26. Kebodohan

143 9 0
                                    

Semua anggota Zefron yang sedang duduk di markas terkejut ketika melihat Marko membawa dua cewe yang sudah pasti mereka kenal. Termasuk Algavaro yang sebelumnya sedang bermain catur bersama Ferdy. Cowok itu pun bertanya-tanya kenapa Abel bisa berada di markas Zefron, padahal sebelumnya dia belum pernah membawanya ke sini.

"Liat nih gengs, gue bawa siapa," ucap Marko lalu menarik paksa Abel dan Lintang untuk duduk di antara mereka.

Bodoh banget, gue! umpat Abel dalam hati.

Abel melirik Algavaro. Kedua netra mereka saling bertemu. Tetapi Algavaro memilih untuk mengalihkan pandangannya dari Abel. Dia tau kalau Abel pasti akan merasa risi jika dipandang olehnya.

Dalam hati Abel berdecih, sok jual mahal! Lalu beralih menatap seisi ruangan. Markas ini memang tidak terlihat seperti markas geng motor pada umumnya. Malah arsitekturnya lebih terlihat mirip kafe. Wajar dong kalau dirinya mengira ini kafe. Tapi sial, Abel jadi terjebak di dalam sini.

"Lo abis mungut mereka berdua dari mana?" tanya Jerry.

"Mungut? Emang kita apaan!" sergah Abel.

Jerry malah cengengesan. "Galak banget, Neng."

"Ini tempat apaan, sih. Jelek banget," celetuk Abel membuat yang lainnya mendelik. Bukan marah, tapi mereka tidak percaya saja kalau Abel akan mengatakan hal itu.

"Kata lo tadi bagus," sahut Lintang dengan wajah polos, membuat Abel menginjakkan kakinya diam-diam ke salah satu kaki Lintang. Kadang Lintang memang tidak tau situasi. Abel jadi heran, kenapa sahabatnya itu mendadak jadi sepolos itu, apa karena ada Zen?

Semua anggota Zefron terkekeh, kecuali Algavaro. Cowok itu hanya menyunggingkan bibirnya singkat. Entah kenapa dia tidak ingin tertawa lepas di hadapan Abel dan teman-temannya, padahal dalam hati Algavaro ingin tertawa.

"Jujur banget sich kamu, jadi gemes dech," ucap Marko seraya memperlihatkan wajah sok imutnya kepada Lintang.

"Ceritain dong, kenapa kalian bisa sampe ke sini?" tanya Ferdy penasaran.

"Apakah kalian bidadari dari langit yang tersesat?" pikir Maron.

"Bidadari cuma fiksi, njir!" tanggap Jerry.

"Tapi kalo bidadari surga itu nyata!" tandas Maron.

"Emang lo udah pernah ke surga?" tanya Haikal.

Maron malah cengengesan. "Kata pak ustadz."

"Husttt! Ini kita nanya kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya Ferdy mengulangi.

"Kebetulan gue sama Lintang tadi beli martabak di toko sebelah. Malah ditarik masuk ke sini," jelas Abel lalu melirik Marko kesal.

Marko dan yang lainnya mengerutkan dahi. "Beli martabak?" tanya Marko.

"Keliatan banget bohongnya," lirih Algavaro yang masih bisa didengar Abel. Cowok itu beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kaki keluar tanpa berpamitan dengan teman-temannya.

"Kemana, Bang?" tanya Maron.

"Balik," jawab Algavaro tanpa menoleh.

"Ah elah, cepet banget, bos!" protes Marko.

"Nggak mau ngopi-ngopi dulu apa?" tanya Ferdy.

Bukannya menjawab, Algavaro malah kembali melanjutkan langkahnya tanpa mau menanggapi teman-temannya. Cowok itu emang kembarannya kulkas, cuma modelnya aja dalam bentuk manusia.

"Gue juga pulang." Abel beranjak dari duduknya, membuat Lintang juga ikut beranjak.

"A—aku juga," ucap Lintang.

ALGAVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang