buah Gava yang ngurus. Lo tenang aja," ucap Ferdy ketika Rafli berjalan melewatinya.

Rafli tersenyum. "Thanks! Ternyata, Zefron nggak seburuk yang gue kira. Semoga Zefron selalu membantu orang-orang yang bernasib buruk kayak gue." Rafli tersenyum lalu pergi.

Aron berusaha berdiri sekuat tenaga. "Ini belum selesai. Tunggu gue kembali!" tukas Aron lalu melangkahkan kaki keluar markas dengan kekalahan yang ia dapat.

Sejauh ini, siapa pun yang bertarung dengan Gava maka akan pulang dengan kekalahan. Leader Zefron itu memang tidak ada tandingannya.

"Sampah lo! Mati aja sono! Lo yang ngajak tarung malah lo yang kalah!" pekik Marko namun tak dihiraukan oleh Aron.

"Malu gak sih?" tambah Ferdy tapi Aron sudah duluan menghilang dari pandangannya.

"Kita harus selalu waspada! Jika di antara kalian ada yang mendapat ancaman-ancaman, langsung lapor ke gue!" seru Gava membuat yang lain mengangguk setuju.

🏍️🏍️🏍️

Abel melempar tasnya ke arah kasur asal-asalan. Hari pertama di sekolah barunya sangat melelahkan baginya. Tapi ini memang tujuan Abel. Ya, tujuan Abel sekarang di sekolah adalah untuk mencari keributan. Jadi kalau dia capek adalah resikonya.

Abel yang malang. Selama ini hidupnya sangat membosankan. Dia harus menuruti keinginan kedua orang tuanya. Abel harus menjadi siswi pintar, disiplin, sopan, kalem, dan tidak boleh bermain layaknya remaja pada umunya. Abel capek ngambis terus. Dia capek menuruti keinginan kedua orang tuanya sedangkan kedua orang tuanya tidak pernah mendengarkan sedikitpun permintaan Abel.

Sudah dua hari ini Abel pindah ke Jakarta. Urusan bisnis papahnya membuat mereka harus pindah rumah dari satu kota ke kota lain. Semoga ini terakhir kalinya Abel pindah rumah.

Setelah bersih-bersih, Abel merebahkan tubuhnya di kasur. Dengan rambut yang dikepang dua, Abel terlihat lebih kalem.

Hari ini, untuk pertama kalinya dalam hidup, Abel mengubah sikapnya menjadi cewek bar-bar. Dan kasus menabrak motor ketua geng Zefron adalah kasus pertamanya seumur hidup bersekolah.

"Geng terbesar di ZHS sekaligus geng yang ditakuti banyak anak. Lo jangan sekali-kali berurusan sama anak Zefron atau hidup lo bakal nggak tenang, apalagi sama ketuanya, bisa habis lo!"

Kata-kata Lintang masih terngiang di telinga Abel. Abel jadi was-was. Pasalnya tadi Abel berurusan dengan Zefron terlebih lagi dengan ketuanya.

Apa hidup Abel nggak bakal tenang karena sudah mencari gara-gara dengan Gava, ketua Zefron ....

Abel segera menyingkirkan pikiran negatif itu. Lalu menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. "Ternyata, hidup bebas itu menyenangkan."

Merasa lapar, Abel berniat mengambil camilan di dapur. Saat di tangga, Abel melihat pemandangan yang hampir setiap hari Abel melihatnya.

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang